Page 98 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 98

7)   Menteri Perbekalan: P.W. Lokollo
                  8)   Menteri Pertahanan: A. Nanlohy
                  9)   Menteri Pendidikan: Ir. J.A. Manusama
                  10) Menteri Kesehatan: dr. Th. Pattiradjawane

                  11) Menteri Penerangan: Ir. Pesuarissa


                  Pada tanggal 9 Mei 1950 dibentuklah angkatan perang RMS yang mayoritas
            merupakan eks tentara KNIL dengan staf pimpinan sebagai berikut:

                  • Panglima: Sersan Mayor D.J. Samson
                  • Kepala Staf: Sersan Mayor Pattiwael
                  • Deputy:
                      a)  Sersan Mayor Kastanya

                      b)  Sersan Mayor Pieter
                      c)  Sersan Mayor Aipassa

                  Pada  tanggal  25  mei  1950  dibuatlah  undang-undang  dasar  sementara.

            Disamping itu dibacakan pula sebuah proklamasi dimana isi dari teks proklamasi
            ini memiliki dua alasan pokok mengapa RMS ada, yaitu: 28
                  Proklamasi  ini  sendiri  dianggap  sesuai  dengan  keputusan  dari  Dewan
            Maluku Selatan.  Teks proklamasi  tersebut disusun  oleh  D.Z.  Pesuarissa yang

            dibantu dengan Dr. Soumokil dan Ir. Manusama.  29
                  Pemerintah RIS berupaya untuk mengatasi masalah ini  secara damai,


               Yang pertama ialah: NIT sudah tidak sanggup mempertahankan kedudukannya sebagai
               Negara Bagian selaras dengan peraturan-peraturan Konferensi Denpasar yang masih sah
               berlaku.
               Yang kedua ialah: RIS sudah bertindak bertentangan dengan keputusan-keputusan KMB
               dan undang-undang dasarnya sendiri.



            yaitu dengan mengirimkan misi damai yang dipimpin oleh tokoh asli Maluku,
            dr. Leimena. Namun misi ini ditolak oleh Soumokil, bahkan mereka kemudian
            berupaya menarik perhatian dan pengakuan dari dunia internasional terutama



            28   Ibid , h. 70
            29   Ibid, h.  70

                                                  Sejarah Nasional Indonesia VI            94
   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103