Page 355 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 355
maksud menjadikan salah satu jalan mempercepat tercapainya Sosialisme
Indonesia, ternyata hanya menguntungkan pemimpinnya saja yang kebanyakan
lahir menjadi OKB-OKM. Keempat, Indonesia pada tahun 1962 menjadi
penyelenggara Asian Games IV. Penyelenggaran ini memerlukan persiapan
seperti pembangunan sarana pertandingan dan akomodasi yang memerlukan
biaya besar sekali, misalnya kompleks Senayan, Hotel Indonesia. Kelima, Presiden
Soekarno makin senang mengadakan perjalanan luar negeri yang menggunakan
biaya besar, yang tidak diimbangi pemasukan modal asing ke Indonesia yang
diperlukan untuk bisa membangun. Keenam, modal asing memang tidak tertarik
masuk bumi Indonesia karena iklim karena iklim politik Indonesia memang
teralulu panas untuknya. Ketujuh, RI sedang mengerahkan segala kekuatannya
untuk membebaskan Irian Barat (Irian Jaya).
63
Sebelum Demokrasi Terpimpin, semangat nasionalisme Indonesia
menurun yaitu kurun waktu 1950-1957, pada masa itu, Indonesia dan motto
“Bhineka Tunggal Ika” mengalami berbagi ujian perpecahan kesatuan dengan
munculnya berbagai gerakan separatis yang bersifat kedaerahan. Kemudian
masa Demokrasi Terpimpin mucul berbagai konfrontasi, akan tetapi semangat
persatuan tumbuh dengan mengatas namakan kepentingan nasional. Masalah
pada saat Demokrasi Terpimpin selain perpecahan unsur politik dan militer
adalah keterpurukan ekonomi. Berbagai kebijakan ekonomi dilakukan meskipun
hasilnya jauh dari yang diharapkan. Soekarno memandang negara yang
masih dalam taraf membangun sebagai negara yang baru merdeka haruslah
mengedepankan kebijakan politik dan pembanguan ekonomi bukanlah suatu
bagian yang paling penting untuk proses national bulding.
64
f. Penyimpangan Masa Demokrasi Terpimpin
Demokrasi Terpimpin digambarkan sebagai suatu sistem Demokrasi
murni yang berlandaskan suatu ideologi yang memimpin dengan menentukan
tujuan serta cara-cara mencapainya. Demokrasi ini merupakan keyakinan yang
dipimpin oleh ideologi negara yaitu Pancasila dan hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan untuk memufakat diantara semua golongan
progresif. Tetapi dalam perkembangan selanjutnya, kata terpimpin tidak
63 Ibid. hlm. 116-117.
64 Sholehuddin, Op.Cit
Sejarah Nasional Indonesia VI 351