Page 200 - Sejarah Tokoh Nama Bandar Udara (PREVIEW)
P. 200
189 SEJARAH TOKOH NAMA BANDAR UDARA
Bandar Udara Sultan Hasanuddin.
Sumber : Dokumen Angkasa Pura I
konstruksi beton berukuran 1600 m x 45 landasan pacu menjadi 2500 m x 45 m. Dua
m. Nama bandar udara ini selanjutnya puluh empat tahun kemudian, yakni pada
diubah menjadi Lapangan Terbang Mandai tahun 2004, Bandar udara Hasanuddin
pada 1942. Ketika Jepang menyerah kalah kembali diperluas dan proses perluasan
tanpa syarat kepada pasukan Sekutu pada tersebut baru dapat diselesaikan pada tahun
1945, Lapangan Terbang Mandai kemudian 2008. Peresmian dilakukan oleh Presiden
beralih tangan ke pemerintah NICA Susilo Bambang Yudhoyono pada 22
(Netherlands Indies Civil Administration). September 2008. Secara simbolis Presiden
Di bawah penguasaan pemerintah NICA menandatangani prasasti dan membuka
lapangan terbang ini kembali mengalami selubung tulisan Bandar Udara Sultan
rekonstruksi dengan memperbaiki landasan Hasanuddin. Kata “Sultan” ditambahkan
pacu. Rekonstruksi tersebut dikerjakan pada nama bandar udara bertujuan untuk
dengan mengerahkan sekitar 4.000 mantan memperjelas bahwa pahlawan nasional
personil romusa. Landasan pacu yang dari Sulawesi Selatan yang namanya
dikerjakan seluas1745 m x 45 m. diabadikan sebagai nama bandar udara
Pada 1980, terjadi pergantian nama adalah Sultan Hasanuddin Tumenggung Ri
dari Lapangan Udara Mandai menajdi Balla Pangkana.
Bandar Udara Hasanuddin, salah seorang Bangunan Bandar Udara
pahlawan nasional dari Kerajaan Gowa, Internasional Sultan Hasanuddin bergaya
Sulawesi Selatan. Pergantian nama bandar futuristik dengan dekorasi utama dinding
udara tersebut juga diiringi dengan upaya kaca, berpadu dengan ornamen Sulawesi
peningkatan kualitas dan perpanjangan Selatan. Lengkungan-lengkungan atap