Page 96 - Perdana Menteri RI Final
P. 96

109
                           Meskipun begitu, Sjahrir menolak desakan       faksionalisme.  Oleh sebab itu, sejak awal Amir                         ideal disiplin dengan menggunakan Pendidikan   dari rakyat biasa dengan pendidikan formal
                                                                                                                                                                                           113
                           dari barisan militer  dan tetap teguh dengan   mendidik korps perwira Angkatan Darat secara                            politik (Pepolit) yang bercorak sosialis.      yang terbatas, Soedirman melihat bahwa tentara
                           keputusannya. Tentara akhirnya mundur setelah   politik  untuk  “mendemokratiskan”  maupun                             Dengan upaya yang dilakukannya ini Amir        bukanlah  instrumen  pusat  yang  bersifat  Barat,
                           melalui perdebatan, tapi mengenai kedudukan    untuk “mensosialiskan” pandangan mereka.                                ingin menarik pengalaman revolusi Perancis,    tetapi merupakan ekspresi yang teroganisir dari
                                                                                                                                                                                                                 117
                           Soedirman sebagai panglima besar tentara       Hal ini penting dilakukan untuk membangun                               ketika suatu amalgam antara antusiasme pemuda   kehendak rakyat.  Soedirman sadar bahwa
                           mereka tidak mau mundur. Akhirnya, meskipun    hubungan antara militer dan pemerintah yang                             dengan kemampuan pasukan kerajaan melebur      karir yang dicapainya lebih merupakan proses
                           Amir naik menjadi menteri pertahanan, ia tidak   berkuasa sekaligus untuk memberi mereka suatu                         dalam “levee en masse”. 114                    pemilihan berjenjang informal yang posisinya
                           pernah populer dan diterima sepenuhnya oleh    orientasi ideologis yang akan membuat mereka                                                                           bergantung kepada kemampuannya untuk
                                                                                                                                                  Intervensi Amir dalam angkatan bersenjata
                           kalangan tentara. Amir sangat sadar tahu adanya   berada dalam jangkauan golongan-golongan                                                                            memperoleh  kesetiaan  dan  keyakinan  dari
                           penolakan sekaligus kemampuan otonom tentara   sosialis. 110                                                           membuat friksi muncul antara pemerintah        unit-unit elektoral yang terdiri dari kelompok-
                                                                                                                                                  dan angkatan bersenjata. Para perwira reguler
                           bergerak tanpa arahan pemerintah. Ia menyadari                                                                                                                        kelompok militer  setempat. Oleh  sebab  itu,
                                                                          Kontrol sipil terpusat terhadap angkatan                                menolak tunduk kepada perintah otoritas sipil
                           bahwa posisi tentara adalah vital dalam negara,                                                                                                                       dapat dipahami bila Soedirman mencita-
                                                                          bersenjata dan indoktrinasi tanggung jawab                              dan pertikaian terus menerus di antara mereka
                           namun pada saat yang sama sadar bahwa tentara                                                                                                                         citakan tentara nasional sebagai tentara rakyat
                                                                          ideologis di kalangan perwiranya, menurut                               mengenai pengangkatan perwira senior nantinya
                           merupakan batu alang utama kekuasaannya–                                                                                                                              yang egaliter dibanding partai-partai politik.
