Page 211 - Final Sejarah Islam Asia Tenggara Masa Klasik
P. 211

banyak historiografi tradisional, semisal   bagin da. Orang tua itu menulis sesuatu   Salasilah Kutai, penyebaran Islam   berhasil mengungguli kesaktian raja.
 lontara’ patturioloanga ri Tugowaya, Raja   di atas kuku ibu jari Raja Tallo, dan   di Kalimantan Timur terjadi pada   Sehingga, atas dasar itu, Raja Mahkota
 Tallo, yang juga menjabat Mangkubumi   mengirimkan salam kepada orang ajaib   masa Kerajaan Kutai, tepatnya masa   mengaku kalah dan akhirnya memeluk
 Kerajaan Go wa—I Mallingkaang   yang ada di pantai (Khatib Tunggal). 170  pemerintahan Raja Mahkota (1575-  Islam. Raja Mahkota dibimbing untuk
 Daeng Mannyonri—diberitakan telah   1610), raja keenam yang memerintah   mengucapkan dua kalimat syahadat
 diislamkan oleh orang Minangkabau,   Waktu kha tib Tunggal diberitahu   Kerajaan. Dalam Salasilah tersebut   dan diikuti rakyatnya. Sejak itu, Raja
 Abdul Makmur Khatib Tunggal yang   tentang pertemuan Raja dengan orang   diceritakan bahwa agama Islam dibawa   Mahkota menjadi raja Islam. Dan
 kemudian diberi gelar Dato’ ri Bandang.   tua, ia melihat bahwa yang tertulis di   dua tokoh agama dari Minangkabau,   semua raja yang belum masuk Islam
 Setelah berdiam di Ujung Kampung   atas ku ku ibu jari Raja Tallo adalah surah   bernama Tuan Haji Bandang dan Tuan   ditaklukkan untuk diarahkan agar
 Pamatoang pada pertengahan abad   Al Fatihah. Khatib Tunggal menyatakan   Haji Tunggang, setelah sebelumnya   memeluk Islam. 172
 bahwa orang tua yang menjumpai
 ke-16, Dato’ ri Bandang kemudian   mengislamkan Makassar. Kedua ulama
 dikenal sebagai alim yang mengajak   baginda adalah penjelmaan Nabi   itu telah bersepakat melanjutkan   Lain halnya dengan Banjarmasin di
 raja untuk beralih menjadi Mualim.    Muhammad sendiri. Orang Makassar   dakwah ke Kerajaan Kutai. Namun,   Kalimantan Selatan. Sebagaimana
 169
                                                    dikisahkan teks sejarah lokal wilayah
 menamakan penjelmaan Nabi Muham-
 Seorang Belanda ahli Makassar lebih   mad itu “Makkasaraki nabbi Muhamma”.   guna mengawasi perkembangan Islam   tersebut, Hikayat Banjar,  proses
                                                                         173
 jauh menulis tentang proses konversi   di Makassar, mereka memutuskan
 keagamaan tersebut. Mengacu pada   Sebagian orang Makassar menafsirkan   salah seorang dari mereka harus tetap   Islamisasi Banjarmasin tidak melibatkan
 kalimat itu sebagai asal mula nama kota
                                                    ulama seperti halnya di Kutai.
 tradisi lisan yang hidup di tengah   Makassar. Maka, segera setelah bertemu   di Makassar. Maka, Tuan Haji Bandang   Melainkan, ia berlangsung melalui
 Muslim Makassar, dia mengisahkan   dengan Khatib Tunggal, baginda   tetap tinggal di Makassar, sementara   intervensi politik kerajaan Demak di
 bahwa Islamisasi di Makassar bermula   memeluk Islam dan menyebar kannya   yang bertugas melakukan dakwah di   Jawa. Kisah ini bermula ketika Pangeran
 ketika ada seorang ulama dari   ke semua orang Makassar. Khatib   Kutai adalah Tuan Haji Tunggang yang   Samudera memberontak melawan
 Minangkabau, bernama Abdul Makmur   Tunggal lah yang memegang peranan   oleh penduduk setempat dikenal dengan   pamannya, Pangeran Temanggung yang
 Khatib Tunggal, tiba di pelabuhan Tallo   dalam mengajarkan agama Islam itu.   nama Tuan Tunggang Parangan.  bertahan di Negaradaha. Sang Pangeran
 pada 1605, dengan menumpang sebuah   Sampai sekarang, apa yang dianggap   Teks Salasilah selanjutnya menceritakan   menuntut haknya menjadi raja sesuai
 perahu ajaib. Setibanya di pantai, ia   sebagai tempat pertemuan Raja Tallo dan   bahwa suatu ketika Tuan Tunggang   wasiat kakeknya, yang mewariskan tahta
 shalat yang mengherankan rakyat.   (penjelmaan) nabi Muham mad masih   Parangan menemui Raja Mahkota dan   kerajaan untuknya. Mendengar saran
 Setelah itu, ia menya takan keinginannya   ada, dan dijadikan tempat keramat   mengutarakan maksudnya, meminta   pembantu-pembantunya, Pangeran
 untuk menghadap raja. Mendengar   yang diziarahi. Begitu juga kuburan   Raja Mahkota masuk Islam. Raja   Samudera mengirim utusan ke Jawa
 berita kedatangan orang ajaib itu,   Khatib Tunggal di kota Makassar masih   Mahkota bersedia masuk Islam dengan   untuk meminta bantuan tenaga perajurit
 Raja Tallo ber gegas pergi ke pantai. Di   terpelihara dengan baik. 171  syarat bahwa Tuan Tunggang Parangan   dari kesultanan Demak.
 tengah perjalanan ke pantai, di pintu   mampu mengalahkannya dalam adu
 gerbang halaman istana Tallo, baginda   Masih terakait ulama Minangkabau   kesaktian. Dan Tuan Tunggang Parangan   Atas dasar itu, demikian Hikayat
 bertemu dengan seorang tua yang   adalah Islamiasi Kutai di Kalimantan   bersedia memenuhi keinginan raja.   Banjar menuturkan, raja Demak akan
 menanyakan tentang tujuan perjalanan   Timur. Seperti diceritakan dalam   Singkat cerita, Tuan Tunggang Parangan   membantu bila Pangeran bersedia



 198  Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik   Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik   199
   206   207   208   209   210   211   212   213   214   215   216