Page 92 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 92
Menanggapi kasus penyerangan yang dilakukan APRA, kepolisian RIS
mengerahkan anggotanya untuk menjaga dan mengembaikan kondisi tertib Kota
Bandung. Selain itu, perdana menteri RIS yang saat itu dijabat oleh Mohammad
Hatta, mengadakan pertemuan dengan pihak Belanda untuk membahas
penyerangan yang dilakukan oleh Westerling. Hasil dari pertemuan Hatta dan
Komisaris Tinggi Belanda menyebutkan bahwa Westerling harus keluar dari kota
Bandung.
Pada saat berlangsungnya pertemuan tersebut, Hatta mendapat kabar
bahwa Westerling dibantu oleh Sultan Hamid II dari Kalimantan Barat bersama
dengan Anak Gde Agung dalam kasus penyerangan di Bandung tersebut. Pada
10
saat Mohammad Hatta hendak melakukan sidang bersama para menterinya,
tersiar kabar bahwa akan terjadi kudeta yang kembali dilakukan oleh pasukan
yang diperintah oleh Westerling. Dalam isu kudeta tersebut, Sultan Yogyakarta
menjadi target utama untuk diculik dan dibunuh. Hal terkait dengan posisi Sultan
Yogyakarta yang menjabat sebagai menteri pertahanan RIS. Namun isu tersebut
11
sudah diketahui terlebih dahulu oleh Hatta, sehingga Hatta memutuskan untuk
memberhentikan rapat dan kudeta tersebut gagal dilakukan.
Gambar 3.1 Raymon Westerling (kiri) dan Pasukan APRA Saat Memasuki Kota Bandung
(Kanan). Sumber: www.google.co.id/image
Selain itu dalam gerakan ini diketahui melibatkan Sultan Hamid II. Sultan
Hamid II kemudian berhasil ditangkap pada 4 April 1950.Penangkapan Sultan
Hamid dan gagalnya kudeta yang telah direncanakan tersebut membuat
10 Marvis Rose, Indonesia Merdeka:Biografi Politik Mohammad Hatta, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1991). h. 292
11 Ibid, h. 292
Sejarah Nasional Indonesia VI 88

