Page 195 - Final Sejarah Islam Asia Tenggara Masa Klasik
P. 195

membentuk aliansi anti-Gowa-Tallo,   Kalimantan  dari tangan Pangeran Tumenggung.   kerajaan-kerajaan di sekitarnya. Selain
 yang dikenal aliansi Tellumpocco.   Di wilayah Kalimantan, kerajaan   Untuk itu Raden Samudera meminta   mampu membendung pengaruh dan
 Namun, perselisihan terus berlangsung,   Banjarmasin adalah salah satu pusat   bantuan kepada kerajaan Demak,   intervensi politik dari Jawa, (Tuban dan
 terlebih dengan Bone. Menjelang akhir   kekuatan politik Islam yang sangat   dengan satu “imbalan” bahwa dia masuk   Mataram), kerajaan Banjar juga berhasil
 abad ke-16, perang terjadi antara Gowa-  berpengaruh. Akar kerajaan tersebut   Islam. Kerajaan Demak mengabulkan   menguasai daerah-daerah kerajaan di
 Tallo dengan Bone, yang berakhir   bisa dilacak pada masa pra-Islam, yakni   permintaan tersebut, dengan mengirim   Kalimantan Timur, Tenggara, Tengah
                                                             123
 dengan Perjanjian Ulung Kanaya ri   kerajaan Daha yang berpusat di Negara   tentara dalam jumlah yang diperlukan   dan Barat.  Meski memasuki gejolak
 Callepa. Tetapi perang di antara dua   Dipa. Kerajaan bercorak Budha ini   untuk membantu calon pewaris   politik akibat intervensi VOC dan
 kerajaan ini terus berpangsung masa-  pernah memiliki hubungan diplomatik   mahkota. Di samping sebagai penengah   kemudian kolonialisme Belanda (seperti
 masa setelahnya. Pada 1611, Gowa-Tallo   dengan kerajaan Majapahit. Kitab   dalam sengketa keluarga raja, pasukan   akan dijelaskan nanti), Kesultanan
            Demak berhasil menjadikan Pangeran
                                                    Banjarmenjadi tempat kemunculan salah
 berhasil menaklukkan Bone dan rajanya   Negarakertagama (1365), dan kronikal   Samudera naik tahta, dan—atas nasehat   seorang ulama terkemuka, Muhammad
 masuk Islam dengan gelar Sultan Adam.   Banjarmasin yang lebih belakangan   seorang ulama Arab—dia mengadopsi   Arsyad bin ʻAbd Allah Al-Banjari
 Namun, pada masa pemerintahan raja   (Hikayat Banjar [Ras 1968]) mencatat   gelar dan nama raja Islam, Sultan   (1710-1812). Sebagaimana dikaji Azra ,
                                                                                     124
 Bone ketiga belas, La Maddaremmeng   hubungan politik tersebut. Pada masa   Suryanullah. Sejak pertengahan abad ke-  Muhammad Arsyad berjasa besar dalam
 (1626-1643), terjadi lagi perselisihan,   kekuasaan Putri Junjung Buih serta   16, Kerajaan Banjar senantiasa mengirim   penyebaran Islam di Kalimantan. Di
 yang berakhir penyerangan Gowa-  Patihnya Lambung Mangkurat, kerajaan   utusan membawa upeti ke Demak. Hal   samping menulis Sabil al-Muhtadin, dia
 Tallo ke Bone dan penangkapan La   Daha tepatnya daerah Sungai Nagara,   ini berhenti ketika pusat kekuasaan   juga menyelesaikan isu-isu keagamaan
 Maddaremmeng untuk dibawa ke   Batang Tabalung, dan Barito termasuk   politik di Jawa telah beralih ke kerajaan   aktual yang terjadi di kerajaan Banjar.
 Gowa sebagai tahanan. Namun, lagi-  daerah yang berada di bawah pengaruh   Pajang. 122
 lagi peristiwa ini tidak mengakhiri   Majapahit. 121  Selain Banjar, kerajaan lain di
 perselisihan antara dua kerajaan   Proses Islamisasi Banjarmasin, seperti   Di bawah kekuasaan Sultan Suryanullah,   Kalimantan adalah Kutai, yang terletak
 tersebut. Baru pada 1643, Gowa-Tallo   halnya masa kerajaan Daha, juga   Banjar atau Banjarmasin berkembang   di belahan timur pulau ini. Tidak banyak
            menjadi kerajaan terkemuka. Kekuasaan
                                                    informasi mengenai kerajaan ini, selain
 berhasil menguasai Bone sepenuhnya   melibatkan kerajaan Jawa, yakni kerajaan   kerajaan menjangkau wilayah yang luas,   bahwa Kutai telah ada sejak masa pra-
 dan menempatkan perwakilan Gowa-  Demak. Diceritakan bahwa proses   meliputi Sambas, Batanglawi Sukadana,   Islam dan banyak mengadakan kontak
 Tallo sebagai penguasa kerajaan Bone.   ini bermula dari konflik internal di   Kotawaringin, Sampit, Madawi, dan   dengan kerajaan Majapahit. Tidak seperti
 Kondisi ini berlangsung beberapa lama,   kerajaan Daha, tepatnya antara Pangeran   Sambangan. Bahkan, pada masa   kerajaan Daha yang dipicu konflik
 sampai akhirnya muncul Aru Palaka—  Tumenggung (m. 1588-1598)—penerus   kekuasaan Sultan Marhum Panembahan   internal kerajaan, proses Islamisasi
 putera La Maddaremmeng—yang   Pangeran Sukarama (m. 1555-1585)—  atau dikenal juga sebagai Sultan   di kerajaan Kutai berlangsung secara
 membantu VOC melawan Gowa-Tallo,   dengan Raden Samudera, cucu Pangeran   Mustain Billah pada awal abad ke-17,   damai. Berdasarkan sumber lokal Hikayat
 yang berakhir dengan penaklukkan   Sukarama. Mengkalim sebagai pewaris   Kesultanan Banjar berhasil menghimpun   Kutai, diceritakan bahwa Islamisasi
 Gowa-Tallo oleh kompeni dagang   kerajaan yang sah, Raden Samudera   kurang lebih lima puluh ribu (50.000)   kerajaan tersebut dihubungkan dengan
 Belanda. 120  merasa berhak merebut kekuasaan   prajurit, sehingga sangat ditakuti oleh   kedatangan ulama asal Minangkabau



 182  Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik   Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik   183
   190   191   192   193   194   195   196   197   198   199   200