Page 50 - Final Manuskrip Gedong Kirtya Jilid I
P. 50

RINGKASAN ISI BABAD
 Babad ini menceritakan ketika tahun saka 125 sampai 1256 saka dengan   sampai ke Bali dan kembali tenah leluhurnya menjadi pengara di Tabanan
 masa pemerintahan seorang raja yang bergelar Jaya Wisnu Warddani   dengan gelar Dangrurah Tabanan. Pemerintahan pasca Danglurah Tabanan
 sebagai ratu Majapahit untuk keturunan genarasi ketiga. Beliau merupakan   meninggal menjadi kacau karena kekuasaan berada di bawah keturunannya       Tempat penyimpanan: kropak; asal:
 adik kandung dari Sri Kalagmet yang berkedudukan sebagai raja di   yaitu Ki Gusti Mal Kangin dan Kyai Made Dalang. Kerajaan terpecah                   salinan: keadaan: baik; ukuran: 50,3
 wilayah Wilatikta untuk meneruskan roda pemerintahan ayahandanya   menjadi dua bagian. Namun pasca keduanya wafat, kekuasaan diambil alih              cm x 3,8 cm; ruang tulisan: 43 cm x 3,5
 yang bernama Sri Jaya Warddana yang bertahta sebagai raja Majapahit   oleh Ki Gusti Alit Dawuh. Setelah Ki Gusti Alit Dawuh wafat, kerajaan            cm; tebal: 4 lembar; jumlah halaman:
 pertama serta didampingi dengan permaisurinya. Istrinya bernama   dipimpin oleh putra tertua beliau dengan gelar Ida Cokorda Tabanan.                  8 halaman (1 halaman kosong); jumlah
 Rajapatni yang merupakan anak perempuan dari Prabhu Siwa Bhudda   Selanjutnya kerajaan Tabanan dipimpin oleh Ki Gusti Ngurah Sekar yang                baris per halaman: 1v sampai 3v 4
 seorang raja di Singhasari. Sira Bhatara Arya Damar dari Majapahit   bergelarkan Batara Ida Cokorda Sekar Ratu Singasana. Beliau memiliki adik         baris,4r 1 baris; aksara: Bali; cara
 diperintahkan untuk memerintah Palembang, Bhatara Arya Kenceng yang   tiri bernama Ida Ki Gusti Ngurah Gede, yang meninggalkan istana karena           penulisan: digurat dari kiri ke kanan;
 kemudian diperintahkan datang ke Bali untuk menjaga ketentraman Bali.   tidak mendapatkan kepuasaan dalam memimpin. Adiknya dibuatkanlah               bahan: daun lontar; bahasa naskah:
 Bhatara Arya Kenceng beristana di desa Pucangan. Batas-batas wilayah   sebuah kerajaan bari di wilayah Kerambitan. Setelah dinobatkan menjadi          Kawi;bentuk teks: prosa; subjek:
 kekuasaannya yaitu : timur Yeh Panahan , barat Yeh Sapwan , utara Gunung   raja di Kerambitan beliau bergelar Ida Cokorda Gede Banjar. Stelah Ida      babad;usia: 88 tahun.
 Batukaru , selatan desa Kerambitan , Blungbang , Tangun Titi dan Bajera.   Cokorda Sekar wafat,beliau digantikan oleh putra tertuanya yang bernama   4.
 Mulai tahun caka 1256 dilakukan pembuatan tanah kearah timur dari   Ida Ki Gusti Ngurah Gede,bergelar Ida Cokorda Gede Ratu Singasana.                 Keterangan lain: halaman 1r sisi kanan
 istana yang dinamakan “Taman Sari”.Selama pemerintahan Bhatara Artha   Setelah beliau wafat digantikan oleh adiknya Ki Gusti Ngurah Made Rai.   BABAD BADUNG VA/1/696  berisi tulisan Latin dengan pensil:
 Kenceng Negara Tabanan menjadi sejahtera dan aman.                                                                                                     “Babad Badung, toeroenan dari lontar
 Setelah pemerintahan beliau,digantikan oleh Kyai Burwan,karena putra-                                                                                  kepoenjaan I Goesti Poetoe Djlantik
 Bhatara Arya Kenceng kemudian digantikan oleh putra mahkotanya, Sri   putra terdekat Ida Cokorda Made Rai semuanya telah meninggal.                    Anak Agoeng negara Boeleleng
 Magadanata yang bergelar Sri Ngurah Tabanan.pada waktu pemerintahan   Kyai Burwan yang memegang tahtah kerajaan kemudian melakukan                     ditoeroen oleh I Goesti Njoman Soebali
 Magadanata Negara Tabanan dalam keadaan aman berkat kewibaan dan   penyerangan ke wilayah Penebel yang dikuasai oleh Ida Cokorda Penebel               (Singaradja)”.
 kesaktianya. Sri Magadanata kemudian memperistri seorang putri tetua   yang merupakan saudara dari Ida Cokorda Made Rai. Karena Ida Cokorda
 adat di Pucangan dan memiliki seorang putra bernama Kyai Pucangan dan   Penebel mendapat dukungan dari rakyatnya, akhirnya Kyai Burwan beserta         Pengarang/penyalin: I Goesti Njoman
 diberi gelar Arya Ketut Notor Wandira. Kyai Pucangan mendapat perintah   pengikutnya dapat ditumpas, sehingga Negara kembali dalam keadaan             Soebali
 untuk menggantikan pamannya, Ang Lurah Tegeh Kori untuk menjadi raja   aman dibawah pemerintahan Ki Gusti Ngurah Rai. Setelah pemerintahan Ki          Kolofon: <3v> tatwa bañcaṅaḥ baduŋ,
 di Negara Badung. Stelah Kyai Pucarangan wafat kemudian digantikan   Gusti Ngurah Rai beberapa keturunannya melakukan perebutan kekuasaaan             wusinurat riŋ rahinā, śu, pwa, wara
 oleh putra tertuanya bergelar Sang Arya Ngurah Pemayun. Sang Arya   sehingga kerajaan menjadi kacau. Kerajaan Tabanan kembali pulih setelah            maḍaśya, taŋ, piŋ, 14, śaśiḥ, ka, 2, raḥ,
 Ngurah Pemayun kemudian digantikan oleh kedua putranya Ki Gusti Wayan   berada di bawahh pimpinan Sang Arya Angrungrah Tabanan yang bergelar           3, tĕŋ, 5, °i śakā, 18-<4r>53.
 Pamadekan dan Ki Gusti Made Pamadekan. Keduanya lalu mendapat tugas   Arya Ngurah Agung Tabanan Ratu Singasana. Setelah beliau wafat Kerajaan
 dari Dalem Dimade untuk berperang ke Jawa, namun keduanya mengalami   Tabanan dipimpin oleh putra beliau Ki Gusti Ngurah Rai Perang yang
 kekalahan. Ki Gusti Wayan Pamadekan diambil oleh Raja Mataram dipakai   bergelar Ida Cokorda Rai Tabanan Ratu Singasana.
 menantu,sedangkan Ki Gusti Made Pamadekan melarikan diri hingga











 38  KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA                                                           KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA         39
   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55