Page 97 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 97
ke Manado pada tanggal 13 April. Di Ambon sendiri sudah dapat terlihat tanda-
tanda pemisahan wilayah dengan NIT.
24
Benih separatis ini pun muncul dari para birokrat pemerintah daerah.
Pada tanggal 4 April 1950 di Ambon Ir. Manusama mengundang para Rajapati
(penguasa desa) untuk mengadakan rapat di kantornya. Kepada para Rajapati
itu Ir. Manusama mengutarakan bahwa penggabungan wilayah Ambon ke NKRI
mengandung bahaya. Kemudian mereka pun menyetujui untuk mengadakan
rapat di Kota Ambon. Rapat umum itu dilakukan pada tanggal 18 April 1950
di Esplenade (sekarang Lapangan Merdeka) Kota Ambon yang diadakan suatu
rapat raksasa dimana Manusama membacakan pidatonya dengan semangat dan
jiwa yang berapi-api.
25
Pada tanggal 18 April 1950 untuk memperingatkan seluruh rakyat
Ambon akan bahaya penggabungan Ambon ke NKRI ia pun menghimbau agar
rakyat Maluku memperjuangkan Maluku merdeka setelah NIT bubar. Pidatonya
tersebut disebarluaskan melalui surat kabar “Siwa Lima” yang diasuh oleh Ir.
Pessauarisa yang merupakan seorang tokoh anti-republik yang kemudian
menjadi Menteri Penerangan RMS. 26
Pada tanggal 20 April 1950, Pupella dari Pemuda Indonesia Maluku
(PIM) mengajukan mosi tidak percaya dalam parlemen NIT. Mosi itu diterima
dengan baik, kemudian pada tanggal 25 April 1950 kabinet NIT pun meletakkan
jabatannya.
27
Dalam waktu yang singkat tepatnya pada tanggal 26 April 1950 yang
berdasarkan hasil rapat dibentuklah kabinet pertama dengan susunan para
menteri sebagai berikut:
1) Presiden: J.H. Manuhutu
2) Perdana Menteri: A. Wairissal
3) Menteri Luar Negeri: D.J. Gaspersz
4) Menteri Kehakiman: J. Taule
5) Menteri Keuangan: J.B. Pattiradjawane
6) Menteri Pekerja Umum: H.F. Pieter
24 Poesponegoro & Notosusanto. Op.Cit. h. 356
25 Ibid., h. 358;
26 Poesponegoro & Notosusanto, loc.cit
27 John A. Pattikayhatu, Op.Cit. h. 69
Sejarah Nasional Indonesia VI 93