Page 385 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 385
manifestasinya serta pengaman terhadap pelaksanaan program ekonomi. KOTI
dipimpin oleh Presiden/Pangti ABRI dengan seorang Kepala Staf yang mebawahi
Staf Gabungan (G) yang tediri dari: GI (Intelijen), G-II (Operasi), G-III (Pengerahan
Tenaga), G-IV (Logistik), G-V (Politik, Ekonomi dan Sosial) (Evantino, 2009:48).
Gambar 10.4 Brigade Sukarelawan Bantuan Tempur Dwikora dikirim ke perbatasan Kalimantan
Utara dalam operasi Dwikora. Ssumber: Buku 30 Tahun Indonesia Merdeka.
Presiden Sukarno mencanangkan Dwi Komando Rakyat (Dwikora) pada
3 Mei 1964, “untuk memperhebat ketahanan revolusioner rakyat Malaya,
Singapura, Sabah, Serawak, dan Brunei”. Dibawah kharisma dan orasi Sukarno nan
berkibar-kibar, semangat “ Ganyang Malaysia” dan “Ganyang Neokolonialisme”
bangkit seantero negeri. Presiden Soekarno menjelaskan maksud utama Dwikora
sebenarnya bukan bermusuhan dengan serumpun bangsa Melayu melainkan
untuk mengusir Inggris (Imperialisme/Neokolonialisme) dari wilayah Asia oleh
Melayu sendiri dengan membangkitkan semangat nasionalisme, militansi, dan
patriotisme (Evantino, 2009:48).
Guna pengerahan sukarelawan untuk tugas-tugas di bidang militer
dibentuk “Brigade Sukarelawan Bantuan Tempur Dwikora” dibawah pimpinan
Kolonel Sabirin Mochtar. Sasaran gerakan sukarelawan ini adalah sepanjang garis
perbatasan Kalimantan Utara dan di Semenanjung Malaya/Riau. Pemerintah
Indonesia kemudian membentuk pasukan para militer dari sukarelawan.
Pada saat yang bersamaan, Menteri Luar Negeri Cina, Chen Yi mengusulkan
pembentukan angkatan kelima seraya menjanjikan 100.000 pucuk senjata ringan
untuk angkatan kelima semakin berkembang (Evantino, 2009:49).
Sejarah Nasional Indonesia VI 381