Page 73 - Final Manuskrip Gedong Kirtya Jilid I
P. 73

Tempat penyimpanan: keropak; asal:
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   salinan dari lontar milik I Goesti
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   Poetoe Djlantik, Anak Agoeng Negara
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   Boeleleng; keadaan: baik; ukuran
                                     RINGKASAN ISI BABAD                                                                                                                                                                                                                                                                                           naskah: 50,5 cm x 3,3 cm; ruang
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   tulisan: 43 cm x 3,1 cm; tebal: 80
                                     Babad ini menceritakan tentang garis keturunan I Ratu Sakti Majapahit.   I Gede Putu.  Diceritakan juga Ida Prabu Majapahit mengambil istri dari
                                     Diawali dengan Ida I Ratu dari Majapahit yang mengambil istri ke Desa   Betawi yang bernama Ida Dewayu Mas Malejer dan menurunkan I Gede                                                                                                                                                                      lembar; jumlah halaman: 160 halaman;
                                     Emas Betel bernama I Dewa Ayu Mas Arak Api. Ketika Dewa Ayu hamil   Manik Pancer dan setelah dewasa diberikan kekuasaan dan menguasai I                                                                                                                                                                       jumlah baris per halaman: 4 baris;
                                     dan mulai mengidam, tak disadari beliau menyiksa dayang-dayangnya   Pasek Trunyan. Tersebutlah kini I Ratu dari Majapahit mengambil istri ke                                                                                                                                                                  aksara: Bali; cara penulisan: digurat
                                     hingga meninggal. Ibunya Bhatara Guru yang bernama Ida Dewayu Mas   Mas Betel yang bernama I Dewayu Tulang Nyuh dan menurunkan I Gede                                                                                                                                                                         dari kiri ke kanan; bahan: daun lontar;
                                     Malepud. Dengan hadirnya Bhatara Guru ke bumi ditugaskan untuk    Sakti yang dilahirkan di Gunung Batukau dan adiknya Ida Bhatara Guru. I                                                                                                                                                                     bahasa: Kawi, bentuk teks: prosa;
                                     memberitahu para manusia agar membuat parhyangan yang bernama     Ratu Sakti Majapahit juga mengambil istri ke pulau Bima yang bernama I                                                                                                     8.                                                               subjek: babad.
                                     “Kamulan” (Bali: Nama parhyangan untuk pemujaan para leluhur).    Dewayu Mas Idering Bwana yang menurunkan I Gede Ngrurah Cakraning                                                                                                                                                                           Keterangan lain: Babad Blahbatoeh,
                                     Kemudian Ida Dewayu Mas Malepud hamil ketiga kalinya, tak disadari lahir   Bwana. I Ratu Sakti Majapahit juga mengambil istri ke Pulau Batak yang                                                                                                                                                             toeroenan dari lontarnja I Goesti
                                     dan menghilang. Hatinya sangat gelisah, berkaul lah Dewa Ayu kepada para   bernama Dewayu Mas Maningkang dan melahirkan I Gede Ngurah.                                                                     BABAD BLAHBATUH VA/3/728                                                                           Poetoe Djlantik, Anak Agoeng
                                     leluhurnya agar putranya yang lahir dan menghilang itu datang kembali.   Dan istri beliau dari pulau Petingan bernama Dewayu Mas Ngonjol yang                                                                                                                                                                 Boeleleng, ditoeroen oleh I Gusti
                                     Setelah itu datang lah putranya dari angkasa dan diberi nama I Gede   melahirkan I Gede Ngurah Londongan. I Ratu Sakti juga mengambil istri                                                                                                                                                                   Njoman Soebali dari Poeri Singaradja.
                                     Bhatara Indra. Selanjutnya I Dewa Ayu Mas Mageng istri dari Bhatara Indra   di Meru yang bernama Dewayu Mas Betel.  Beliau juga mengambil istri                                                                                                                                                               Pengarang/penyalin: I Goesti Njoman
                                     mempunyai 3 orang putra. Putranya yang bernama I Gusti Pamucangan   dari selat Rupek yang melahirkan I Gede Sakti dan Bhatara Guru. Istrinya                                                                                                                                                                  Soebali
                                     diutus mengiringi Sang Prabu pergi ke Bali dan sampailah beliau di Pura   di Lase bernama I Yayu Mas Karang melahirkan I Gede Maduwe Karang. I
                                     Empul. Diceritakan Bhatara Guru mengambil istri yang bernama Dewayu   Ratu Sakti mengambil istri ke Sumbawa yang bernama Dewayu Mas Naga                                                                                                                                                                      Kolofon: <80r> putus kaŋ hanrat, de
                                     Mas Gagelang dan mempunyai 2 orang anak perempuan dan seorang putra   dan putranya bernama I Naga Basukih. Kemudian, I Ratu Sakti mengambil                                                                                                                                                                   saṅ hāṅriptā, riŋ dinā, bu, ka, wara
                                     yaitu Yayu Mas Magelung, Dewayu Mas Wilis serta putranya yang bernama   istri Dewayu Mas Asem dan menurunkan I Gede Masemsem.                                                                                                                                                                                 sintā, wulan riŋ karttike, suklapakṣa
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   riṅaṣṭami, kāla patoyan ki gusti ṅūraḥ
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   gde, riŋ huwus maṅkana, mukṣaḥ taŋ
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   paṅrupak, riŋ taman wiryya kusuma,
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   riŋ dinā, śa, ka, wara laṇḍĕp, tlas∙//
















                 62                  KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA                                                                                                                                                                                                                      KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA         63
   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78