Page 204 - Sejarah Tokoh Nama Bandar Udara (PREVIEW)
P. 204
193 SEJARAH TOKOH NAMA BANDAR UDARA
Dinara Gowa.
Sumber : Koleksi Museum Bank Indonesia
Barombon hingga Ujung Tana. Kenyataan di November 1667. Pihak VOC yang diwakili
lapangan menunjukkan bahwa tidak hanya oleh Speelman, Arung Palakka, dan Sultan
Arung Palaka yang bergabung dengan VOC. Mandarsyah dari Ternate serta sejumlah
Kerajaan Bone dan Kerajaan Soppeng bangsawan Bugis dan Bone yakin bahwa
yang berada di bawah Kerajaan Gowa juga pihak Kerajaan Gowa akan menghadiri
memutuskan untuk bergabung dengan perundingan tersebut. Sementara itu, dari
VOC. Kondisi ini mengakibatkan posisi pihak Kerajaan Gowa, Sultan Hasanuddin
Gowa semakin lemah dalam menghadapi dan seluruh bangsawan istana, kecuali
konflik bersenjata dengan VOC. Kejatuhan Karaeng Tallo yang tengah sakit, hadir
Benteng Barombon pada 1667 membuat dalam perundingan tersebut. Isi Perjanjian
wibawa Kerajaan Gowa makin menurun di Bungaya yang dilakukan pada 1667
mata kerajaan-kerajaan bawahannya. Satu tersebut melemahkan posisi Kerajaan
per satu kerajaan tersebut bersandar pada Gowa secara ekonomi dan politik. Di
para penguasa baru yang memenangkan samping itu, sesuai dengan salah satu
pertempuran. Kondisi ini membuat Kerajaan pasal dalam perjanjian Bongaya, Speelman
Gowa makin melemah dan pada akhirnya juga mengambil Benteng Jumpandang.
bersedia untuk menghadiri perundingan. Sejalan dengan hal tersebut, istana dan
Perundingan damai antara aliansi rumah-rumah adat Kerajaan Gowa yang
VOC dan Kerajaan Gowa diselenggarakan ada di benteng tersebut dibakar dan diganti
di Desa Bungaya yang berlokasi tidak jauh dengan bangunan-banguan berarsitektur
dari Benteng Barombon pada tanggal 13 Eropa. Nama benteng tersebut kemudian

