Page 117 - Perdana Menteri RI Final
P. 117

dari pamannya untuk mencari beasiswas swasta   dasar sampai menengah berbahasa Belanda yang
 31
 akhirnya membuat Hatta bertekad untuk   dimungkinkan akibat  kebijakan politik etis.
 melanjutkan kuliahnya di Belanda. Hatta   Sementara itu, Poeze berpendapat bahwa anak-
 akhirnya memilih mengambil gelar ekonomi   anak Indonesia yang lulus dari sekolah menengah
 di Eropa bukannya belajar agama di Kairo.   berbahasa Belanda bisa melanjutkan pendidikan
 Pilihannya ini akhirnya berpengaruh besar   ke Belanda tanpa ujian masuk dan tersedia
 dalam mematangkan perjalanan politiknya dan   banyak beasiswa pendidikan dengan syarat
 pemahamannya mengenai nasionalisme dan   setelah  menyelesaikan  pendidikan  kedokteran
 kebangsaan: mengantarkannya menjadi salah   atau hukumnya mesti bekerja pada pemerintah
 32
 satu figur utama dalam pergerakan kemerdekaan   Belanda.
 Indonesia.
 Berbeda dengan generasi sebelumnya, kelompok
 PERHIMPUNAN INDONESIA,   mahasiswa yang datang setelah Perang Dunia
 NASIONALISME, DAN KEBANGSAAN  I  memiliki  kesadaran  politik  yang  lebih  kuat            Indonesische Vereeniging di Den Haag 1923 di
                                                                                             bawah pimpinan (Mr.) Iwa Kusumasumantri.
 33
 daripada generasi mahasiswa sebelumnya.  Hal
 PERHIMPUNAN INDONESIA DAN   ini disebabkan oleh sebelum belajar di Belanda,                 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
 PERJUANGAN KEMERDEKAAN DI   para pemuda ini umumnya telah melibatkan
 BELANDA
 dirinya dalam organisasi politik kepemudaan
               Soerjaningrat yang mengkritik keras pemerintah   Hatta adalah tipe “patriot ekspatriat”, sebuah
 Setelah berlayar sebulan dari Teluk Bayur,   ketika masih berada di Indonesia.  Generasi
 34
               Belanda  Als ik Nederlander Was bisa dengan     terminologi yang dibuat oleh Sugata Bose untuk
 akhirnya Hatta tiba di Rotterdam pada tanggal   baru inilah yang nantinya akan memberikan
                                                   36
               tenang berlalu lalang di negeri Belanda.  Selain   menyebut fenomena tokoh-tokoh antikolonial
 5 September 1921. Hatta merupakan bagian   pengaruh besar dalam  perubahan orientasi
               itu, ia merasakan bahwa orang-orang Indonesia   yang mekar kecintaan dan pengetahuan terhadap
 dari generasi gelombang pelajar Indonesia yang   politik Perhimpunan Indonesia menjadi lebih
               tidak perlu inferior di hadapan orang kulit putih.   tanah airnya meskipun ia terpisah jauh dari tanah
 datang ke Belanda pasca Perang Dunia I di mana   radikal di pertengahan tahun 1920-an.
               Akibat dari penjajahan salah satunya adalah     kelahirannya.  Ketika studi di  Belanda, Hatta
                                                                           38
 jumlah pelajar Indonesia yang belajar ke Belanda
               tertanamnya mental inlander, perasaan rendah    segera bergabung dengan perhimpunan pelajar
 meningkat drastis. Menjelang meletusnya Perang   Pengalaman politik pertama yang Hatta
               diri sebagai kalangan terjajah terhadap orang   Indonesia di Belanda, Indische Vereeniging. Pada
 Dunia I jumlah pelajar Indonesia yang studi ke   rasakan setelah berkeliling di Belanda adalah
               Eropa yang lebih terdidik. Hatta bukanlah orang
 Belanda hanya berjumlah 50 orang, meningkat   menyangkut relasi stasusnya sebagai anak   awalnya, waktu didirikan tahun 1908 organisasi
               seperti ini, pengetahuannya selama di Belanda
 drastis menjadi 115 di tahun 1922 dan 130 di   jajahan dan perlakuan sosial dari pemerintah dan   ini merupakan kelompok sosial yang non-
               memperkuat keyakinannya yang telah terbentuk
 29
 tahun 1924.  Gelombang baru kedatangan   masyarakat  terhadap orang-orang  dari  negeri   politis, hanya sebagai wadah untuk “memajukan
               selama studi di sekolah Eropa di Hindia Belanda
 pelajar Indonesia ke Belanda tidak lagi didominasi   jajahan. Di Indonesia, ia merasakan diskriminasi   kepentingan bersama orang Hindia di Belanda
               bahwa orang-orang Indonesia tidak kalah dari
 oleh keluarga kerajaan Jawa pasca berakhirnya   yang kuat terhadap bangsanya, sebaliknya di   dan menjaga hubungan dengan Hindia Timur
               orang kulit putih dalam hal apapun. 37
                                                                       39
 Perang Dunia I. Anak-anak yang orangtuanya   Belanda, Hatta melihat hak rakyat diakui dan   Belanda”.  Namun, semenjak kedatangan trio
 berlatar belakang birokrat dan kelas menengah   ditegakkan, bahkan orang-orang Indonesia   Di Belanda, Hatta tidak hanya menghabiskan   eksil Indische Partij, Douwes Dekker, Soewardi
 atas mulai mengirimkan anak-anaknya studi ke   diperlakukan sama dengan orang lain, tanpa   waktunya menjadi mahasiswa “kutu buku”. Ia   Soerjaningrat, dan Tjiptomangunkusumo, yang
 35
 30
 Belanda.  Peningkatan jumlah pelajar Indonesia   adanya diskriminasi.  Menurut Noer, orang-  sering mengesampingkan studi akademiknya   memberikan pengaruh kepada organisasi ini,
 ke Belanda, menurut Ingleson, disebabkan oleh   orang Indonesia yang dibuang ke Belanda di   demi kegiatan politik. Rasa kebangsaan dan   perlahan Indische Vereeniging berubah menjadi
 akses lebih besar keluarga menengah atas untuk   tahun 1913, seperti Soewardi Soerjaningrat   pemahaman yang mendalam terhadap tanah   lebih melek politik: menaruh perhatian terhadap
                                                                                                   40
 mengirimkan anak-anaknya ke sekolah tingkat   Tjiptomangunkusumo, akibat tulisan Soewardi   airnya memang tumbuh ketika studinya di Eropa.   perkembangan sosial-politik di tanah air.




 104  PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959           PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959  105
   112   113   114   115   116   117   118   119   120   121   122