Page 242 - Sejarah Tokoh Nama Bandar Udara (PREVIEW)
P. 242
231 SEJARAH TOKOH NAMA BANDAR UDARA
dengan peralatan lengkap, Pasukan Belanda Maluku.
dapat dikalahkan oleh Pasukan Pattimura. Pada bulan Oktober 1817, pihak Belanda
Pimpinan pasukan tersebut, yakni Mayor menginginkan perang di Maluku segera dapat
Beetjes, tewas tertembak. diselesaikan. Untuk itu operasi militer secara
Belanda kembali mengirimkan pasukan besar-besaran dipersiapkan. Berbagai
untuk menduduki Saparua pada bulan Juli peralatan militer dan kuantitas pasukan
1817. Kali ini mereka berhasil menduduki ditingkatkan untuk menekan dan menangkap
Benteng Duurstede pada bulan Agustus para pemimpin perlawanan rakyat Maluku.
1817 dan melakukan tekanan terhadap posisi Dalam serangkaian pertempuran, pihak
para pejuang Maluku. Dalam menghadapi Belanda berhasil menekan kubu pertahanan
berbagai tekanan militer pihak Belanda, Pasukan Pattimura. Mereka menyerang
para pejuang Maluku terpaksa melanjutkan pusat pertahanan pejuang Maluku tersebut
perjuangan dengan sistem gerilya. Disisi dengan berbagai peralatan tempur artileri,
lain, Belanda memahami bahwa perlawanan seperti dengan meriam. Kondisi ini membuat
sengit yang dilakukan oleh masyarakat para pejuang Maluku harus mengosongkan
Maluku, khususnya di Saparua, terjadi Benteng Duurstede dan terpaksa mundur
akibat adanya para pemimpin rakyat Maluku dari garis pertahanan. Fenomena ini
yang berhasil membakar semangat rakyat mengakibatkan Belanda berhasil menduduki
untuk lepas dari belenggu kolonialisme kembali Benteng Duurstede. Akibat
Belanda. Dengan demikian, keberadaan pertempuran itu, hubungan pasukan Belanda
para pemimpin tersebut merupakan salah yang berada di benteng terputus dengan
satu kunci keberhasilan untuk mengatasi wilayah lain hingga bantuan pasukan Belanda
perlawanan masyarakat Maluku di Saparua. tiba di Saparua dari Ambon. Kedatangan
Perlawanan yang dipimpin oleh pasukan bantuan yang dipimpin oleh Kapten
Pattimura dengan cara gerilya membuat Lisnet dan Mayer tersebut ikut mengubah
pihak Belanda kesulitan untuk menangkap jalannya perang. Keduanya memimpin
para pemimpin perlawanan. Kendati telah serangan besar ke kubu Pasukan Pattimura
mengerahkan pasukan secara besar- pada bulan November 1817.
besaran, mereka tidak berhasil menangkap Berbagai serangan militer yang
para pemimpin tersebut. Pihak Belanda diperkuat dengan artileri berat yang dipimpin
bahkan mengeluarkan sayembara bagi oleh Kapten Lisnet dan Mayer tersebut
siapa saja yang dapat menangkap Pattimura membuat Pasukan Pattimura terdesak.
dan pemimpin perlawanan lainnya akan Sejumlah wilayah berhasil direbut oleh
menerima 500 Gulden. Namun, masyarakat Pasukan Belanda. Selain itu, pasukan
Maluku sedikit pun tidak tergiur dengan Belanda berhasil menangkap beberapa
tawaran tersebut. Di sisi lain, Belanda juga pemimpin perlawanan, termasuk Raja Tiow,
berupaya untuk melakukan perundingan Lukas Latumahina, Thomas Pattiwael, dan
dengan Pattimura, tetapi selalu tidak berhasil Johanes Matulessy. Sementara itu, Pattimura
karena sikap tidak kenal kompromi Pattimura pada akhirnya berhasil ditangkap oleh
yang lebih mementingkan perjuangan rakyat pasukan Belanda di sebuah rumah di Hutan

