Page 95 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 95
3. Pesawat-pesawat AURIS menembaki kota
Makassar, reminder
4. Korvet Banteng menembaki Bonthain, Pemerintah pun
mengeluarkan instruksi
5. Brigade Garuda Mataram Divisi II di bahwa dalam waktu 2 x 24
bawah pimpinan Letnan Kolonel Soeharto jam Andi Aziz melaporkan
mendarat di Bonthain menuju Makassar, diri ke Jakarta untuk
6. Brigade 18 divisi I di bawah pimpinan mempertanggung jawabkan
perbuatannya. Pada tanggal
Letnan Kolonel S. Sokowati mendarat di 15 April 1950 Andi Aziz telah
Balangnipa dan Sinjai. berangkat ke Jakarta setelah
Sayangnya keadaan aman di Sulawesi didesak oleh presiden NIT
namun karena Andi Aziz
Selatan tidak berlangsung lama. Hal itu terlambat melapor ke Jakarta
disebabkan keberadaan pasukan KL-KNIL yang maka ia ditangkap dan diadili
sedang menunggu penarikan pasukan APRIS
keluar dari Makassar. Mereka sering melakukan provokasi dan memancing
bentrokan dengan pasukan APRIS. Pertempuran antara APRIS dan pasukan KL-
KNIL terjadi pada tanggal 5 Agustus 1950 di Kota Makassar yang pada waktu itu
berada dalam suasana peperangan. 19
Dalam pertempuran itu APRIS berhasil memukul mundur pasukan lawan.
Selanjutnya pasukan APRIS melakukan pengepungan terhadap tangsi-tangsi
prajurit KNIL. Pertempuran besar kembali meletus pada tanggal 5 Agustus
1950 petang, ketika markas Staf Brigade Garuda Mataram yang secara tiba-tiba
diserang oleh KL-KNIL yang menyadari kedudukannya semakin kritis, peristiwa
ini dikenal sebagai “Peristiwa 5-8” (5 Agustus). 20
Pada tanggal 8 Agustus 1950 pihak KL-KNIL meminta untuk berunding.
Perundingan yang dilakukan oleh Kolonel A. E. Kawilarang dari pihak RI dan
Mayor Jenderal Scheffelaar dari KL-KNIL. Hasilnya kedua belah pihak setuju
untuk menghentikan tembak-menembak dan dalam waktu dua hari pasukan KL-
KNIL harus meninggalkan Makassar. 21
c. Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)
Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) merupakan kelanjutan
dari pertentangan yang terjadi antara golongan nasionalis republiken dan
19 Poesponegoro & Notosusanto, Op.Cit. h. 355
20 Sekretariat Negara Republik Indonesia. Op.Cit. h. 36
21 Poesponegoro & Notosusanto. loc.cit.
Sejarah Nasional Indonesia VI 91