Page 116 - Perdana Menteri RI Final
P. 116

dari pamannya untuk mencari beasiswas swasta   dasar sampai menengah berbahasa Belanda yang
                                                                                                                    31
                           akhirnya membuat Hatta bertekad untuk          dimungkinkan akibat  kebijakan politik etis.
                           melanjutkan kuliahnya di Belanda. Hatta        Sementara itu, Poeze berpendapat bahwa anak-
                           akhirnya memilih mengambil gelar ekonomi       anak Indonesia yang lulus dari sekolah menengah
                           di Eropa bukannya belajar agama di Kairo.      berbahasa Belanda bisa melanjutkan pendidikan
                           Pilihannya ini akhirnya berpengaruh besar      ke Belanda tanpa ujian masuk dan tersedia
                           dalam mematangkan perjalanan politiknya dan    banyak beasiswa pendidikan dengan syarat
                           pemahamannya mengenai nasionalisme dan         setelah  menyelesaikan  pendidikan  kedokteran
                           kebangsaan: mengantarkannya menjadi salah      atau hukumnya mesti bekerja pada pemerintah
                                                                                  32
                           satu figur utama dalam pergerakan kemerdekaan   Belanda.
                           Indonesia.
                                                                          Berbeda dengan generasi sebelumnya, kelompok
                           PERHIMPUNAN INDONESIA,                         mahasiswa yang datang setelah Perang Dunia
                           NASIONALISME, DAN KEBANGSAAN                   I  memiliki  kesadaran  politik  yang  lebih  kuat                                                                                                   Indonesische Vereeniging di Den Haag 1923 di
                                                                                                                                                                                                                               bawah pimpinan (Mr.) Iwa Kusumasumantri.
                                                                                                                33
                                                                          daripada generasi mahasiswa sebelumnya.  Hal
                           PERHIMPUNAN INDONESIA DAN                      ini disebabkan oleh sebelum belajar di Belanda,                                                                                                      Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
                           PERJUANGAN KEMERDEKAAN DI                      para pemuda ini umumnya telah melibatkan
                           BELANDA
                                                                          dirinya dalam organisasi politik kepemudaan
                                                                                                                                                  Soerjaningrat yang mengkritik keras pemerintah   Hatta adalah tipe “patriot ekspatriat”, sebuah
                           Setelah berlayar sebulan dari Teluk Bayur,     ketika masih berada di Indonesia.  Generasi
                                                                                                           34
                                                                                                                                                  Belanda  Als ik Nederlander Was bisa dengan    terminologi yang dibuat oleh Sugata Bose untuk
                           akhirnya Hatta tiba di Rotterdam pada tanggal   baru inilah yang nantinya akan memberikan
                                                                                                                                                                                     36
                                                                                                                                                  tenang berlalu lalang di negeri Belanda.  Selain   menyebut fenomena tokoh-tokoh antikolonial
                           5 September 1921. Hatta merupakan bagian       pengaruh besar dalam  perubahan orientasi
                                                                                                                                                  itu, ia merasakan bahwa orang-orang Indonesia   yang mekar kecintaan dan pengetahuan terhadap
                           dari generasi gelombang pelajar Indonesia yang   politik Perhimpunan Indonesia menjadi lebih
                                                                                                                                                  tidak perlu inferior di hadapan orang kulit putih.   tanah airnya meskipun ia terpisah jauh dari tanah
                           datang ke Belanda pasca Perang Dunia I di mana   radikal di pertengahan tahun 1920-an.
                                                                                                                                                  Akibat dari penjajahan salah satunya adalah    kelahirannya.  Ketika studi di  Belanda, Hatta
                                                                                                                                                                                                             38
                           jumlah pelajar Indonesia yang belajar ke Belanda
                                                                                                                                                  tertanamnya mental inlander, perasaan rendah   segera bergabung dengan perhimpunan pelajar
                           meningkat drastis. Menjelang meletusnya Perang   Pengalaman politik pertama yang Hatta
                                                                                                                                                  diri sebagai kalangan terjajah terhadap orang   Indonesia di Belanda, Indische Vereeniging. Pada
                           Dunia I jumlah pelajar Indonesia yang studi ke   rasakan setelah berkeliling di Belanda adalah
                                                                                                                                                  Eropa yang lebih terdidik. Hatta bukanlah orang
                           Belanda hanya berjumlah 50 orang, meningkat    menyangkut relasi stasusnya sebagai anak                                                                               awalnya, waktu didirikan tahun 1908 organisasi
                                                                                                                                                  seperti ini, pengetahuannya selama di Belanda
                           drastis menjadi 115 di tahun 1922 dan 130 di   jajahan dan perlakuan sosial dari pemerintah dan                                                                       ini merupakan kelompok sosial yang non-
                                                                                                                                                  memperkuat keyakinannya yang telah terbentuk
                                      29
                           tahun 1924.  Gelombang baru kedatangan         masyarakat  terhadap orang-orang  dari  negeri                                                                         politis, hanya sebagai wadah untuk “memajukan
                                                                                                                                                  selama studi di sekolah Eropa di Hindia Belanda
                           pelajar Indonesia ke Belanda tidak lagi didominasi   jajahan. Di Indonesia, ia merasakan diskriminasi                                                                 kepentingan bersama orang Hindia di Belanda
                                                                                                                                                  bahwa orang-orang Indonesia tidak kalah dari
                           oleh keluarga kerajaan Jawa pasca berakhirnya   yang kuat terhadap bangsanya, sebaliknya di                                                                           dan menjaga hubungan dengan Hindia Timur
                                                                                                                                                  orang kulit putih dalam hal apapun. 37
                                                                                                                                                                                                          39
                           Perang Dunia I. Anak-anak yang orangtuanya     Belanda, Hatta melihat hak rakyat diakui dan                                                                           Belanda”.  Namun, semenjak kedatangan trio
                           berlatar belakang birokrat dan kelas menengah   ditegakkan, bahkan orang-orang Indonesia                               Di Belanda, Hatta tidak hanya menghabiskan     eksil Indische Partij, Douwes Dekker, Soewardi
                           atas mulai mengirimkan anak-anaknya studi ke   diperlakukan sama dengan orang lain, tanpa                              waktunya menjadi mahasiswa “kutu buku”. Ia     Soerjaningrat, dan Tjiptomangunkusumo, yang
                                                                                             35
                                  30
                           Belanda.  Peningkatan jumlah pelajar Indonesia   adanya diskriminasi.  Menurut Noer, orang-                            sering mengesampingkan studi akademiknya       memberikan pengaruh kepada organisasi ini,
                           ke Belanda, menurut Ingleson, disebabkan oleh   orang Indonesia yang dibuang ke Belanda di                             demi kegiatan politik. Rasa kebangsaan dan     perlahan Indische Vereeniging berubah menjadi
                           akses lebih besar keluarga menengah atas untuk   tahun 1913, seperti Soewardi Soerjaningrat                            pemahaman yang mendalam terhadap tanah         lebih melek politik: menaruh perhatian terhadap
                                                                                                                                                                                                                                      40
                           mengirimkan anak-anaknya ke sekolah tingkat    Tjiptomangunkusumo, akibat tulisan Soewardi                             airnya memang tumbuh ketika studinya di Eropa.   perkembangan sosial-politik di tanah air.




                           104   PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959                                                                                                                  PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959  105
   111   112   113   114   115   116   117   118   119   120   121