Page 152 - Final Manuskrip Gedong Kirtya Jilid I
P. 152

RINGKASAN ISI BABAD
 Babad ini menceritakan pemerintahan Prabu Taruna di Majalekak. Beliau   Patih Kebo Iwa dapat dibunuh di Jawa.
 sangat sakti dan pandai berperang. Beliau memiliki delapan orang saudara   Setelah meninggalnya Ki Patih Kebo Iwa di Jawa, keadaan di Bali menjadi
 yang rupanya tampan yakni Arya Damar, Arya Pakis, Arya Binculu, Arya   lemah karena kehilangan salah satu patih andalan. Keadaan ini membuat
 Kenceng, Arya Waringin, Arya Belog, Arya Bleteng, Arya Panakawan dan   Raja Bali murka dan meminta Patih Ki Pasung Grigis untuk menyerang ke
 Arya Pakatik. Prabu Taruna mendengar kabar bahwa di Nusa Bali bertahtah   Majapahit. Kehebatan pasukan raja Bali membuat Majapahit kalangkabut         Tempat penyimpanan: kropak; asal:
 seorang raja yang merupakan keturunan Mayadanawa dengan Mahapatihnya   dan kembali Patih Liman Mada mengatur siasat agar dapat menundukkan             salinan; keadaan: baik; ukuran: 50,6
 Ki Pasung Grigis dan I Kebo Iwa. Kemudian Prabu Taruna memerintahkan   pasukan Ki Pasung Grigis. Ki Pasung Grigis dapat ditundukkan dengan             cm x 3,7 cm; ruang tulisan: 41,4 cm
 Mahapatihnya Ki Liman Mada untuk menundukkan Bali. Kepergian   siasat jahat Patih Liman Mada. Setelah tunduk Pasung Grigis, Nusa Bali                  x 3,3 cm; tebal: 10 lembar; jumlah
 Liman Mada ke Bali didampingi oleh Arya seperti Sira Arya Damar, Arya   dipersembahkan kepada Majapahit.                                               halaman: 20 halaman; jumlah baris per
 Kenceng, Arya Beleteng, Arya Belog, Arya Waringin, Arya Panakawan dan                                                                                  halaman: 4 baris; aksara: Bali; cara
 Arya Pakatik. Begitu juga para perwira lainnya.  Setelah berada di bawah kekuasaaan Majapahit, maka pemerintahan
 Bali diatur oleh Majapahit. Pemerintahan Bali dipindahkan ke Gelgel,                                                                                   penulisan: digurat dari kiri ke kanan;
 Setelah tiba di Bali, Ki Liman Mada bersama para Arya memetakan   di bawah kekuasaan para Arya dari Jawa (Majapahit). Karena berganti   21.            bahan: daun lontar; bahasa: Kawi;
 kekuatan raja di Bali. Akhirnya Ki Liman Mada memutuskan untuk   kepemimpinan, untuk mengembalikan situasi kembali kondusif secara                     bentuk teks: prosa; subjek: babad.
 membagi posisi para Arya untuk usaha penyerangan. Arya Bleteng   spiritual, maka para Arya menggelar upacara di Basukih. Babad ini   BABAD GUMI VA/3/719  Keterangan lain: terdapat tulisan
 mengambil posisi di wilayah Tangkas, Arya Kenceng mengambil posisi di   juga menceritakan Bhatara Brahma menurunkan Yaksa dan Yaksi yang
 wilayah Pacung, Arya Kepakisan mengambil posisi di wilayah Bedahulu,   mengabdikan dirinya kepada raja Kediri. Yaksa itu bernama Angsa. Angsa          tangan dengan pensil di halaman
                                                                                                                                                        1r yang berbunyi: “Babad gumi,
 Arya Benculuk mengambil posisi di wilayah Kapal, Arya Belog mengambil   ini mempunyai kesaktian yang luar biasa, dari ubun-ubunnya keluar cahaya.
 posisi di wilayah Kabakaba, serta Arya Pakatik mengambil posisi di wilayah   Riwayat Sang Rare Angsa adalah ayahnya raja Kediri, dan ibunya ketika     toeroenan dari lontarnja Pedanda
                                                                                                                                                        Ngoerah, dari Belajoe [Tabanan]
 Abiansemal. Penyerangan awal Patih Liman Mada dapat digagalkan oleh   mengidam diusir dari Istana dan tinggal di Gunung Angsa, lahirlah Rare ini.
 pasukan raja Bali. Patih Liman Mada mengatur siasat dengan menghadap   Rakyat memohon Rare Angsa - ini diangkat patih di Bali.                         ditoeroen oleh I Poetoe Grija dari Br
                                                                                                                                                        Paketan [Singaradja].”
 kepada Raja Bali. Mahapatih Pasung Grigis telah mengetahui siasat tidak
 baik dari Patih Liman Mada. Patih Liman Mada kemudian mencoba   Selain itu, babad ini juga menceritakan tentang pertemuan Raja Kadiri                  Pengarang/penyalin: I Poetoe Grija.
 menggunakan pendekatan tanpa peperangan kepada raja Bali. Kemudian   dengan anaknya yang bernama Sang Hangsa. Raja Kadiri menawarkannya
 Patih Liman Mada menggunakan siasat untuk menjauhkan Patih Kebo Iwa   untuk menjadi Patih Bali, namun Sang Hangsa menolak. Raja Kadiri sangat
 dari kerajaan Bali. Sebab Patih Kebo Iwa adalah satu-satunya kekuatan   berharap agar Sang Hangsa berkenan untuk diangkat menjadi Patih. Tetapi
 raja Bali sehingga sulit untuk ditaklukan. Siasat yang digunakan adalah   Sang Hangsa merasa dirinya hanyalah anak dusun (desa) dan lebih memilih
 memohon kepada raja Bali agar diijinkan mengajak Patih Kebo Iwa ke Jawa.   mengawasi lumbung di wilayah Besakih setelah menikah.
 Setelah diijinkan mengajak Kebo Iwa ke Jawa, dengan siasat yang jahat














 140  KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA                                                          KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA         141
   147   148   149   150   151   152   153   154   155   156   157