Page 94 - Perdana Menteri RI Final
P. 94

Januari 1948. Perjanjian Renville menempatkan   dalam maupun dari luar. Amir mempertahankan
                                                                                                                                                  Republik  pada  kedudukan  yang  semakin       posisinya sebagai menteri pertahanan sampai
                                                                                                                                                  sulit. Dalam perjanjian ini wilayah Indonesia   dirinya menjadi perdana menteri di bulan Juli

                                                                                                                                                  makin sempit, dikurung oleh daerah-daerah      1947. Hal ini memperlihatkan bahwa hanya dia
                                                                                                                                                  pendudukan Belanda sewaktu Agresi Militer      dan Sjahrir yang merupakan tokoh politik riil
                                                                                                                                                   100
                                                                                                                                                  I.  Sementara itu, posisi Belanda semakin kuat   dalam kabinet itu, menjalankan peran sebagai
                                                                                                                                                  karena Amir menyetujui garis van Mook yang     dwitunggal yang saling menopang satu sama
                                                                                                                                                  menyebabkan terjadinya eksodus militer dan     lain.  Meskipun demikian, naiknya Amir
                                                                                                                                                                                                     103
                                                                                                                                                  gerilyawan di daerah kantong gerilya di balik   menjadi menteri  pertahanan menimbulkan
                                                                                                                                                  garis tersebut.                                polemik.  Dua  hari  sebelum  pembentukan
                                                                                                                                                                                                 kabinet Sjahrir pertama, militer memilih Sultan
                                                                                                                                                  Mohammad Roem berpendapat bahwa “Renville
                                                                                                                                                                                                 Hamengkubuwono IX (HB IX) sebagai menteri
                                                                                                                                                                                           101
                                                                                                                                                  adalah titik kekalahan dalam perjuangan”.
      Presiden Sukarno dan Amir Sjarifuddin tiba dari                                                                                                                                            keamanan rakyat (pertahanan). Pemilihan
      Perundingan Renville.                                                                                                                       Perjanjian Renville merupakan kemenangan
                                                                                                                                                                                                 ini merupakan tantangan langsung yang
                                                                                                                                                  besar bagi Belanda dan kekalahan telak bagi Amir
      Perpustakaan Nasional Republik Indonesia                                                                                                                                                   ditunjukkan kepada kewenangan Sjahrir sebagai
                                                                                                                                                  Sjarifuddin. Masyumi yang awalnya mendukung
                                                                                                                                                                                                 pemimpin eksekutif yang lebih memilih untuk
                                                                                                                                                  kabinet Amir kemudian mencabut dukungan
                                                                                                                                                                                                 mengangkat kompratriotnya, Amir Sjarifuddin
                                                                                                                                                  dan mendesak Amir mundur. Aksi Masyumi
                                                                                                                                                                                                 dengan alasan menolak apa yang dianggap suatu
                                                                                                                                                  kemudian diikuti oleh PNI sehingga dukungan
                                                                                                                                                                                                 pola Jepang yang militeristis. 104
                                                                                                                                                  kepada Amir hanya tersisa dari golongan sayap
                                                                                                                                                  kiri. Amir Sjarifuddin akhirnya menyatakan     Dalam tradisi Jepang mulai dari periode Meiji
                                                                                                                                                  mundur dari kursi PM pada tanggal 23 Januari   sampai seterusnya, menteri angkatan bersenjata

                                                                                                                                                  1948. Angkatan muda Masyumi di depan kantor    dalam kabinet Jepang harus dari orang-orang
                                                                                                                                                  pemerintah menyerukan yel-yel “allahu akbar,   militer, antara 1900 hingga 1913, dan sekali
                                                                                                                                                                     102
                                                                                                                                                  kabinet Amir bubar”.  Apa yang dialami oleh    lagi setelah 1936, menteri-menteri tersebut
                                                                                                                                                  Amir sama seperti Sjahrir dulu yang ditusuk dari                    105
                                                                                                                                                                                                 haruslah perwira aktif.  Cara ini memberikan
                                                                                                                                                  belakang oleh kawan-kawannya. Sejarah seperti   suatu penguasaan efektif terhadap sumber daya
                                                                                                                                                  seolah berulang.
                                                                                                                                                                                                 dalam kementerian dan juga penguasaan secara
                                                                                                                                                                                                 tidak langsung terhadap kabinet itu sendiri. Jadi
                                                                                                                                                  TENTARA DAN PERTAHANAN                         tidak aneh bagi para bekas perwira Peta, mereka
                                                                                                                                                  NASIONAL: PRO DAN KONTRA
                                                                                                                                                                                                 membahas kedudukan menteri pertahanan. Dan
                                                                                                                                                  Dalam kabinet Sjahrir, Amir adalah tokoh       mereka secara penuh mendukung penunjukkan
                                                                                                                                                  kedua setelah Sjahrir yang memegang peranan    Sultan HB IX dalam konferensi di markas besar
                                                                                                                                                  kunci dalam pemerintahan. Posisinya sebagai    barisan kelaskaran di Yogyakarta dengan alasan
      Presiden Sukarno bersama Amir Sjarifuddin                                                                                                   menteri pertahanan menggarisbawahi bahwa       bahwa Sultan dianggap sebagai perwira tinggi
      mengadakan konferensi pers setibanya dari
                                                                                                                                                  Amir diserahi tanggung jawab penting untuk     yang memiliki peran dan keberanian selama
      perundingan Renville.
                                                                                                                                                  membawa kapal Republik selamat menghadapi      pendudukan Jepang dan berperan dalam gerakan
      Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
                                                                                                                                                  badai revolusi, baik dari terpaan gelombang dari   kemerdekaan. 106




                           82    PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959                                                                                                                  PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959  83
   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99