Page 78 - Sejarah Tokoh Nama Bandar Udara (PREVIEW)
P. 78
67 SEJARAH TOKOH NAMA BANDAR UDARA
dukungan luas masyarakat kepada putra Batin Mendo Timur di Kampung
Amir, baik dari kalangan masyarakat Lukok pada 19 Desember 1848. Selain
Melayu maupun masyarakat keturunan itu, perlawanan Depati Amir juga didukung
dan pekerja-pekerja parit timah yang oleh kepala parit penambangan timah,
berasal dari Cina. Dukungan tersebut orang-orang Cina, perompak laut dari
tidak terlepas dari tekanan pemerintah perairan Mindanao, Kerajaan Lingga, dan
kolonial Belanda kepada penduduk untuk Kesultanan Palembang. Seiring dengan
melaksanakan kerja rodi, terutama dalam itu, perlawanan yang diusung oleh Depati
pembangunan sejumlah infrastruktur milik Amir semakin meluas ke berbagai wilayah
pemerintah. Ketidaksukaan masyarakat di sepanjang pantai timur Bangka, yakni
terhadap pemerintah kolonial Belanda juga wilayah Terentang, Ampang, Toboali,
diakibatkan oleh sistem adat dan hukum Jebus, dan Sungailiat.
adat Sindang Mardika yang berlaku saat itu Akibat meluasnya perlawanan
di Bangka yang tidak diakui. bersenjata Depati Amir, pemerintah kolonial
Perlawanan bersenjata yang dipimpin Belanda mendatangkan pasukan bantuan
oleh Depati Amir didukung oleh sejumlah dari Palembang dan Batavia. Pasukan
panglima perang, di antaranya adalah adik Depati Amir sendiri melakukan perlawanan
Depati Amir sendiri yakni Hamzah atau Cing secara gerilya dan pergerakan yang
yang masih berusia 19 tahun serta pemuka cepat untuk menghindari penangkapan.
masyarakat yang umumnya adalah para Perlawanan tersebut cukup efektif dan
demang dan batin atau penghulu adat di mengakibatkan kerugian jiwa yang tidak
antaranya adalah Demang Suramenggala, sedikit di kalangan pasukan Belanda hingga
Demang Terentang, dan Haji Abubakar. tercatat dalam Koloniaal Verslag tahun
Mereka membantu dalam penyediaan 1851 dan 1852.
senjata perang seperti lembing dan keris. Laporan Residen van Olden ikut
Senjata untuk keperluan pasukan Depati memperkuat banyaknya anggota pasukan
Amir juga diperoleh dari Singapura berkat Belanda yang tewas akibat berbagai
jaringan para kuli timah asal Cina yang jebakan tak terduga yang disiapkan oleh
mendapatkan senjata tersebut melalui pasukan Depati Amir, termasuk melalui
sistem barter antara timah dan senjata. makanan yang telah dibubuhi racun. Selain
Dengan demikian, hasil tambang timah berbagai jebakan, pasukan Belanda juga
menjadi modal perlawanan Depati Amir. menjadi korban mewabahnya penyakit
Pasukan Depati Amir yang disentri atau yang dikenal dengan “demam
dipersiapkan untuk melawan pemerintah Bangka”.
kolonial Belanda semakin tangguh dengan Kesulitan dalam mengatasi perlawanan
bergabungnya sejumlah panglima perang, Depati Amir membuat pemerintah kolonial
seperti Budjang Singkip, Kai Sam, Bangul, Belanda mengubah taktik perang dengan
Tata, Darip, dan Dahan. Mereka dengan taktik penyuapan. Selain itu, blokade laut
tegas melawan sejumlah penguasa lokal yang dijalankan oleh armada pemerintah
yang memihak Belanda dan menangkap kolonial Belanda menunjukkan hasil karena