Page 139 - Final Manuskrip Gedong Kirtya Jilid I
P. 139

RINGKASAN ISI BABAD
                                     Babad ini menceritakan tentang garis keturunan Dalem Samprangan.   Gusti Pring, I Gusti Batan, I Gusti Undisan, I Gusti Alit Bungaya, I Gusti
                                     Diawali dengan wafatnya I Dewa Wahu Rawuh atau Sri Kresna Kapakisan   Alit Kawan, I Gusti Alit Tambesi, I Gusti Alit Galingga, I Gusti Alit Ubud,                                                                                                                                                             Tempat penyimpanan: keropak 25;
                                     di Kerajaan Samprangan. Beliau mempunyai tiga orang putra yaitu I Dewa   I Gusti Alit Basangkasa, lalu para Ngurah Dangin Pasar, Pring Cagahan,
                                     Samprangan, beliau gemar bersolek. I Dewa Panarukan, beliau mengalami   I Gusti Sukahet, lalu Pacung Abian Semal, Cacaha, paling akhir, I Gusti                                                                                                                                                               asal naskah: salinan; keadaan naskah:
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   baik; ukuran naskah: 35,4 cm x 3,5 cm;
                                     gangguan jiwa, keponakannya dinikahkan dengan Kuda. Sedangkan I   Ngurah Bungaya, setelah itu datanglah I Gusti Bablod, sungguh bagaikan
                                     Dewa Ketut, beliau seorang penjudi. I Dewa Samprangan diangkat menjadi   berwujud kala.                                                                                                                                                                                                                       ruang tulisan: 29 cm x 3,2 cm; tebal
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   naskah: 70 lembar; jumlah halaman:
                                     raja untuk menggantikan ayahnya, namun beliau lebih senang bersolek   Dalam babad ini juga mengisahkan tentang kedatangan Dang Hyang
                                     dibandingkan mengurus kerajaan. I Gusti Nguraḥ Abian Tubuh menghadap   Astapaka ke Bali. Diceritakan Dang Hyang Nirarta bersama Dang Hyang                                                                                                                                                                    140 halaman; jumlah baris per
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   halaman: 1v sampai 69v 4 baris, 70r
                                     I Dewa Samprangan, namun beliau tidak kunjung keluar, tak henti-hentinya   Astapaka melaksanakan upacara Homa. Beberapa tahun setelah pelaksanaan                                                                                           19.
                                     bercermin memperbaiki rambut, memperbaiki ikat pinggang, kemudian   Homa, Dalem Waturenggong wafat. Setelah itu, timbul huruhara di Gelgel                                                                                                                                                                    1 baris; aksara: Bali; cara penulisan:
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   digurat dari kiri ke kanan; bahan
                                     memperhatikan bayangannya pada periuk yang berisi air. Karena merasa I   yang diawali dengan I Gusti Batan Jeruk. Pemberontakan itu gagal. I                                                                  BABAD DALEM TARUKAN
                                     Dewa Samprangan tidak mampu memegang kendali kerajaan, I Gusti Abian   Gusti Batan Jeruk lari ke timur bersama keluarganya. I Gusti Batan Jeruk                                                                                                                                                               naskah: daun lontar; bahasa: Kawi;
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   bentuk teks: prosa; subjek: babad.
                                     Tubuh menghadap I Dewa Ketut, ketika beliau berada di arena perjudian,   gugur pada tahun saka Brahmana Nyarita Kawahan Mani. Pemerintahan
                                     beliau gelisah karena malu. Setelah sekian lama membujuk, akhirnya I   di gelgel dipimpin oleh Dalem Pemayun Bekung. Arya Manginte menjabat                                                                                                                                                                   Keterangan lain: pada cakĕpan terdapat
                                     Dewa Ketut berkenan menjadi raja di Kerajaan Gelgel dan memerintah   sebagai Patih Agung. Pada masa pemerintahan Dalem Bekung timbul                                                                                                                                                                          stiker bertuliskan “Babad Dalem
                                     dengan bijaksana. Diceritakan juga ketika kedatangan I Gusti Kaler untuk   pemberontakan I Gusti Pande Basa karena masalah wanita.                                                                                                                                                                            Tarukan Hal 1-70 4834/Va”. Pada
                                     menghadap I Dewa Ketut, banyak yang mengiringi perjalan beliau untuk                                                                                                                                                                                                                                          lembar 1r terdapat tulisan “// babad
                                     menghadap raja. Para pengiring datang dengan menggunakan kain blentang,   Babad ini juga menceritakan mengenai pemerintahan Dalem Dimade,                                                                                                                                                                     dalĕm tarukan∙”
                                     mengenakan ikat pinggang dewangga, patya ngrajasinga, mengenakan   sekilas tentang riwayat Ida Bang Manik Angkeran yang merupakan leluhur
                                     bunga tunjung tutur, diiringi oleh kijang emas, permata merah. I Gusti   Arya Bang Sidemen dan Arya Bang Pinatih. Pada bagian akhir babad juga
                                     Kaler diikuti oleh I Gusti Puna, I Gusti Lambing, I Gusti Bon Dalem, I   menjabarkan secara lengkap silsilah keturunan Arya Kepakisan.




















                 128                 KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA                                                                                                                                                                                                                      KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA         129
   134   135   136   137   138   139   140   141   142   143   144