Page 49 - Sejarah Tokoh Nama Bandar Udara (PREVIEW)
P. 49
SEJARAH TOKOH NAMA BANDAR UDARA 38
Kapal Welvaren menambah jumlah korban menandatangani perjanjian perdamaian
di pihak VOC karena seluruh serdadu VOC dengan pihak Kesultanan Melayu Riau.
sebanyak 500 orang yang berada di kapal
tersebut ikut tewas, termasuk pimpinan Peran Raja Haji Fi Sabilillah dalam Arus
pasukan Amoldus Lemker. Sejarah
VOC kembali meminta bantuan dari Perseteruan antara VOC dan
Malaka dan Batavia untuk merebut Pulau Kesultanan Melayu Riau sesungguhnya
Penyengat, tetapi bantuan yang diharapkan telah terjadi sejak keduanya berupaya
tidak kunjung datang. Di lain pihak, selama untuk menguasai wilayah di sekitar Bandar
sembilan bulan pasukan dan rakyat Malaka. Selat Malaka adalah jalur pelayaran
Kesultanan Melayu Riau di bawah pimpinan strategis yang menjadi gerbang pelayaran
Raja Haji tetap menunjukkan kegigihannya perdagangan barang-barang dari berbagai
dalam menahan serangan dari pasukan wilayah ke nusantara. Wilayah di sekitar
VOC. Untuk menghindari kerugian dan Malaka merupakan wilayah yang dikuasai
jatuhnya korban di pihak VOC lebih oleh Kesultanan Melayu Riau. Ketika
banyak, Van Braam kemudian berupaya VOC berupaya meluaskan pengaruhnya
mengadakan perjanjian perdamaian dengan di kawasan ini, Raja Haji juga melakukan
mengutus Cik Abu ke pihak Kesultanan pertemuan dengan Gubernur Belanda di
Melayu Riau. Malaka, tetapi pertemuan tersebut tidak
Kedua pihak menyetujui gencatan jadi dilaksanakan karena berbagai kendala.
senjata dan penghentian tembak- Kegagalan tersebut membuat Raja Haji
menembak di laut dan di darat selama berupaya menjalin persekutuan dengan
batas waktu yang tidak ditentukan. Dari sejumlah kerajaan untuk bersama-sama
sekian usul yang diajukan pihak VOC, menghadapi VOC. Sementara itu, VOC
Raja Haji menolak satu permintaan yang juga melakukan blokade terhadap kapal-
berkaitan dengan izin keberadaan kapal kapal Kesultanan Melayu Riau meskipun
VOC di perairan Riau. Permintaan VOC upaya tersebut tidak berhasil. Sebaliknya,
ditolak oleh Raja Haji kendati pihak VOC kapal-kapal Kesultanan Melayu Riau terus
menyatakan bahwa kapal tersebut tidak melakukan penyerangan terhadap kapal-
dilengkapi dengan senjata dan anak buah kapal VOC yang melakukan blokade.
yang lengkap. Meskipun ditolak oleh Kegagalan atas blokade laut
Raja Haji, VOC tidak menghiraukan dan menyebabkan VOC berupaya untuk
tetap memasukkan kapal perang besar menaklukkan Kesultanan Melayu Riau
di perairan Riau. Pelanggaran tersebut dengan mencoba mendaratkan pasukan
segera ditanggapi oleh armada Kesultanan di Pulau Penyengat pada 6 Januari 1784.
Melayu Riau yang menembakkan peluru- Upaya untuk mendaratkan pasukan
peluru meriam ke arah kapal perang VOC. VOC berhasil dilakukan, tetapi pasukan
Pihak VOC segera menyadari bahwa Kesultanan Melayu Riau berhasil
mereka harus mematuhi perjanjian damai meledakkan kapal terbesar VOC, yakni
dan untuk kedua kalinya kembali VOC Malaka Welveren dengan menembakkan