Page 90 - Sejarah Tokoh Nama Bandar Udara (PREVIEW)
P. 90
79 SEJARAH TOKOH NAMA BANDAR UDARA
selanjutnya, pesawat jenis Barron kemudian seorang pahlawan nasional yang berasal
diganti dengan pesawat penumpang Dakota. dari Lampung, yakni Radin Inten II yang
Meskipun penerbangan komersial sudah berjuang hingga akhir hayatnya dalam
dilaksanakan, serah terima Pelabuhan menentang kolonialisme Belanda di bumi
Udara Branti baru dilakukan pada tahun Lampung.
1963 dari AURI kepada Residen Lampung.
Sementara itu, serah terima pengelolaan Kiprah dan Perjuangan Radin Inten II
pelabuhan udara tersebut kepada Djawatan Radin Inten II adalah sosok pahlawan
Penerbangan Sipil dilakukan pada 1964. nasional yang namanya telah diabadikan
Tahun 1975 dilakukan pembangunan menjadi nama bandar udara dan perguruan
landasan baru dengan panjang kurang lebih tinggi di Lampung. Radin Inten II yang
1.850 meter di Pelabuhan Udara Branti bergelar Kesuma Ratu dilahirkan pada
dibangun sejajar dengan landasan lama. tahun 1834 dari pasangan Radin Imba
Pembangunan landasan baru tersebut II dan Ratu Mas. Ia lahir di sebuah desa
dilakukan dengan tujuan agar pesawat bernama Kuripan dan memiliki pertalian
jenis F-28 dapat mendarat di pelabuhan darah dengan keluarga Kesultanan Banten.
udara ini. Pembangunan landasan baru Dalam catatan silsilah leluhur raja-raja
dilakukan secara bertahap dan pada tahun Lampung, Radin Inten I adalah keturunan
1976 pembangunan landasan berikut Ratu Darah Putih atau Muhammad Aji
apron yang baru berhasil diselesaikan. Saka, yang merupakan putra dari Syarif
Landasan baru tersebut baru diresmikan Hidayatullah, yang menyebarkan ajaran
pada bulan Juni 1976 oleh Direktur Jendral agama Islam di Keratuan Pugung pada
Perhubungan Udara, Marsma Kardono, sekitar abad ke-15. Keratuan tersebut
dengan menggunakan pesawat jenis F-28 berada di wilayah Lampung Timur.
MK 3.000. Istilah Pelabuhan Udara Branti Ayahanda Radin Inten II adalah
kemudian diganti menjadi Bandar Udara seorang pejuang dari Lampung yang
Branti pada tanggal 1 September 1985. ditangkap oleh pemerintah kolonial
Dalam perkembangan selanjutnya, Belanda seiring dengan jatuhnya Benteng
Bandar Udara Branti diperluas dengan Raja Gepeh ke tangan pasukan Belanda.
dibangunnya terminal baru, yang Ia kemudian dibuang ke Pulau Timor.
pembangunannya dapat diselesaikan pada Pemerintah kolonial Belanda kemudian
1995. Terminal baru tersebut diresmikan menjalankan pemerintahan di wilayah
oleh Menteri Perhubungan pada 22 Mei Lampung melalui Dewan Perwalian.
1995. Dua tahun kemudian, nama bandar Sejak dilahirkan, Radin Inten II
udara ini kemudian diubah menjadi Bandar tidak mengenal ayahandanya. Namun,
Udara Radin Inten II berdasarkan SK. ibundanya menceritakan perjuangan
Menteri Perhubungan tanggal 10 April dan perlawanan terhadap Belanda yang
1997 dan peresmiannya dilakukan oleh dilakukan oleh ayahandanya tersebut.
Menteri Perhubungan pada 21 April 1997. Perjuangan melawan kolonialisme Belanda
Nama bandar udara ini diambil dari nama yang telah dirintis oleh ayahandanya