Page 89 - Perdana Menteri RI Final
P. 89

perbedaan penafsiran dari pihak Belanda dan   dan Abdulmadjid (PS). Amir juga menyetujui
 Indonesia mengenai kesepakatan yang mereka   kesepakatan yang telah dibuat Sjahrir tersebut.

 tanda tangani dalam Linggarjati. Belanda tetap
 Untuk menjelaskan keputusan yang telah dibuat
 pada tafsirannya pada pidato Ratu Wilhelmina
 Sjahrir tersebut, Abdulmadjid dikirimkan ke
 pada tanggal 7 Desember 1942 bahwa Indonesia
 Yogyakarta untuk menjelaskannya di dalam rapat
 akan dijadikan anggota persemakmuran dan
 kabinet. Namun, di Yogyakarta Abdulmadjid
 akan berbentuk federasi, sementara hubungan
 malahan menyerang habis-habisan kesepakatan
 luar  negerinya  diurus  Belanda.  Belanda  juga
 ini di depan kabinet, bukan mendukungnya
 menuntut untuk diadakan gendarmerie bersama.
 seperti semula. Keputusan Sjahrir ini ditentang
 Di tanggal 27 Mei 1947, wakil Belanda
 juga  oleh  sejumlah  tokoh  sayap  kiri,  seperti
 menyerahkan nota ultimatum yang berisi poin-
 Tan Ling Djie dan Wikana. Menyadari
 poin: kedaulatan de jure Belanda sampai 1 Januari
 1949, membentuk pemerintahan bersama dan   bahwa  beberapa  tokoh  sayap  kiri  menolak     Presiden Sukarno menerima daftar nama-
 mendirikan lembaga devisa bersama, selama   konsesi Sjahrir, Amir yang tiba belakangan      nama anggota Kabinet Amir Sjarifuddin dan
                                                                                             melantiknya pada tanggal 4 Juli 1947.
 peralihan Indonesia diperintah pemerintah   di Yogyakarta lalu ikut-ikutan menyerangnya.
 Dalam usaha mengkonsolidasikan dukungan                                                     Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
 sementara dan wakil mahkota Belanda memiliki
 terhadapnya, Sjahrir datang ke Yogyakarta pada
 keputusan akhir dalam memutuskan persoalan,
 menyelenggarakan  bersama  soal  ekspor-impor   tanggal 26 Juni untuk menjelaskan segala situasi   89
               lanjut mustahil dilakukan.  Pada tanggal 30 Juni   merupakan kader komunis di negeri Belanda dan
 dan hubungan luar negeri, menyelenggarakan   dan permasalahannya. Namun, Sjahrir diserang   akhirnya Sukarno meminta kepada pemimpin   pimpinan Partai Buruh menjadi wakil perdana
 keamanan bersama, dan Republik harus   habis-habisan oleh Tan Ling Djie, Abdulmadjid,
               empat partai terbesar untuk menyusun kabinet    menteri  menemani Gani dari PNI. Pengikut
 mengirimkan beras untuk rakyat di daerah yang   dan Amir. Dukungan terhadap Sjahrir kini   koalisi: Gani (PNI), Sukiman (Masyumi), Amir   Amir dari Partai Sosialis juga diberikan kursi
 diduduki Belanda. 86  hanya tersisa dari partai Masyumi dan semua   Sjarifuddin (PS), dan Setiadjid (Partai Buruh).   menteri, di antaranya Abdulmadjid (Menteri
 partai besar telah menarik dukungan kepadanya.
               Namun, kesepakatan di antara mereka gagal       Muda Dalam Negeri), Tamzil (Menteri Muda
 Dalam nota ultimatum tersebut disebutkan   Akhirnya Sjahrir yang merasa tidak dipercaya
               tercapai karena Masyumi menuntut kursi perdana   Luar Negeri), Tjokronegoro (Menteri Muda
 bahwa Republik akan kehilangan kedaulatannya   lagi  menyerahkan  mandatnya  kepada  Presiden
               menteri, menteri pertahanan, menteri luar       Perekonomian),  dan  Ong  Eng  Die  (Menteri
 karena keputusan akhir berada di tangan wakil   Sukarno. Inilah awal dari perpecahan yang
                                      90
               negeri dan dalam negeri.  Akhirnya, Sukarno
 mahkota Belanda. Van  Mook  menegaskan                        Muda Keuangan). Dari Partai Buruh, Dr. Satrio
 terjadi di dalam internal kubu PS.
               menunjuk kembali Amir,  Gani, dan Setiadjid
 pula bahwa konsekuensi tidak menerima                         diberikan kursi Menteri Muda Kesehatan, eks
               untuk membentuk kabinet nasional yang harus
 ultimatum ini adalah perang.  Terjepit oleh   Ironisnya adalah setelah Sjahrir menyerahkan   Digulis Suprodjo diberikan kursi Menteri Sosial,
 87
               selesai sebelum tanggal 3 Juli. Amir akhirnya
 situasi yang pelik, Sjahrir akhirnya menerima   pengunduran dirinya, koalisi sayap kiri sadar   S.K. Trimutri sebagai Menteri Perburuhan.
               berhasil  membentuk  formatur  kabinetnya,  kali
 prinsip pemerintahan darurat pada 8 Juni 1947   bahwa mereka telah keliru dan meminta   Sisanya tiga orang dari berbagai perwakilan
               ini  dengan  bantuan  dari  PSII  (Partai  Sarekat
 88
 dan tanggal 20 Juni 1947 mengakui wakil   Sjahrir kembali meminta memimpin kabinet.    sayap kiri menerima satu kursi Menteri Negara,
               Islam Indonesia), partai kecil yang baru muncul
 mahkota  Belanda  secara  de jure.  Hanya  usulan   Sukarno juga mendesak Sjahrir untuk kembali   Wikana (Badan Kongres Pemuda), Maruto
               pecahan dari Masyumi.
 untuk membentuk pasukan bersama ditolak.   memegang jabatannya. Tapi, Sjahrir yang telah   Darusman (PKI), Sujas (BTI). Kursi Menteri
 Konsesi yang dikeluarkan Sjahrir ini sebelum   merasa ditikam oleh teman-teman dari partainya   Kabinet yang dibentuk oleh Amir Sjarifuddin   Pertahanan tetap dipegang oleh Amir dan
 diusulkannya telah didiskusikan terlebih dahulu   sendiri menolaknya. Selain, ia juga merasa yakin   ini disebut oleh Gie sebagai “kabinet kiri jauh”   Soeripno dijadikan duta keliling Indonesia di luar
                                                                     91
 dengan anggota kabinetnya dan disetujui mereka,   bahwa sikap Belanda yang keras kepala terhadap   karena anggota kabinetnya rata-rata berasal dari   negeri.  Naiknya koalisi kiri jauh dalam kabinet
 antara lain A.K. Gani (PNI), Natsir (Masyumi),   ultimatum menyebabkan perundingan lebih   partai-partai kiri yang radikal. Setiadjid yang   Amir  mendapatkan  respons  yang  antusias  dari





 76  PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959            PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959  77
   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94