Page 210 - Sejarah Tokoh Nama Bandar Udara (PREVIEW)
P. 210
199 SEJARAH TOKOH NAMA BANDAR UDARA
Patung Haluoleo.
Sumber : Dokumen Direktorat Sejarah
Haluoleo lahir sekitar tahun 1493 di Kerajaan Konawe di Kendari. Selama
di Konawe yang kini merupakan wilayah menjadi Raja Tolaki, Haluoleo juga membina
Kabupaten Kendari. Ia kemudian menjadi hubungan baik dengan raja-raja Bugis,
seorang panglima perang atau Tamalaki Jawa, dan Cina. Versi lain mengenai kata
Pobendeno Wonua di Kerajaan Konawe, Haluoleo berasal dari masyarakat Muna
Mekongga, dan Moronene antara tahun dan Buton. Menurut masyarakat Muna dan
1520—1530. Ia kemudian menjadi raja di Buton, Haluoleo bukan nama seorang tokoh,
tiga kerajaan besar di Sulawesi Tenggara, melainkan nama peristiwa, yakni peristiwa
yakni Buton, Wuna, dan Konawe. Haluoelo Perang Saudara antara Kerajaan Mekongga
menjadi raja di Wuna selama tiga tahun dan Konawe yang berlangsung selama
dan kemudian digantikan oleh La Posasu, delapan hari. Perang tersebut berhasil
saudaranya, karena Haluoleo diangkat dihentikan berkat upaya La Kilaponto atau
menjadi Raja Muna VII di Kerajaan Muna La Tolaki yang berhasil mendamaikan
dengan gelar La Kilaponto (1530—1538) dan kedua belah pihak. Satu versi lain adalah
kemudian menjadi Raja Buton VI (1538— versi Moronene yang berpandangan bahwa
1541). Namun, seiring dengan masuknya Haluoleo adalah seorang tokoh berpengaruh
Islam dan kemudian menjadi agama dalam masyarakat Moronene sehingga ia
masyarakat Buton, ia dinobatkan menjadi diangkat menjadi raja. Menurut versi ini,
Sultan Buton I(1541—1587) bergelar Sultan Haluoelo adalah putra Raja Luwu yang
Kaimoeddin Khalifatul Khamiz. memiliki dua putra, yakni Mororimpu yang
Secara etimologis, nama haluoleo menjadi Raja Rumbia dan Sangia Tewaleka
dalam bahasa Tolaki berarti delapan yang menjadi Raja Poleang.
hari. Bahasa ini merupakan bahasa yang Sebagai seorang raja yang dihormati
digunakan oleh masyarakat asli yang tinggal rakyatnya, Haluoleo berjasa dalam

