Page 224 - Final Sejarah Islam Asia Tenggara Masa Klasik
P. 224

datangnya—diperlakukan sebagai          Islam terjadi. Baik sebagai agama, yang                     perdagangan local di wilayah perairan   menerapkan tiga aspek paradigmatis
            saluran yang komunikatif, seakan-       bertolak dari ajaran ke-esa-an Allah                        Nusantara.  Begitulah bisa dikatakan   dari tradisi politik Timur Tengah—yaitu
                                                                                                                         7
            akan semua unsur bisa saja dipakai      dan pengakuan akan Muhammad s.a.w.                          bahwa penyatuan pemerintahan serta     perekonomian yang menggunakan uang
            dalam hubungan antarkomunitas. Pada     sebagai utusanNya, maupun sebagai                           perkembangan ekonomi di Cina di        dengan birokrasi dan kebijaksanaan
            gilirannya maka bisalah dikatakan       kekuatan dagang dan politik, Islam tidak                    bawah dinasti baru, T’ang, bahkan      fiskal, aparatur militer-birokrat Islam,
            pula bahwa hubungan kultural yang       memecah belah suasana kultural yang                         semakin menyuburkan wilayah Lautan     dan akhirnya, pola penyelenggaraan
            kosmopolitan ini berperan dalam         cosmopolitan ini. Tetapi secara perlahan-                   Hindia sebagai suasana kultural yang   negara dengan gaya Persia. Identifikasi 11
            pemupukan suasana kesezamanan           lahan Islam mengubah landasan                               saling memahami.  Menjelang akhir      aspek-aspek paradigmatis ini tentu bisa
                                                                                                                                8
            dengan dunia luar. Dalam suasana        ideologis dari kosmopolitanisme itu.                        abad XI—berdasarkan umur dari          diperdebatkan—Brakel”, umpamanya,
            ini tentu bisa dipahami kalau seorang   Agama ini datang dan menyebar                               peninggalan sebuah kuburan Islam       menunjukkan suasana kehidupan istana
            pengelana dan pelajar agama dari Cina   dengan memakaikan suasana yang telah                        paling tua di pantai Jawa bagian Timur—  Aceh di abad XVII yang nyaris tidak
            pada abad VII, I-tsing, dengan begitu   lebih dahulu berkembang. Memang,                            wilayah Lautan Hindia boleh saja       berbeda dengan istana Mughal. Namun
            saja mampir lebih dulu di ibukota       sebenarnya proses Islamisasi—lebih                          dikatakan telah menjadi “laut berbahasa   pendapat Wink tentang perbedaan
            kerajaan Sriwijaya, dalam pelayarannya   daripada Hinduisasi—tidak dapat                            Arab”. 9                               budaya dan politik dalam suasana
            menuju Nalanda, pusat agama Buddha      dipisahkan dari perkembangan                                                                       kosmopolitan yang baru adalah sebuah
            di India. Kebetulan ketika itu kerajaan   perdagangan jarak jauh. Sudah sejak                       Sifat dari proses terjadinya perubahan   alat analisa yang strategis. Dari konsep
            Sriwijaya bukan saja telah memainkan    abad VII dan terutama setelah abad                          apalagi transformasi kebudayaan        historis yang bertolak dari corak
            peranan sebagai pusat perdagangan       IX dimasuki para pedagang Arab,                             adalah masalah yang selalu memancing   paradigmatis ini bisalah didapatkan
            maritim, tetapi juga pusat studi agama   yang datang dari Teluk Persia, telah                       perdebatan akademis. Namun pada        suatu kerangka teoretis untuk
            Buddha. Maka bisalah dipahami juga      menjadikan perairan Nusantara sebagai                       awalnya proses Islamisasi wilayah      memahami mengapa pola tingkah laku
            kalau I-tsing mampir diibukota Sriwijaya   tempat persinggahan dalam pelayaran                      Asia Tenggara sesungguhnya berarti     tertentu ditemukan di anak-benua India,
            untuk mempersiapkan dirinya sebelum     perdagangan mereka menuju Cina.Jadi                         pengenalan kesadaran kosmopolitanisme   tetapi tidak di Al-Hind, yang terletak
            mendalami teks-teks Budhisme yang       bisalah dipahami juga kalau laporan                         yang baru dan—bersamaan dengan         di seberang Sindhu? Padahal keduanya
            lebih sukar di Nalanda. 5               dari para pedagang Arab yang sempat                         gejala kulturan ini—munculnya suatu    diikat oleh rasa kesatuan yang dipelihara
                                                    singgah ataupun kabar dari pelayar lain                     model dari higher civilization yang    oleh perdagangan jarak jauh serta
            Suasana intelektual yang kosmopolitan   tentang pulau Jawa dan Sumatra telah                        baru pula. Dalam artikelnya yang       pemahaman dan pengertian yang relatif
            ini dipupuk oleh kepentingan dagang     cukup banyak juga. 6                                        didukung oleh penelitian yang teliti dan   sama tentang kosmopolitanisme Islam.
            dan kekuasaan serta dibina para                                                                     argumentasi yang ketat, Andre Wink
                                                                                                                                                 10
            penguasa kota-kota pelabuhan dan        Peranan pedagang Arab di perairan                           mengatakan bahwa walaupun terjadinya   Komersialisasi, pembentukan negara
            bahkan, meskipun dengan intensitas      Nusantara semakin penting, ketika, di                       Islamisasi di India dan kepulauan      (state-formation) dan terbentuknya umat
            berbeda, juga dipelihara oleh mereka    abad X, Cina melarang kedatangan para                       Indonesia mulai berlangsung setelah    yang diikat oleh “tali Allah”, seperti
            yang menguasai wilayah agraris.         pedagang Arab di pelabuhan mereka.                          kesatuan politik Abbasiah ambruk.      yang terjadi di pantai selatan anak-benua
            Dalam suasana inilah pula secara        Di saat inilah mereka, para pedagang                        Namun begitu hanyalah wilayah          India, adalah tiga aspek pokok dari
            pelan dan berangsur-angsur penetrasi    Arab itu, terpaksa semakin aktif dalam                      yang kini disebut India saja yang      proses Islamisasi di bumi Nusantara



         212    Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik                                                                                           Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik   213
   219   220   221   222   223   224   225   226   227   228   229