                                                                          Klinken, “merupakan konsep Clausewitzian                                merupakan faktor penting yang memantik
                           dan persaingan tersebut merupakan penyebab                                                                                                                            Bila tentara harus dibayangkan sebagai suatu
                                                                                                              111
                                                                          konvensional di negara-negara modern”.  Amir                            peristiwa Madiun di tahun 1948.  Tuduhan-
                                                                                                                                                                                 115
                           kejatuhan Amir secara politik sebagai perdana                                                                                                                         kekuatan revolusioner, maka revolusioner di sini
                                                                          menyinggung perbedaan kontras antara pemuda                             tuduhan dari banyak pendukung Sjahrir dan
                           menteri.                                                                                                                                                              harus diartikan sebagai “mengabdikan secara
                                                                          NAZI dan pemuda Rusia selama perang di mana                             Amir bahwa Soedirman dan para pengikutnya      tulus kepada perjuangan untuk merdeka”. 118
                           Dalam visi Amir mengenai watak tentara (saat   keberhasilan Rusia menurutnya berkaitan dengan                          dari Peta berwatak fasis, ditentang mentah-
                           itu Tentara Keamanan Rakyat, TKR), ia melihat   peleburan keyakinan politik yang teguh dari                            mentah oleh mereka. Tidak bisa dipungkiri      Saat Amir menjadi perdana menteri keyakinan
                           perlunya revisi organisasional militer agar dapat   Tentara Merah. Tapi Simatupang, salah seorang                      keahlian militer yang mereka dapatkan memang   tentang “Tentara Masyarakat” ini terus
                           menjadi kekuatan efektif dalam menghadapi      kolonel Republik yang terbaratkan, menolak                                                                             dipertahankan. Pada akhirnya dalam tubuh
                                                                                                                                                  berasal dari Jepang, tetapi semangat dan teladan
                           Revolusi. Amir lalu menekankan perbedaan       kesan bahwa Amir ingin mereproduksi Tentara                                                                            militer terpecah dua kubu antara TNI yang
                                                                                                                                                  dalam pikiran Soedirman dan pengikutnya
                           yang ia analisis antara dua Angkatan Darat     Merah Soviet di Indonesia, sebab model seperti                          berasal dari para pemberontak sebelumnya       yang bersifat otonom dan mencari dana sendiri
                           pra-kemerdekaan, yaitu KNIL dan Peta, dan      itu telah ada jauh di dalam tentara Cromwell di                         melawan penjajahan Belanda. Mereka menuduh,    dan Tentara Masyarakat yang bersifat ideologis
                           Angkatan Darat baru yang ia idealisasikan di   Inggris. Dalam memastikan model tentara yang                            sebaliknya, apabila ada kelompok yang          dan  organisasional  bertanggung  jawab  kepada
                           TKR. Amir menyerang KNIL sebagai “tentara      memiliki dasar-dasar pemahaman ideologis                                                                               pemerintah dan Kementerian Pertahanan (PS)
                                                                                                                                                  dipengaruhi oleh konsep-konsep asing, justru
                                                                                                                                                                                                                                          119
                           bayaran yang anggota-anggotanya rela digunakan   negara yang kuat ini, slogan Cromwellian                                                                             atau langsung kepada Amir Sjarifuddin.
                                                                                                                                                  golongan sipil cendekiawan berbahasa Belanda
                           oleh  pemerintah Belanda untuk menindas        adalah “tiap kali anda berevolusi, anda harus                                                                          Jumlah Tentara Masyarakat sendiri menurut
                                                                                                                                                  dan ibukota yang terdampak itu. Dibuktikan
                           bangsanya sendiri, sementara Peta hanya sekedar   meyakinkan bahwa tentara akan mengadopsi                                                                            pengakuan A.H Nasution berjumlah 470.000
                                                                                                                                                  oleh sikap mereka yang terus menerus
                                                                                         112
                           alat Jepang untuk mencapai tujuan-tujuan       filosofi revolusi”.  Untuk menanamkan idenya                                                                           sedangkan TNI hanya 350.000 tentara. Sekitar
                                                                                                                                                  mau berkompromi dengan musuh melalui
                                      107
                           kolonialnya”.  Terhadap laskar-laskar pemuda   mengenai angkatan bersenjata yang berkomitmen                                                                          100.000  pasukan  Tentara  Masyarakat berasal
                                                                                                                                                  perundingan-perundingan, berkebalikan dengan
                           yang banyak muncul di era Jepang, Amir justru   dan disiplin, Amir melakukan tiga langkah                                                                             dari Pesindo yang merupakan elemen utama
                                                                                                                                                  patriot-patriot tentara yang mengangkat senjata
                           mengapresiasi nilai politis milisi-milisi rakyat   besar: (1) berusaha menarik antusiasme pemuda                                             116                      dalam kelompok ini. Dualisme model dalam
                                                                                                                                                  untuk melawan Belanda.
                                  108
                           tersebut.  Dari titik ini kelihatan bahwa      ke  dalam  sebuah  organisasi  tunggal  bernama                                                                        angkatan bersenjata di dalam pemerintahan
                           Amir berupaya memberi jiwa politik kepada      Pesindo; (2) mengintegrasikan kelompok ini                              Soedirman sendiri memiliki keyakinan terhadap   Amir ini ternyata menimbulkan kesulitan.
                           tentara, menanamkan ide “kemasyarakatan”,      dan kelompok pejuang lainnya ke dalam tentara                           peran dan watak tentara nasional yang didasarkan   Pertama,  kebijakan  ini   kenyataannya
                           membuang model korporatisme, patronase, dan    Republik; (3) berusaha menanamkan ideal-                                pada pengalaman dan latar belakangnya. Berasal   menghadapi resistensi dari kalangan militer





                           84    PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959                                                                                                                  PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959  85
   91   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101