Page 382 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 382
Pada 17 September 1963, Indonesia
memutuskan hubungan diplomatik dangan Kuala
reminder
Pada 17 September 1963, Lumpur. Malaysia melihat pembentukan federasi ini
Indonesia memutuskan sebagai masalah dalam negeri, tanpa tempat untuk
hubungan diplomatik turut campur tangan orang luar, tetapi Pemimpin
dangan Kuala Lumpur.
Malaysia melihat Indonesia melihat hal ini sebagai perjanjian yang
pembentukan federasi ini dilanggar dan sebagai bukti Imperialisme Inggris
sebagai masalah dalam (Evantino, 2009:45).
negeri, tanpa tempat
untuk turut campur Akibatnya setelah Malaysia mengumumkan
tangan orang luar, tetapi pembentukan Federasi Malaysia, timbul
Pemimpin Indonesia
melihat hal ini sebagai demonstrasi anti-Indonesia di Kuala Lumpur. Para
perjanjian yang dilanggar demonstran menyerbu gedung KBRI, merobek-
dan sebagai bukti robek foto Sukarno, membawa lambing negara
Imperialisme Inggris
Garuda Pancasila ke hadapan Tengku Abdul Rahman
dan memaksanya untuk menginjak Garuda. Hal ini
membuat amarah Sukarno terhadap Malaysia meledak. Sukarno yang murka
karena hal itu mengutuk tindakan Tengku yang menginjak-injak lambang negara
Indonesia dan melancarkan gerakan yang terkenal dengan Ganyang Malaysia
(Publisher, 2009:36).
Sukarno membuat propaganda di hadapan rakyat Indonesia. Soekarno
memproklamasikan gerakan Ganyang Malaysia melalui pidatonya yang amat
bersejarah, yaitu:
Kalau kita lapar itu biasa
Kalau kita malu itu juga biasa
Namun kalau kita lapar atau malu itu karena Malaysia, kurang ajar!
Kerahkan pasukan ke Kalimantan
Hajar cecunguk Malayan itu!
Pukul dan sikat jangan sampai tanah dan udara kita diinjak-injak oleh
Malaysian keparat itu
Doakan aku, aku kan berangkat ke medan juang sebagai patriot
bangsa, sebagai martir bangsa dan sebagai peluru bangsa yang
tak mau diinjak-injak harga dirinya
Serukan, serukan kepelosok negeri bahwa kita akan membalas
Sejarah Nasional Indonesia VI 378