Page 140 - Final Manuskrip Gedong Kirtya Jilid I
P. 140

RINGKASAN ISI BABAD
 Babad ini menceritakan tentang garis keturunan Dalem Samprangan.   Gusti Pring, I Gusti Batan, I Gusti Undisan, I Gusti Alit Bungaya, I Gusti
 Diawali dengan wafatnya I Dewa Wahu Rawuh atau Sri Kresna Kapakisan   Alit Kawan, I Gusti Alit Tambesi, I Gusti Alit Galingga, I Gusti Alit Ubud,      Tempat penyimpanan: keropak 25;
 di Kerajaan Samprangan. Beliau mempunyai tiga orang putra yaitu I Dewa   I Gusti Alit Basangkasa, lalu para Ngurah Dangin Pasar, Pring Cagahan,
 Samprangan, beliau gemar bersolek. I Dewa Panarukan, beliau mengalami   I Gusti Sukahet, lalu Pacung Abian Semal, Cacaha, paling akhir, I Gusti        asal naskah: salinan; keadaan naskah:
                                                                                                                                                        baik; ukuran naskah: 35,4 cm x 3,5 cm;
 gangguan jiwa, keponakannya dinikahkan dengan Kuda. Sedangkan I   Ngurah Bungaya, setelah itu datanglah I Gusti Bablod, sungguh bagaikan
 Dewa Ketut, beliau seorang penjudi. I Dewa Samprangan diangkat menjadi   berwujud kala.                                                                ruang tulisan: 29 cm x 3,2 cm; tebal
                                                                                                                                                        naskah: 70 lembar; jumlah halaman:
 raja untuk menggantikan ayahnya, namun beliau lebih senang bersolek   Dalam babad ini juga mengisahkan tentang kedatangan Dang Hyang
 dibandingkan mengurus kerajaan. I Gusti Nguraḥ Abian Tubuh menghadap   Astapaka ke Bali. Diceritakan Dang Hyang Nirarta bersama Dang Hyang             140 halaman; jumlah baris per
                                                                                                                                                        halaman: 1v sampai 69v 4 baris, 70r
 I Dewa Samprangan, namun beliau tidak kunjung keluar, tak henti-hentinya   Astapaka melaksanakan upacara Homa. Beberapa tahun setelah pelaksanaan   19.
 bercermin memperbaiki rambut, memperbaiki ikat pinggang, kemudian   Homa, Dalem Waturenggong wafat. Setelah itu, timbul huruhara di Gelgel             1 baris; aksara: Bali; cara penulisan:
                                                                                                                                                        digurat dari kiri ke kanan; bahan
 memperhatikan bayangannya pada periuk yang berisi air. Karena merasa I   yang diawali dengan I Gusti Batan Jeruk. Pemberontakan itu gagal. I   BABAD DALEM TARUKAN
 Dewa Samprangan tidak mampu memegang kendali kerajaan, I Gusti Abian   Gusti Batan Jeruk lari ke timur bersama keluarganya. I Gusti Batan Jeruk        naskah: daun lontar; bahasa: Kawi;
                                                                                                                                                        bentuk teks: prosa; subjek: babad.
 Tubuh menghadap I Dewa Ketut, ketika beliau berada di arena perjudian,   gugur pada tahun saka Brahmana Nyarita Kawahan Mani. Pemerintahan
 beliau gelisah karena malu. Setelah sekian lama membujuk, akhirnya I   di gelgel dipimpin oleh Dalem Pemayun Bekung. Arya Manginte menjabat            Keterangan lain: pada cakĕpan terdapat
 Dewa Ketut berkenan menjadi raja di Kerajaan Gelgel dan memerintah   sebagai Patih Agung. Pada masa pemerintahan Dalem Bekung timbul                   stiker bertuliskan “Babad Dalem
 dengan bijaksana. Diceritakan juga ketika kedatangan I Gusti Kaler untuk   pemberontakan I Gusti Pande Basa karena masalah wanita.                     Tarukan Hal 1-70 4834/Va”. Pada
 menghadap I Dewa Ketut, banyak yang mengiringi perjalan beliau untuk                                                                                   lembar 1r terdapat tulisan “// babad
 menghadap raja. Para pengiring datang dengan menggunakan kain blentang,   Babad ini juga menceritakan mengenai pemerintahan Dalem Dimade,              dalĕm tarukan∙”
 mengenakan ikat pinggang dewangga, patya ngrajasinga, mengenakan   sekilas tentang riwayat Ida Bang Manik Angkeran yang merupakan leluhur
 bunga tunjung tutur, diiringi oleh kijang emas, permata merah. I Gusti   Arya Bang Sidemen dan Arya Bang Pinatih. Pada bagian akhir babad juga
 Kaler diikuti oleh I Gusti Puna, I Gusti Lambing, I Gusti Bon Dalem, I   menjabarkan secara lengkap silsilah keturunan Arya Kepakisan.




















 128  KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA                                                          KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA         129
   135   136   137   138   139   140   141   142   143   144   145