Page 205 - Final Manuskrip Gedong Kirtya Jilid I
P. 205

Tempat penyimpanan: kropakan, asal
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   Naskah: salinan dari naskah milik I
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   Goesti Poetoe Djlantik Anak Agoeng
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   negara Boeleleng, keadaan: baik,
                                     RINGKASAN ISI BABAD                                                                                                                                                                                                                                                                                           ukuran: 50, 5 cm x 3,8 cm, ruang
                                     Babad ini menjelaskan keturunan Mpu Sura Wadana yang menurunkan   Kerajaan Gelgel kemudian berada di bawah pimpinan I Dewa Agung                                                                                                                                                                              tulisan: 42,5 cm x 3,4 cm, tebal: 20
                                     Sri Aji Kresna Kapakisan yang datang ke wilayah Gelgel bersama putra-  Gede. Pada masa pemerintahan beliau terjadi perselisihan diantara putra-                                                                                                                                                               lembar, jumlah halaman: 40 halaman
                                     putranya. Setelah Sri Aji Kresna Kepakisan wafat, pemerintahan kerajaan   putranya yang mengakibatkan terbunuhnya Kiyai Patih Jumpahi. Keadaan                                                                                                                                                                (2 halaman kosong), jumlah baris per
                                     berada di bawah Dalem Smarajaya. Pada masa pemerintahan Dalem     Kerajaan Gelgel yang sedang tak kondusif mendapatkan serangan dari Kiyai                                                                                                                                                                    halaman: 1v sampai 19r 4 baris; 19v
                                     Smarajaya, pemberontakan terjadi dari dalam kerajaan yang dipimpin oleh   Nengah Sebetan dari Karangasem. Penyerangan ini dapat digagalkan, dan                                                                                                                                                               2 baris, aksara: Bali, cara penulisan:
                                     Sri Agung Jambe. Dalem Smarajaya menjadi marah, dan memerintahkan   I Dewa Agung Gede pindah ke wilayah Desa Akah. I Dewa Agung Gede                                                                                                                                                                          digurat dari kiri ke kanan, bahan: daun
                                     putra untuk memerintah di Mengwi, menggantikan Sri Agung Anom. Putra   menurunkan Sri Agung Sakti, Sri Agung Panji, Sri Agung Made serta Sri                                                                                                30.                                                               lontar, bahasa: Kawi, bentuk teks:
                                     Dalem Smarajaya yang bernama Cokorda Anom Rambang ditugaskan untuk   Agung Raka.                                                                                                                                                                                                                              prosa, subjek: Babad, usia: 88 tahun.
                                     memerintah di wilayah Tegal Lalang. Setelah lama Cokorda Anom Rambang   Babad ini juga menceritakan pemerintahan Sri Agung Putra yang                                                                                                                                                                         Keterangan lain: halaman 1r sisi
                                     di Tegal Lalang, pusat pemerintahan dipindahkan ke Ubud dengan gelar   menggantikan Sri Aji Smarajaya. Sri Agung Putra melakukan penyerangan                                                                  BABAD KSATRIYA VA/1/693                                                                         kanan berisi tulisan latin dari pensil:
                                     Dewa Gede Sukawati.                                                                                                                                                                                                                                                                                           “Babad kṣatriya, toeroenan dari lontar
                                                                                                       ke Desa Pangi bersama bala tentara bersenjata lengkap. Pada penyerangan
                                     Pemberontakan Sri Agung Jambe tak kunjung padam, kemudian         itu Pedanda Wayan Kekeran wafat, jenasahnya dibawa serta dan                                                                                                                                                                                kepoenjaan I Goesti Poetoe Djlantik
                                     membangun kerjasama dengan Karangasem. Sri Agung Jambe bersama    diupacarakan di Bungaya. Sira Agung Panji sebagai penguasa Desa Pangi                                                                                                                                                                       Anak Agoeng negara Boeleleng
                                     Gusti Ketut Batu Lepang menyusun kekuatan baru untuk menyerang    tidak dapat melawan serangan itu dan melarikan diri ke Desa Tulikup                                                                                                                                                                         ditoeroen oleh I Goesti Njoman Soebali
                                     Kerajaan Gelgel melalui Desa Manguntur. Pada penyerangan ini Kiyai   tempat adiknya bertahta. Adiknya itu bernama Dewa Agung Muter. Para                                                                                                                                                                      (Singaradja).”
                                     Nyoman Karangasem dapat tertangkap. Sri Agung Jambe mempunyai     putra Sri Agung Panji menyebar, ada yang tinggal di Desa Getakan, ada                                                                                                                                                                       Pengarang/penyalin: I Goesti Njoman
                                     putra Dewa Agung Made dan Dewa Agung Rai, keduanya turut dalam    yang tinggal di Mengwi, dan ada juga yang kawin ke Desa Akah.                                                                                                                                                                               Soebali.
                                     penyerangan ini dan Dewa Agung Rai wafat dalam penyerangan ini.
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   Kolofon: <19v>wus puput ikaŋ purwwa
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   tatwa bañcaṅaḥ, riŋ dinā, ra, pwa, wara
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   tambir, pūrṇnamaniŋ kārtika maśa,
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   raḥ, 3, tĕŋ, 5, °i śakā, 1853.
















                 194                 KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA                                                                                                                                                                                                                      KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA         195
   200   201   202   203   204   205   206   207   208   209   210