Page 388 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 388

berubah menjadi Komando Mandala Siaga (Kolaga). Kolaga dipimpin oleh Laksdya
            Udara Omar Dani sebagai Pangkolaga. Kolga sendiri terdiri dari tiga komando,
            yaitu Komando Tempur Satu (Kopurtu) berkeudukan di Sumatera yang terdiri
            dari 12 Batalyon TNI-AD, termasuk tiga batalyon Para dan satu Batalyon KKO.

                  Pada 17 Agustus 1964, 100 pasukan terjun payung Indonesia beserta 27
            gerilyawan komunis Cina mendarat di Pantai barat daya Johor dan mencoba
            membentuk pasukan gerilya. Pada 2 September 1964, pasukan terjun payung
            Indonesia kembali diterjunkan didaratkan di Labis, Johor, Pada 29 Oktober, 52

            tentara  Indonesia  mendarat  di  Pontian  di  perbatasan  Johor-Malaka  namun
            ditangkap oleh pasukan Resimen Askar Melayu di Raja dan tentara Selandia Baru,
            sementara itu Gerilyawan Cina ditangkap oleh pasukan Gerak Umum Kepolisian
            Kerajanan Malaysia di Batu 20, Muar, Johor (Evantino, 2009:53).

                  Di sepanjang perbatasan; pasukan Indonesia dan pasukan tak resminya
            mencoba menduduki Sarawak dan Sabah. Pada 1964 pasukan Indonesia mulai
            menyerang wilayah di Semenanjung Malaya. Pada 2  Januari 1964,  serangan
            mendadak tentara Indonesia di  pos  polisi  Inggris dekat Tawao berhasil

            menewaskan 8 tentara Inggris seta menciderai 19 lainnya. Malaysia kemudian
            mendesak  PBB  untuk  bertindak  pada  Indonesia.  Pemimpin  Sabah,  Donald
            Stephens menyerukan penempatan pasukan PBB di Kalimantan Utara (Anwar,
            2006:263).

                  Inggris kemudian  membalasnya dengan mengirimkan mata-mata untuk
            melintasi perbatasan Indonesia. Diantara mereka juga terdapat para perempuan
            dengan kedok sebagai pengungsi. Namun usaha ini mengalami kegagalan karena
            tentara Indonesia berhasil menangkap mata-mata Inggris tersebut. Para mata-

            mata ini ditugaskan untuk mendapatkan keterangan tentang kekuatan Pasukan
            Indonesia di perbatasan, mencari kegiatan Tentara Indonesia dan melakukan
            kekacauan di Indonesia (Evantino, 2009:53).
                  Menanggapi pernyataan Malaysia, Indonesia  lewat Menlu Subandrio

            mengemukakan fakta bahwa Malaysia juga melakukan pelanggaran terhadap
            Indonesia.  Faktanya,  pada  18  November  1963  pesawat  terbang  Inggris  tipe
            Auter ditembak di Kampung Kureh yang masuk wilayah Indonesia. Selain itu,
            pada 18 Desember 1963, sebuah helikopter Inggris juga ditembak jatuh diantara

            Kampung Lundu dan Biawak (Evantino, 2009:54).


                                                  Sejarah Nasional Indonesia VI            384
   383   384   385   386   387   388   389   390   391   392   393