Page 88 - Perdana Menteri RI Final
P. 88

perbedaan penafsiran dari pihak Belanda dan    dan Abdulmadjid (PS). Amir juga menyetujui
                           Indonesia mengenai kesepakatan yang mereka     kesepakatan yang telah dibuat Sjahrir tersebut.

                           tanda tangani dalam Linggarjati. Belanda tetap
                                                                          Untuk menjelaskan keputusan yang telah dibuat
                           pada tafsirannya pada pidato Ratu Wilhelmina
                                                                          Sjahrir tersebut, Abdulmadjid dikirimkan ke
                           pada tanggal 7 Desember 1942 bahwa Indonesia
                                                                          Yogyakarta untuk menjelaskannya di dalam rapat
                           akan dijadikan anggota persemakmuran dan
                                                                          kabinet. Namun, di Yogyakarta Abdulmadjid
                           akan berbentuk federasi, sementara hubungan
                                                                          malahan menyerang habis-habisan kesepakatan
                           luar  negerinya  diurus  Belanda.  Belanda  juga
                                                                          ini di depan kabinet, bukan mendukungnya
                           menuntut untuk diadakan gendarmerie bersama.
                                                                          seperti semula. Keputusan Sjahrir ini ditentang
                           Di tanggal 27 Mei 1947, wakil Belanda
                                                                          juga  oleh  sejumlah  tokoh  sayap  kiri,  seperti
                           menyerahkan nota ultimatum yang berisi poin-
                                                                          Tan Ling Djie dan Wikana. Menyadari
                           poin: kedaulatan de jure Belanda sampai 1 Januari
                           1949, membentuk pemerintahan bersama dan       bahwa  beberapa  tokoh  sayap  kiri  menolak                                                                                                         Presiden Sukarno menerima daftar nama-
                           mendirikan lembaga devisa bersama, selama      konsesi Sjahrir, Amir yang tiba belakangan                                                                                                           nama anggota Kabinet Amir Sjarifuddin dan
                                                                                                                                                                                                                               melantiknya pada tanggal 4 Juli 1947.
                           peralihan Indonesia diperintah pemerintah      di Yogyakarta lalu ikut-ikutan menyerangnya.
                                                                          Dalam usaha mengkonsolidasikan dukungan                                                                                                              Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
                           sementara dan wakil mahkota Belanda memiliki
                                                                          terhadapnya, Sjahrir datang ke Yogyakarta pada
                           keputusan akhir dalam memutuskan persoalan,
                           menyelenggarakan  bersama  soal  ekspor-impor   tanggal 26 Juni untuk menjelaskan segala situasi                                              89
                                                                                                                                                  lanjut mustahil dilakukan.  Pada tanggal 30 Juni   merupakan kader komunis di negeri Belanda dan
                           dan hubungan luar negeri, menyelenggarakan     dan permasalahannya. Namun, Sjahrir diserang                            akhirnya Sukarno meminta kepada pemimpin       pimpinan Partai Buruh menjadi wakil perdana
                           keamanan bersama, dan Republik harus           habis-habisan oleh Tan Ling Djie, Abdulmadjid,
                                                                                                                                                  empat partai terbesar untuk menyusun kabinet   menteri  menemani Gani dari PNI. Pengikut
                           mengirimkan beras untuk rakyat di daerah yang   dan Amir. Dukungan terhadap Sjahrir kini                               koalisi: Gani (PNI), Sukiman (Masyumi), Amir   Amir dari Partai Sosialis juga diberikan kursi
                           diduduki Belanda. 86                           hanya tersisa dari partai Masyumi dan semua                             Sjarifuddin (PS), dan Setiadjid (Partai Buruh).   menteri, di antaranya Abdulmadjid (Menteri
                                                                          partai besar telah menarik dukungan kepadanya.
                                                                                                                                                  Namun, kesepakatan di antara mereka gagal      Muda Dalam Negeri), Tamzil (Menteri Muda
                           Dalam nota ultimatum tersebut disebutkan       Akhirnya Sjahrir yang merasa tidak dipercaya
                                                                                                                                                  tercapai karena Masyumi menuntut kursi perdana   Luar Negeri), Tjokronegoro (Menteri Muda
                           bahwa Republik akan kehilangan kedaulatannya   lagi  menyerahkan  mandatnya  kepada  Presiden
