Page 391 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 391
6 Penyelesaian Konflik
Indonesia-Malaysia
Menghadapi serangan gencar Tentara Indonesia, Tengku Abdurrahman
menyatakan kesediaannya untuk berunding dengan Indonesia. Namun
Tengku Abdurrahman mensyaratkan bahwa perundingan dapat dilaksanakan
jika Indonesia memberi pengakuan terhadap Malaysia. Berakhirnya politik
konfrontasi Indonesia, dimulai dengan penarikan mundur tentara Indonesia dari
Sabah dan Serawak dan mengangkat negara netral sebagai juri perundingan
mereka (Evantino, 2009:54).
Konflik yang terjadi di Malaysia menaruh perhatian Amerika Serikat.
Robert Kennedy, adik Presiden Amerika John F, Kenedy mulai bertindak sebagai
penengah Indonesia dan Malaysia. Australia juga mulai bereaksi dengan
mengirim bantuan militer terhadap Malaysia sebanyak 2 juta pound yang terdiri
dari senjata ringan, pakaian seragam, dan alat-alat militer.
Australia menolak politik konfrontasi Indonesia karena terikat
perjanjian dengan Malaysia dalam persemakmuran Inggris dan area Malaysia
merupakan bagian integral dari garis pertahanan Australia, sebaliknya Amerika
belum mengambil kesimpulan bahwa politik Konfrontasi Indonesia dapat
membahayakan pengaruh Amerika di Asia Tenggara. Amerika masih menganggap
Indonesia sebagai negara yang dapat mengkonsilidasikan pengaruh nonkomunis
di Asia Tenggara (Evantino, 2009:55).
Pemerintah akhirnya setuju dengan penghentian tembak-menembak serta
akan berusaha menyelesaikan masalah Malaysia dengan jalan musyawarah.
Namun penghentian tembak-tembakan ditanggapi berbeda oleh pihak Malaysia.
Pemerintah Malaysia menyebarkan selebaran dari udara yang berisi agar tentara
Indonesia untuk meletakkan senjata dan mengibarkan bendera putih (Evantino,
2009:55).
Selebaran dari Pemerintah Malaysia ditentang Indonesia. Pemerintah
Indonesia hanya memerintahkan tentara Indonesia tetap ditempatnya tanpa
menyatakan menyerah. Pemerintah Indonesia hanya menyatakan bahwa tentara
para militer Indonesia tetap berada di tempatnya semula tanpa harus mundur
ke Indonesia. Mereka diperbolehkan menembak jika mereka ditembaki tentara
Sejarah Nasional Indonesia VI 387