Page 213 - Sejarah Tokoh Nama Bandar Udara (PREVIEW)
P. 213
SEJARAH TOKOH NAMA BANDAR UDARA 202
1558. Seiring dengan diterimanya Islam menjalankan kewajibannya sebagai raja
di kalangan bangsawan dan masyarakat yang mengayomi kehidupan rakyatnya.
Buton, Kerajaan Buton berubah status Haluoelo merupakan tokoh pemberani yang
menjadi pemerintahan Kesultanan Islam. menentang kedatangan Portugis.
Di bawah bimbingan Syekh Abdul Wahid Sebagai tokoh yang dikenal mengayomi
bin Sulaiman sebagai penasihat Kesultanan dan mempersatukan masyarakat Sulawesi
Buton, dikukuhkan falsafah perjuangan Tenggara, nama Haluoleo diabadikan
hidup bermasyarakat, yaitu Yinda-yindamo menjadi nama sejumlah instansi dan pers,
arataa somanamo karo, yinda-yindamo seperti Korem 143/TNI AD Haluoelo,
karo somanamo lipu, yinda-yindamo lipu Universitas Haluoleo, Bandar udara Haluoelo,
somanamo agama yang bermakna tiada dan Haluoleo Post. Berkat berbagai jasanya,
meniadalah harta demi diri, tiada meniadalah pemerintah dan masyarakat Sulawesi
diri demi negeri, tiada meniadalah negeri Tenggara mengusulkan tokoh Haluoleo
demi agama. sebagai pahlawan nasional. Ia dianggap
Meskipun terdapat beberapa sebagai figur yang layak untuk mewakili
pandangan mengenai tokoh Haluoelo, Sulawesi Tenggara dalam tataran pahlawan
secara umum pemerintah, tokoh nasional karena berjasa mengusir kekuatan
masyarakat, dan pemuka adat Sulawesi Portugis yang ingin mendominasi kawasan
Tenggara menilai bahwa Haluoelo Sulawesi Tenggara dan Maluku. Haluoleo
merupakan tokoh legendaris dan seorang atau Sultan Murhum Kaimuddin wafat
pemimpin yang demokratis. Keberaniannya pada tahun 1584 dalam usia 90 tahun dan
dalam melakukan perlawanan terhadap dimakamkan di Bukit Lelemangura dalam
bajak laut untuk memberikan ketenangan kompleks Benteng Wolio, Kota Bau-Bau.
terhadap rakyatnya merupakan upaya untuk
Makam Haluoleo.
Sumber : Dokumen Direktorat Sejarah

