Page 381 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 381
diselesaikan oleh bangsa Asia sendiri, maka Inteligen Inggris dan Malaysia
melansir: 1) berita Federasi Malaysia akan dibentuk pada 31 Agustus 1963;
2) mendahului pelaksanaan Persetujuan Manila yang menghendaki supaya
pembentukan itu dilakukan atas dasar Hak Penentuan Nasib Sendiri dari rakyat
bersangkutan, yang akan diatur oleh Sekretaris Jenderal PBB, waktu itu U Thant
(Sophian, 2008:7).
Oleh karenanya, Sekjen PBB mengirimkan Misi PBB ke Serawak dan Sabah
untuk meneliti sejauh mana rakyat Kalimantan Utara bersedia bergabung dalam
Federasi Malaysia, seperti yang dituntut oleh KTT Manila. Tapi misi sudah diatur
sedemikian rupa, dengan ketuanya dari Amerika, yaitu Laurence Michaelmore,
dibantu oleh delapan anggota dari berbagai negara. Indonesia, Malaysia dan
Filipina menyertakan juga wakil-wakilnya sebagai peninjau (Sophian, 2009:8)
Karena misi sedang bekerja, maka Kuala Lumpur berusaha meredakan
kemarahan Indonesia dan mengumumkan penundaan pembentukan Federasi
Malaysia sampai 16 September 1963, yaitu tanggal yang diperkirakan Misi PBB
sudah menyelesaikan tugasnya dengan hasil yang menguntungkan London dan
Kuala Lumpur. Penundaan tanggal dianggap oleh Indonesia sebagai proforma
belaka, karena hasilnya sudah ditentukan sesuai dengan keinginan Kuala Lumpur
dan London (Evantino, 2009:44).
Pendapat tersebutlah yang menurut Sukarno penuh akal-akalan. Inggris
mempersulit visa para peninjau Indonesia, sehingga mereka terlambat tiba.
Jumlah petugas PBB sangat dibatasi oleh Inggris, tak sebanding dengan luas
daerah yang harus diawasi. Tim itu sendiri baru mulai bekerja pada Agustus
1963. Sukarno mulai berang. “Pemerintah Indonesia telah dikentuti bulat-bulat
dan diperlakukan seperti patung,” kata Bung Karno saat itu (Evantino, 2009:45).
Pada 16 September 1963, Federasi Malaysia diumumkan berdiri, meliputi
Persekutuan Tanah Melayu, Singapura, Sabah, dan Serawak. Negara Federasi
Malaysia yang baru terbentuk pada tanggal 16 September 1963 adalah salah satu
factor penting insiden ini. Konfrontasi Indonesia-Malaysia merupakan salah satu
penyebab kedekatan Presiden Soekarno dengan PKI, menjelaskan motivasi para
tentara yang menggabungkan diri dari dalam gerakan G30S/Gestok (Gerakan
Satu Oktober), dan juga pada akhirnya menyebabkan PKI melakukan penculikan
petinggi Angkatan Darat (Publisher, 2009:35).
Sejarah Nasional Indonesia VI 377

