Page 350 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 350
Gambar 9.6 Presiden Soekarno sedang berpidato dalam perayaan Kemerdekaan Indonesia
yang kemudian pidatonya pada tanggal 17 Agustus 1959 dinamakan Manfestasi Politik
Indonesia (Manipol). Sumber: Buku 30 Tahun Indonesia Merdeka.
Sistem pemerintah menurut Demokrasi Terpimpin seperti yang
dikehendaki oleh pemerintah tidak akan berhasil di Sumatera dan Sulawesi.
Abidin menganggap pemerintahan otokrat yang tersirat dalam Demokrasi
Terpimpin sama dengan beberapa perubahan kecil dengan yang berlaku di Jawa
zaman dahulu; pejabat pemerintah akan mempunyai sifat yang sama dengan
kaum priyayi.
51
Argumentasi lain, yang mendukung kekuasaan presiden yang lebih besar
dalam sistem Demokrasi Terpimpin ialah mencegah kudeta militer seperti yang
terjadi di negara-negara tetangga. Menurut Njoto (PKI), Demokrasi Terpimpin
diperlukan untuk mencegah Indonesia mengikuti contoh-contoh negara-negara
seperti Pakistan, Thailand, dan Burma (negara-negara yang mengalami kejadian
kudeta militer). Ia beranggapan bahwa Demokrasi Terpimpin merupakan lawan
atau menentang baik kediktatoran sipil maupun militer. Ia mengutip pernyataan
Perdana Menteri Djuanda, “Kita bukan hanya anti satu macam diktatur, kita anti
diktatur militer maupun diktatur sipil”. Aswanawi dan Simorangkir (Parkindo),
sementara mengakui perlunya memusatkan keadaan di tangan Presiden karena
krisis yang dihadapi Indonesia di semua sektor, tetapi menekankan bahwa
keperluan ini bersifat sementara.
52
51 Ibid., h. 367.
52 Ibid., h. 369.
Sejarah Nasional Indonesia VI 346