Page 102 - Menabung_Ebook
P. 102

Pemerintah Hindia Belanda belum selesai dalam melakukan pemulihan
                           (recovery) pasca-VOC dan persoalan perang dengan Inggris dan Prancis, di
                           Jawa pada tahun 1825—1830 pecah Perang Diponegoro atau dikenal pula
                           sebagai Perang Jawa. Perang lima tahun telah menelan korban harta dan jiwa
                           yang tidak kecil di kedua belah pihak. Setelah Pangeran Diponegoro ditangkap
                           dengan cara tipu daya yang licik dan perang dapat diakhiri, Belanda seperti
                           “dewa mabuk” menciptakan program baru yang bagi masyarakat bumiputra
                           dirasakan lebih kejam daripada masa VOC.




                           Penerapan SistemTanam Paksa


                           Setelah VOC dibubarkan pada 31  Desember  1799,  pemerintah Hindia
                           Belanda  berusaha keras untuk melakukan pemulihan  (recovery) ekonomi
                           yang mengalami kebangkutan. Upaya itu belum membuahkan hasil maksimal
                           karena pemerintah Hindia Belanda harus menghadapi perang yang dikobarkan
                           oleh Pangeran Diponegoro. Perang yang dimulai tahun 1825 itu baru dapat
                           diakhiri setelah Pangeran Diponegoro secara licik ditangkap dan dipenjara
                           pada tahun 1830. Perang Diponegoro atau juga disebut Perang Jawa itu telah
       Menabung Masa Prakemerdekaan  perang itu telah menghabiskan dana yang tidak kecil sehingga mengalami
                           menelan banyak korban jiwa di kedua belah pihak. Bagi pemerintah Hindia


                           krisis keuangan. Menurut Simbolon (2006), Perang Diponegoro merupakan
                           perang termahal bagi  pihak  Belanda  dalam  menghadapi  perlawanan  dari
                           pihak pribumi, yaitu sekitar 20 juta gulden. Kondisi itu lebih diperburuk lagi
                           dengan terjadinya Perang Belgia yang berusaha memisahkan diri dari Belanda
                           dan  berakhir dengan kemerdekaan Belgia dan  menyebabkan keuangan
                           Belanda semakin terpuruk.

                              Untuk  mengatasi krisis keuangan yang dihadapi,  pemerintah Hindia
                           Belanda melakukan suatu kajian yang arahnya tidak jauh berbeda dengan
                           yang pernah dilakukan oleh VOC. Jika VOC mengawali aktivitasnya dengan
                           perdagangan rempah-rempah, dari hasil kajian pemerintah Hindia Belanda
                           mengarah  pada pemanfaatan  produk  pertanian  dan  perkebunan.  Bumi
       92
                           Nusantara yang subur, terutama daerah  Jawa, menjadi  daya tarik untuk
                           mengeksploitasi  potensi  pertanian  dan  perkebunan  guna  mendatangkan
                           keuntungan  yang  besar dan  cepat.  Lahirlah  kosep  yang disebut  dengan
                           Cultuurstelsel yang oleh sejarawan Indonesia disebut sebagai Sistem Tanam
                           Paksa.
   97   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107