Page 134 - Sejarah Tokoh Nama Bandar Udara (PREVIEW)
P. 134
123 SEJARAH TOKOH NAMA BANDAR UDARA
Yani, diserang Belanda dari tiga jurusan, pimpinan Mayor Munawar dan Kapten Alip.
yaitu dari Yogyakarta, Ambarawa, dan Daerah sekitar Brebes dan Pekalongan
Purworejo. Menyikapi hal tersebut, Yani juga diganggu oleh gerombolan Dl/Tll (Darul
kemudian memerintahkan anak buahnya Islam/Tentara Islam Indonesia) dengan
untuk membumihanguskan Magelang. aksi-aksi terornya yang semakin meningkat.
Langkah selanjutnya, pasukannya Letnan Kolonel Ahmad, yang
kemudian menyusun kekuatanya di luar basis kekuatan pasukannya berada di
kota untuk melancarkan perang gerilya. Salatiga dan kekuasaannya meliputi
Selama bergerilya, Yani sering kali wilayah yang terletak antara Kendal dan
menghadapi situasi yang sulit. Lawan yang Semarang, ditugaskan untuk menumpas
dihadapinya mempunyai persenjataan pémberontakan tersebut. Ia melatih dua
lengkap. Suatu kali ia dan pasukannya kompi pasukannya, yakni Kompi Yasir dan
terkepung di Candiroto. Meskipun dalam Kompi Pujadi di Battle Training Center di
kondisi yang cukup kritis, Yani tetap Purworejo. Kedua kompi ini mendapat
tenang. Ia mengambil alih pimpinan latihan khusus sesuai dengan medan yang
pertempuran dan berhasil memaksa dihadapi.Yani langsung memberi petunjuk.
mundur pasukan Belanda. Akan tetapi, Pasukan ini dilatih untuk melakukan
tugas Yani belum selesai. Ia masih harus serangan pendadakan yang harus menjadi
memulihkan keamanan di daerah Jawa unsur utama gerakan.
Tengah yang semakin tidak kondusif. Dengan kekuatan pasukan yang
Gerombolan bersenjata bermunculan, terlatih itu, dimulailah usaha untuk
di daerah Kebumen misalnya, terdapat menumpas gerombolan Di/Tll. Hasil yang
gerombolan yang dipimpin oleh Kyai diperoleh cukup memuaskan. Wilayah
Somolangu, sementara di Kudus muncul yang dikuasai oleh DI/ Tll semakin lama
pemberontakan Batalyon 426 di bawah semakin sempit. Dalam melakukan
Kolonel Ahmad Yani setelah Bukittinggi diduduki TNI / AD.
Sumber : Buku 50 tahun Indonesia Merdeka