Page 210 - Final Sejarah Islam Asia Tenggara Masa Klasik
P. 210

banyak historiografi tradisional, semisal   bagin da. Orang tua itu menulis sesuatu                 Salasilah Kutai, penyebaran Islam      berhasil mengungguli kesaktian raja.
            lontara’ patturioloanga ri Tugowaya, Raja   di atas kuku ibu jari Raja Tallo, dan                   di Kalimantan Timur terjadi pada       Sehingga, atas dasar itu, Raja Mahkota
            Tallo, yang juga menjabat Mangkubumi    mengirimkan salam kepada orang ajaib                        masa Kerajaan Kutai, tepatnya masa     mengaku kalah dan akhirnya memeluk
            Kerajaan Go wa—I Mallingkaang           yang ada di pantai (Khatib Tunggal). 170                    pemerintahan Raja Mahkota (1575-       Islam. Raja Mahkota dibimbing untuk
            Daeng Mannyonri—diberitakan telah                                                                   1610), raja keenam yang memerintah     mengucapkan dua kalimat syahadat
            diislamkan oleh orang Minangkabau,      Waktu kha tib Tunggal diberitahu                            Kerajaan. Dalam Salasilah tersebut     dan diikuti rakyatnya. Sejak itu, Raja
            Abdul Makmur Khatib Tunggal yang        tentang pertemuan Raja dengan orang                         diceritakan bahwa agama Islam dibawa   Mahkota menjadi raja Islam. Dan
            kemudian diberi gelar Dato’ ri Bandang.   tua, ia melihat bahwa yang tertulis di                    dua tokoh agama dari Minangkabau,      semua raja yang belum masuk Islam
            Setelah berdiam di Ujung Kampung        atas ku ku ibu jari Raja Tallo adalah surah                 bernama Tuan Haji Bandang dan Tuan     ditaklukkan untuk diarahkan agar
            Pamatoang pada pertengahan abad         Al Fatihah. Khatib Tunggal menyatakan                       Haji Tunggang, setelah sebelumnya      memeluk Islam. 172
                                                    bahwa orang tua yang menjumpai
            ke-16, Dato’ ri Bandang kemudian                                                                    mengislamkan Makassar. Kedua ulama
            dikenal sebagai alim yang mengajak      baginda adalah penjelmaan Nabi                              itu telah bersepakat melanjutkan       Lain halnya dengan Banjarmasin di
            raja untuk beralih menjadi Mualim.      Muhammad sendiri. Orang Makassar                            dakwah ke Kerajaan Kutai. Namun,       Kalimantan Selatan. Sebagaimana
                                            169
                                                                                                                                                       dikisahkan teks sejarah lokal wilayah
                                                    menamakan penjelmaan Nabi Muham-
            Seorang Belanda ahli Makassar lebih     mad itu “Makkasaraki nabbi Muhamma”.                        guna mengawasi perkembangan Islam      tersebut, Hikayat Banjar,  proses
                                                                                                                                                                            173
            jauh menulis tentang proses konversi                                                                di Makassar, mereka memutuskan
            keagamaan tersebut. Mengacu pada        Sebagian orang Makassar menafsirkan                         salah seorang dari mereka harus tetap   Islamisasi Banjarmasin tidak melibatkan
                                                    kalimat itu sebagai asal mula nama kota
                                                                                                                                                       ulama seperti halnya di Kutai.
            tradisi lisan yang hidup di tengah      Makassar. Maka, segera setelah bertemu                      di Makassar. Maka, Tuan Haji Bandang   Melainkan, ia berlangsung melalui
            Muslim Makassar, dia mengisahkan        dengan Khatib Tunggal, baginda                              tetap tinggal di Makassar, sementara   intervensi politik kerajaan Demak di
            bahwa Islamisasi di Makassar bermula    memeluk Islam dan menyebar kannya                           yang bertugas melakukan dakwah di      Jawa. Kisah ini bermula ketika Pangeran
            ketika ada seorang ulama dari           ke semua orang Makassar. Khatib                             Kutai adalah Tuan Haji Tunggang yang   Samudera memberontak melawan
            Minangkabau, bernama Abdul Makmur       Tunggal lah yang memegang peranan                           oleh penduduk setempat dikenal dengan   pamannya, Pangeran Temanggung yang
            Khatib Tunggal, tiba di pelabuhan Tallo   dalam mengajarkan agama Islam itu.                        nama Tuan Tunggang Parangan.           bertahan di Negaradaha. Sang Pangeran
            pada 1605, dengan menumpang sebuah      Sampai sekarang, apa yang dianggap                          Teks Salasilah selanjutnya menceritakan   menuntut haknya menjadi raja sesuai
            perahu ajaib. Setibanya di pantai, ia   sebagai tempat pertemuan Raja Tallo dan                     bahwa suatu ketika Tuan Tunggang       wasiat kakeknya, yang mewariskan tahta
            shalat yang mengherankan rakyat.        (penjelmaan) nabi Muham mad masih                           Parangan menemui Raja Mahkota dan      kerajaan untuknya. Mendengar saran
            Setelah itu, ia menya takan keinginannya   ada, dan dijadikan tempat keramat                        mengutarakan maksudnya, meminta        pembantu-pembantunya, Pangeran
            untuk menghadap raja. Mendengar         yang diziarahi. Begitu juga kuburan                         Raja Mahkota masuk Islam. Raja         Samudera mengirim utusan ke Jawa
            berita kedatangan orang ajaib itu,      Khatib Tunggal di kota Makassar masih                       Mahkota bersedia masuk Islam dengan    untuk meminta bantuan tenaga perajurit
            Raja Tallo ber gegas pergi ke pantai. Di   terpelihara dengan baik. 171                             syarat bahwa Tuan Tunggang Parangan    dari kesultanan Demak.
            tengah perjalanan ke pantai, di pintu                                                               mampu mengalahkannya dalam adu
            gerbang halaman istana Tallo, baginda   Masih terakait ulama Minangkabau                            kesaktian. Dan Tuan Tunggang Parangan   Atas dasar itu, demikian Hikayat
            bertemu dengan seorang tua yang         adalah Islamiasi Kutai di Kalimantan                        bersedia memenuhi keinginan raja.      Banjar menuturkan, raja Demak akan
            menanyakan tentang tujuan perjalanan    Timur. Seperti diceritakan dalam                            Singkat cerita, Tuan Tunggang Parangan   membantu bila Pangeran bersedia



         198    Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik                                                                                           Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik   199
   205   206   207   208   209   210   211   212   213   214   215