                                                                                                                                                  menteri, menteri pertahanan, menteri luar      Perekonomian),  dan  Ong  Eng  Die  (Menteri
                           karena keputusan akhir berada di tangan wakil   Sukarno. Inilah awal dari perpecahan yang
                                                                                                                                                                         90
                                                                                                                                                  negeri dan dalam negeri.  Akhirnya, Sukarno
                           mahkota Belanda. Van  Mook  menegaskan                                                                                                                                Muda Keuangan). Dari Partai Buruh, Dr. Satrio
                                                                          terjadi di dalam internal kubu PS.
                                                                                                                                                  menunjuk kembali Amir,  Gani, dan Setiadjid
                           pula bahwa konsekuensi tidak menerima                                                                                                                                 diberikan kursi Menteri Muda Kesehatan, eks
                                                                                                                                                  untuk membentuk kabinet nasional yang harus
                           ultimatum ini adalah perang.  Terjepit oleh    Ironisnya adalah setelah Sjahrir menyerahkan                                                                           Digulis Suprodjo diberikan kursi Menteri Sosial,
                                                       87
                                                                                                                                                  selesai sebelum tanggal 3 Juli. Amir akhirnya
                           situasi yang pelik, Sjahrir akhirnya menerima   pengunduran dirinya, koalisi sayap kiri sadar                                                                         S.K. Trimutri sebagai Menteri Perburuhan.
                                                                                                                                                  berhasil  membentuk  formatur  kabinetnya,  kali
                           prinsip pemerintahan darurat pada 8 Juni 1947   bahwa mereka telah keliru dan meminta                                                                                 Sisanya tiga orang dari berbagai perwakilan
                                                                                                                                                  ini  dengan  bantuan  dari  PSII  (Partai  Sarekat
                                                                                                                    88
                           dan tanggal 20 Juni 1947 mengakui wakil        Sjahrir kembali meminta memimpin kabinet.                                                                              sayap kiri menerima satu kursi Menteri Negara,
                                                                                                                                                  Islam Indonesia), partai kecil yang baru muncul
                           mahkota  Belanda  secara  de jure.  Hanya  usulan   Sukarno juga mendesak Sjahrir untuk kembali                                                                       Wikana (Badan Kongres Pemuda), Maruto
                                                                                                                                                  pecahan dari Masyumi.
                           untuk membentuk pasukan bersama ditolak.       memegang jabatannya. Tapi, Sjahrir yang telah                                                                          Darusman (PKI), Sujas (BTI). Kursi Menteri
                           Konsesi yang dikeluarkan Sjahrir ini sebelum   merasa ditikam oleh teman-teman dari partainya                          Kabinet yang dibentuk oleh Amir Sjarifuddin    Pertahanan tetap dipegang oleh Amir dan
                           diusulkannya telah didiskusikan terlebih dahulu   sendiri menolaknya. Selain, ia juga merasa yakin                     ini disebut oleh Gie sebagai “kabinet kiri jauh”   Soeripno dijadikan duta keliling Indonesia di luar
                                                                                                                                                                                                       91
                           dengan anggota kabinetnya dan disetujui mereka,   bahwa sikap Belanda yang keras kepala terhadap                       karena anggota kabinetnya rata-rata berasal dari   negeri.  Naiknya koalisi kiri jauh dalam kabinet
                           antara lain A.K. Gani (PNI), Natsir (Masyumi),   ultimatum menyebabkan perundingan lebih                               partai-partai kiri yang radikal. Setiadjid yang   Amir  mendapatkan  respons  yang  antusias  dari





                           76    PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959                                                                                                                  PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959  77
   83   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93