Page 351 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 351
e. Keadaan Ekonomi
Salah satu slogan dalam Demokrasi Terpimpin
reminder ialah Ekonomi Terpimpin. Dalam kenyataan yang
dimaksud dengan ini oleh pemerintah ialah peranan
Dalam pidatonya
tanggal 17 Agustus pemerintah langsung dan tak langsung dalam
1959 Soekarno ekonomi. Dalam pidatonya pada hari peringatan
53
memberikan landasan
ideologis pada hari kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945,
gagasan Demokrasi Soekarno menguraikan ideologi Demokrasi Terpimpin
Terpimpin, yang yang beberapa bulan kemudian dinamakan Manipol.
diberinya nama
Manipol, atau Manifes Beliau menyerukan di bangkitkannya kembali
Politik semangat revolusi, keadilan sosial, dan retooling
lembaga-lembaga dan organisasi-organisasi negara
demi revolusi yang berkesinambungan. Pada awal tahun 1960 keyakinan yang
samar-samar ini menjadi semakin rumit karena ditambahkannya kata USDEK,
yang berarti Undang-Undang Dasar 1945, sosialisme ala Indonesia, Demokrasi
Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian Indonesia. Hatta dari semula,
54
pada saat kebijaksaan itu dikumandangkan pada prinsipnya menyetujui tetapi
secara kongkret banyak mengecamnya. Menurutnya, ekonomi terpimpin erat
sekali hubungannya dengan ekonomi berencana. Hatta mengingatkan bahwa
Ekonomi Terpimpin tetap bersandar pada prinsip ekonomi.
55
Pada dasarnya, perkembangan kehidupan perekonomian indonesia
pada masa Demokrasi Terpimpin merupakan pengembangan dari rencana-
rencana pembangunan yang telah disusun pada masa Demokrasi Parlementer.
Prinsip kehidupan ekonomi Indonesia dimasa Demokrasi Terpimpin adalah
pemerintah melakukan konsep ekonomi terpimpin dengan tujuan mewujudkan
masyarakat sosialis Indonesia. Sebuah keputusan yang diambil Soekarno yang
56
mengejutkan kehidupan ekonomi rakyat adalah menurunkan nilai uang kertas
Rp 500,- menjadi Rp 50,- dan Rp 1.000,- menjadi Rp 100,- sedangkan uang kertas
Rp 100,- nilainya tetap Rp 100,-. Bung Hatta pada tanggal 5 September menulis
pula sepucuk surat kepada Soekarno. Berikut kutipan dari surat tersebut:
53 Deliar Noer, Mohammad Hatta Biografi Politik, (Jakarta: LP3ES, 1990). h. 543.
54 Ricklefs. Op.Cit.
55 Deliar Noer. Op.Cit. hh. 543 – 544.
56 Sudirman, Sejarah Lengkap Indonesia dari Era Klasik hingga Terkini, (Yogyakarta: DIVA Press, 2014). h.
395.
Sejarah Nasional Indonesia VI 347