Page 114 - Perdana Menteri RI Final
P. 114
mendirikan cabang-cabang perkumpulan di datang untuk membaca artikel dalam surat
15
Padang dan Bukittinggi. Atas upayanya kabar, yang bukan saja terbitan Padang, tetapi
tersebut, dibentulah JSB cabang Padang di juga terbitan Jakarta. Ia membaca tulisan-tulisan
mana dalam kepengurusan organisasi itu Hatta dalam koran Neratja yang dipimpin oleh Abdul
bergabung sebagai bendahara, Bahder Djohan Muis dan Utusan Hindia, surat kabar resmi SI
sebagai sekretaris, dan Anas Munaf duduk yang dipimpin Tjokroaminoto. Ia juga mulai
sebagai ketua. Ketika aktif di JSB, Hatta terlibat membaca Verhandelingen van de Volksraad,
mengikuti ceramah-ceramah yang diadakan mengikuti perdebatan para pemimpin rakyat
oleh tokoh lokal, seperti Sutan Said Ali, guru yang bersidang di sana. Perdebatan yang menarik
sekolah adabiah yang kemudian dibuang ke perhatian Hatta adalah polemik antara Agus
16
Digul. Namun, peristiwa yang berkesan bagi Salim dan Sosrokardono mengenai relevansi
19
dirinya adalah kedatangan tokoh pergerakan, peran Volksraad bagi kemajuan rakyat. Dari
Gambar dari kiri ke kanan: Duduk: A. Soebardjo,
Abdul Muis, di Sumatera Barat pada bulan perdebatan dalam artikel itu, di situlah ia Sukiman (Dr.), Nazir Pamontjak. Berdiri:
Djoenaedi, Moh. Hatta, Moh. Ichsan dan Dahlan
September 1918. Abdul Muis merupakan salah mengenal metode pergerakan politik antara
Abdullah.
seorang pemimpin Sarekat Islam (SI) yang kooperasi dan nonkooperasi.
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
terpandang dan penduduk asli Bukittinggi
Selesai sekolah dari MULO, Hatta melanjutkan
yang sering “pulang kampung” dengan maksud
sekolah ke Jakarta di Prins Hendrik Handels
17
“membangkitkan semangat rakyat”. Ia datang
meletakkan jabatan bendahara pada akhir tahun ini dengan lancar karena ia telah mempelajari
School (PHS), sebuah SMA yang memfokuskan
sebagai anggota Volksraad yang baru dibentuk 1920, uang kas yang bermula dengan defisit dan soal sosialisme dari buku-buku tentang topik
pendidikannya pada pelajaran dagang. Hatta
oleh pemerintah Hindia Belanda. Pidato-
utang kurang lebih f 800 meningkat jumlahnya itu yang dibelikan oleh pamannya, Ayub Rais,
mengaku bahwa ia memilih sekolah ini bukan
pidato Abdul Muis menanamkan kesadaran kira-kira satu setengah kali. 23 seorang pebisnis yang ingin sekali keponakannya
atas dasar kepentingan pribadi belajar menjadi
nasional dan menggugah benak Hatta dalam ini maju. Ucapan yang penting pada pertemuan
26
pedagang, tetapi untuk menambah sentimen
memperjuangkan rakyat. Ia ingat dengan jelas Sebagai pengurus JSB, Hatta memiliki itu menurut Hatta adalah kritik Salim terhadap
kebangsaan. Saat itu, ia menyadari bahwa
ucapan Abdul Muis yang memberikan dorongan kesempatan untuk bertemu dengan tokoh-tokoh kaum terpelajar yang “tergantung di awang-
penjajahan kolonial ke alam Minangkabau terkemuka yang berasal dari Sumatera, yaitu Agus
kepadanya “Anak-anak muda ini adalah harapan awang”. Agus Salim mengkritik bahwa gerakan
menyebabkan kerugian ekonomi diderita Salim, Abdul Muis, Sutan Muhammad Zain,
bangsa dan akan menjadi pemimpin rakyat pada pemuda terkurung dalam ide kedaerahan,
20
oleh rakyat. Meskipun demikian, tidak bisa
masa datang.” 18 dan Engku Landjumin. Sudah lama Agus Salim, asalnya masing-masing, dan lupa akan tanah
dinafikan bahwa Hatta memang berbakat yang dijuluki oleh kalangan nasionalis sebagai
27
airnya yang sebenarnya, yaitu Hindia. Dalam
Selain aktif di JSB, pengalaman organisasi dalam masalah keuangan. Hal ini dibuktikan “the grand old man”, menjadi tokoh panutan
kata Hindia Belanda, kata Agus Salim, “kita
penting di masa MULO adalah keterlibatan dengan jalannya proses studinya yang lancar Hatta, meskipun nanti Hatta dalam banyak hal
harus melenyapkan Belandanya, agar tinggal
24
Hatta dalam Serikat Usaha, semacam kamar dan permintaan dari organisasi JSB pusat untuk tidak setuju dengannya. Pertemuan pertama
28
Hindia-nya bagi kita”.
dagang lokal tempat pedagang bumiputera mengangkatnya sebagai bendahara di tahun 1919. Hatta dengan Agus Salim berlangsung pada
berkumpul untuk memperkuat usaha mereka. Hatta bersedia menjadi bendahara hanya dalam pertengahan Februari 1920 ditemani oleh ketua Pasca menyelesaikan studinya di PHS, Hatta
Di organisasi ini, Hatta berhubungan dekat waktu satu tahun karena di tahun 1921 ia bersiap dan sekretaris JSB, Amir dan Bahder Djohan. memenuhi syarat untuk masuk ke Rotterdam
21
dengan sekretaris lembaga ini Engku Taher menghadapi ujian akhir di sekolah. Meskipun Dalam pertemuan dengan Agus Salim, topik Handelshogeschool, sekarang menjadi Erasmus
Marah Sutan, seorang pengusaha berpikiran hanya dalam waktu singkat di organisasi yang dibicarakan berkisar tentang politik dan University Rotterdam, salah satu sekolah
modernis yang juga menjadi donatur bagi JSB. itu, Hatta berhasil menertibkan administrasi ekonomi, khususnya mengenai sosialisme dan ekonomi terbaik di Belanda. Meskipun awalnya
22
25
Di kantor Serikat Usaha, saban sore hari Hatta keuangan perkumpulan. Bahkan ketika ia Islam. Hatta dapat berdiskusi mengenai topik ragu karena masalah pembiayaan studi, desakan
102 PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959 PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959 103

