Page 393 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 393
Sanggau, Kalimantan Barat. Sekutu Inggris, Australia secara terbuka menuduh
bahwa Indonesia sedang melakukan agresi kepada Malaysia (Evantino, 2009:58).
Pada 2 September 1964, dibentuk Komando siaga (KOGA), panglimanya
Laksamana (U) Omar Dhani. Wakil panglima, Laksamana (L) Mulyadi dan Brigjen.
A. Wiranatakusumah. Kepala stafnya Komodor (U) Leo Watimena. Pembentukan
Komando Siaga kurang memberikan hasil yang berarti sehingga pada 28 Februari
1965, Presiden Sukarno mengubah KOGA dengan Komando Mandala Siaga
(KOLAGA). Panglimanya tetap Omar Dhani, Mayjen Soeharto, Wakil Panglima I,
Mulyadi Wakil Panglima II. Kepala stafnya tetap Laksda Leo Watimena dan wakil
Kepala Staf Brigjen. A. Satari (Poesponegoro, 2008:466).
Soeharto yang ditunjuk sebagai wakil KOLAGA, secara sepihak berusaha
menghambat konfrontasi. Dengan sepengetahuan Yani, Soeharto segera
memerintahkan kepala operasi khusus Kol. Ali Murtopo menjalin kontak
dengan Malaysia, masing-masing pada Agustus dan September 1964. Kegiatan
ini tidak tercium oleh Presiden Sukarno, namun berakibat fatal di mana lokasi
persembunyian gerilyawan Indonesia mudah diketaui tentara Inggris (Evantino,
2009:60).
Gambar 10.6 Selain Konfrontasi Militer, Indonesia juga melakukan upaya Diplomasi dala
penyelesaian konflik dengan Malaysia. Tampak Soekarno diapit oleh Jaksa Robert Kennedy
dan istrinya Ethel Kennedy ketika di Istana Merdeka untuk membicarakan penyelesaian konflik
Indonesia dan Malaysia. Sumber: Buku 30 Tahun Indonesia Merdeka.
Sejarah Nasional Indonesia VI 389