Page 377 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 377

pun ikut geram sehingga meletuslah peristiwa “demontrasi anti-indonesia” di
            Kuala Lumpur tepat pada tanggal 17 september 1963.
















                                                                  Gambar 10.1 Foto Sukarno
                                                                  sebelum diinjak oleh Tengku
                                                                  Abdurahman. Sumber: www.
                                                                  google.co.id/image


                  Aksi  demontrasi  anti-Indonesia  ditunjukan  pada  Indonesia  agar
            menghentikan aksinya di kalimantan, massa demontrasi berbondong-bondong
            mendatangi gedung ke Dubes Indonesia dan menghancurkannya serta merobek
            bendera, lambang pancasila, dan menginjak-injak foto Presiden Soekarno serta

            membawanya kehadapan Tengku Abdul Rahman untuk dipaksa menginjaknya
            juga. Dengan adanya aksi ini  sontak  membuat  Soekarno memutuskan untuk
            berperang dengan Malaysia  agar dapat menggagalkan pembentukan negara
            federasi.
                     1


                    2       Indonesia Menentang Negara

                            Federasi Malaysia


                  Reaksi Indonesia mulai muncul ketika 8 Desember 1962, setelah Azhari
            dituduh  memberontak  di  Brunei dan memproklamasikan kemerdekaan
            Kalimantan  Utara  yang  terdiri  dari  Brunai,  Serawak,  dan  Sabah.  Ia  kemudian
            melarikan  diri  bersama teman-temannya  menuju  Manila,  dan  menyatakan

            dirinya  sebagai  Perdana  Menteri  Negara  Kalimantan  Utara.  Atas  pernyataan
            kemerdekaan  Kalimantan  Utara  tersebut,  Tengku  Abdul  Rahman  menuding
            Indonesia sebagai biang keladinya (Anwar, 2006:5).




            1   Bakara T Wardaya, Indonesia Melawan Amerika, (Yogyakarta: Galang press, 2008). h.326

                                                  Sejarah Nasional Indonesia VI            373
   372   373   374   375   376   377   378   379   380   381   382