Page 93 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 93
kedudukan Westerling di Pasundan semakin terdesak. Ia memutuskan untuk
meninggalkan Kota Bandung dan melarikan diri ke Jakarta. Dari Jakarta
Westerling kembali berhasil keluar dari Indonesia menuju Singapura. Pelarian
Westerling tersebut dicurigai mendapat bantuan dari Angkatan Laut Belanda. 12
Setelah Westerling dan beberapa pasukannya meninggalkan Pasundan,
APRIS melakukan sterilisasi di beberapa daerah di Negara Pasundan, terutama
di kota Bandung. Beberapa orang yang dicurigai merupakan anggota APRA
ditangkap. Beberapa diantaranya adalah Anwar Tjokroaminoto (Perdana Menteri
Pasundan), Komisaris Besar Polisi R.Jusuf, Komisaris Besar Polisi Djanakum, dan
Male Wiranatakusumah. 13
b. Pemberontakan Andi Aziz
Pada tanggal 5 April 1950 di Makassar terjadi pemberontakan yang
dilakukan oleh kesatuan-kesatuan bekas KNIL yang berada di bawah pimpinan
Kapten Andi Aziz. Sebelumnya pada tanggal 30 maret 1950, ia bersama dengan
para pasukan KNIL di bawah komandonya menggabungkan diri ke dalam APRIS
yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Ahmad Junus Mokoginta.
14
Pemberontakan ini terjadi karena adanya kekacauan yang terjadi di
Sulawesi Selatan pada bulan April 1950. Hal ini disebabkan karena sering
terjadi demonstrasi kelompok masyarakat yang anti-federal mendesak NIT
(Negara Indonesia Timur) untuk segera menggabungkan diri dengan Republik
Indonesia. Pada tanggal 5 April 1950 pemerintah mengirimkan satu batalion
pasukan TNI yang dipimpin oleh Mayor H.V. Worang, kedatangan pasukan dari
Jawa pun mengancam kedudukan dari masyarakat yang pro-federal. Mereka
pun bergabung dan menamakan diri “Pasukan Bebas” yang berada di bawah
pimpinan Kapten Andi Aziz.
15
Dalam surat kawat tanggal 5 April 1950 kepada Perdana Menteri NIT,
Mohammad Hatta mengatakan pihak RIS telah memerintahkan Batalion Worang
yang berada di depan pelabuhan Makassar untuk tidak mendarat terlebih dahulu
agar tidak terjadi pertumpahan darah. Hatta pun meminta kepada Perdana
12 Deliar Noer, Mohammad Hatta Biografi Politik, (Jakarta: LP3ES, 1991). h. 381
13 Poesponegoro & Notosussanto, Op.Cit. h. 346
14 Sekretariat Negara Republik Indonesia , 30 Tahun Indonesia Merdeka (1950-1964). 1985, h. 35
15 Poesponegoro & Notosussanto, op.cit, h. 349
Sejarah Nasional Indonesia VI 89