Page 79 - Sejarah Tokoh Nama Bandar Udara (PREVIEW)
P. 79
SEJARAH TOKOH NAMA BANDAR UDARA 68
mengakibatkan logistik yang dikirim untuk sendiri tidak berhenti di tempat pengasingan.
pasukan Depati Amir berkurang. Ia justru menjadi tokoh masyarakat di
Keletihan akibat taktik gerilya dan Kupang dan mendirikan Masjid Al Ikhlas.
kekurangan pasokan pangan yang melanda Bersama adiknya, Depati Amir melanjutkan
pasukan Depati Amir membuat pasukan perjuangan melawan kolonialisme Belanda
pemerintah kolonial Belanda berhasil dengan menjadi penasihat perang para raja
menangkap tujuh orang panglima berikut di Timor dan tinggal di sebuah kampung
36 anggota pasukan Depati Amir yang bernama Air Mata. Keduanya turut berjasa
kelelahan secara fisik dan kekurangan dalam penyebaran agama Islam dan budaya
logistik. Penangkapan tersebut membuka Melayu Bangka di Nusa Tenggara Timur,
celah bagi pemerintah kolonial Belanda seperti upacara kelahiran, pernikahan, dan
untuk menangkap Depati Amir dengan kematian. Selain itu, terdapat pula pengaruh
cara memalukan. Pemerintah kolonial tradisi Melayu Bangka pada masakan,
Belanda selanjutnya menyuap mereka pengobatan tradisional, dan pengetahuan
dengan uang sebesar 1.000 dolar Spanyol. beladiri.
Berkat pengkhianatan tersebut, pemerintah Setelah beberapa tahun menjalani
kolonial Belanda berhasil menangkap pengasingan dan melanjutkan perjuangan
Depati Amir yang tengah sakit dan berupaya di tanah Timor, Depati Amir meninggal dunia
meloloskan diri ke Distrik Sungaiselan pada pada 28 September 1869. Ia dimakamkan
7 Januari 1851. di Pemakaman Muslim Batukadera
Setelah berhasil menangkap Depati Kampung Air Mata, Kupang. Setelah itu,
Amir, pasukan pemerintah kolonial Belanda adiknya Hamzah menyusul dipanggil ke
membawanya ke Muntok yang merupakan hadirat Ilahi. Atas perjuangan dan jasa-
pusat karesidenan untuk daerah Bangka jasanya dalam melawan kolonialisme
Belitung. Pemerintah kolonial Belanda Belanda hingga akhir hayatnya, pemerintah
selanjutnya mengeluarkan keputusan Republik Indonesia menganugerahkan
pada tanggal 11 Februari 1851 untuk gelar pahlawan nasional kepada almarhum
mengasingkan Depati Amir dan adiknya, Depati Amir berdasarkan Keppres No. 123/
Hamzah atau Cing, ke Kupang, Nusa TK/Tahun 2018 tanggal 6 November 2018.
Tenggara Timur. Selain diri dan adiknya, Nama Depati Amir juga dijadikan sebagai
pengikut Depati Amir juga diasingkan ke nama bandar udara di Pangkal Pinang.
Ambon, Banda, dan Ternate. Keberhasilan Sementara itu, nama almarhum adiknya,
mengatasi perlawanan Depati Amir yakni Hamzah, dijadikan nama Rumah
membuat pemerintah kolonial Belanda Sakit Umum Daerah Pangkal Pinang, yakni
semakin leluasa untuk mengeksploitasi RSUD Depati Hamzah.
timah yang terdapat di Pulau Bangka.
Pemerintah kolonial Belanda menyebarkan
berita bahwa Depati Amir menyerah setelah
ditinggalkan sebagian besar pengikutnya.
Di sisi lain, perjuangan Depati Amir