Page 229 - Final Sejarah Islam Asia Tenggara Masa Klasik
P. 229
forum tempat manusia atau, bisa juga Inilah sekelumit episode dari peristiwa medan perang bukanlah sesuatu yang Islam, sebagai landasan dan model
masyarakat (sebagaimana yang selalu tragis yang menimpa kerajaan maritim aneh dalam tradisi sastra Melayu klasik. dari “budaya tinggi”—yang dibina
ditekankan oleh mazhab Annales) sebagai yang perkasa, Malaka, seperti dilukiskan Tampak-tampaknya hal ini bukanlah oleh golongan atas masyarakat—
“aktor sejarah”,yang selalu berusaha dalam Sejarah Melayu. Episode ini dengan sekadar konvensi literer belaka, tetapi telah makin meluas. Kalau saja
memerangi segala macam hambatan jelas menunjukkan keakraban dengan adalah gambaran dari sebuah tradisi hipotesa Schrieke yang terkenal, yang
dan mengatasi tekanan yang bisa tradisi sastera Islam dan kecenderungan yang terus berlangsung, malah sampai mengatakan bahwa perkembangan
menghalangi tercapainya keinginan untuk memberi fungsi simbolik pada ke abad XIX. Peranan Hikayat Perang Islam di Asia Tenggara, khususnya
subjektif. Dari perspektif ini maka tradisi cerita heroik dalam masa krisis. Di Sabil, karya Teungku Chick Muhammad Indonesia, adalah sebagai bagian dari
dapat pula dilihat sebagai kebebasan bagian lain dari naskah, diceritakan pula Pante Kulu, dalam “perang di jalan dinamika “the race with Christianity”
yang harus mengarahkan dialog yang kesukaan Sultan untuk mendiskusikan Allah” di Aceh, umpamanya, sampai (perlombaan dengan Kristen)
terus menerus dengan kenyataan masalah agama yang sulit-sulit. 19 kini masih dikenang. 20 ada benarnya, maka pada abad
22
struktural dan eksternal. Karena itu XVII perlombaan itu praktis telah
upaya untuk menemukan berbagai Jika saja pernyataan ibn Majid, pelayar Kembali tentang Sejarah Melayu. dimenangkan Islam. Tradisi lokal
tradisi yang mendasari berbagai corak Arab yang membawa Vasco de Gama Bagi Johor mengingatkan kisah yang tentang Islamisasi Gowa-Tallo memang
klehidupan dari masyarakat Islam yang ke Calicut,tentang situasi budaya mungkin terjadi kira-kira satu abad menyatakan pula bahwa para pendeta
berbeda-beda adalah sebuah cara untuk Islam pada abad ke-XV mengandung sebelum Sejarah Melayu ditulis itu Kristen terlambat datang dari Malaka.
memahami perjalanan serta prospek kebenaran dan bukan sekadar letupan mempunyai maksud tertentu juga. Ketika mereka tiba tiga orang “datuk”
sejarah. kejengkelannya terhadap situasi sosial- Di samping untuk keperluan internal dari Minangkabau telah berhasil
kultural yang tak sesuai dengan yang istana, baik sebagai landasan legitimasi, merangkul sang raja. Menjelang akhir
Pembentukan Tradisi Politik diinginkannya, maka episode tersebut maupun, dan terutama, sebagai alat abad XVII suasana kultural baru
Struktur Kekuasaan dan Tradisi tentu hanyalah karya rekaan belaka pengingat bagi penguasa tentang telah makin terbentuk. Dalam situasi
atau, lebih tepat, tak lebih dari konvensi tanggung jawab moralnya. Dalam
Setelah mereka gagal menghalau literer Melayu belaka. Boleh jadi kisah suasana ini maka kisah-kisah dalam inilah Sultan Iskandar Thani dari
serangan tentara Portugis (1511) Sultan ini adalah bagian dari usaha istana Sejarah Melayu dapat berfungsi sebagai Aceh dikisahkan oleh Hikayat Marong
Malaka dan laskarnya beristirahat di Johor untuk membanggakan kebesaran contoh tentang pola yang sesuai bagi Mahawangsa mengirimkan Kitab Sirat
pinggiran ibukota. Panglima perang Malaka sebagai peletak dasar tradisi seorang penguasa. Sejarah Melayu pun ‘al Mustakim, karya Nuruddin ar
meminta agar Hikayat Muhamad Hanafiah, Islam Melayu. bisa juga dilihat sebagai panggilan Raniri, kepada “raja Kedah”, yang
dibacakan. Sedangkan Baginda lebih suka hegemoni dari dinasti Palembang- telah resmi menjadi “Sultan”, sebagai
mendengarkan Hikayat Amir Hamzah, Ketika buku ini ditulis Johor, pewaris Malaka-Johor di perairan Selat Malaka. 21 pegangan bagi penguasa Muslim yang
23
kisah legendaris paman Nabi. Tetapi langsung kesultanan Malaka, sedang baru itu. Historisitas dari kisah yang
karena panglima dan semua laskar tetap berusaha membangun hegemoni politik Abad XVII adalah abad yang telah juga disinggung di atas, dengan
bersikeras pada keinginan mereka, maka di Selat Malaka. Hanya saja tentu bisa paling menentukan dalam sejarah mudah dapat dibantah. Tetapi kisah ini
kisah cicit Nabi Muhammad itu akhirnya juga dicatat bahwa membacakan kisah perkembangan Islam di Asia Tenggara. menunjukkan betapa pentingnya abad
dibacakan juga. kepahlawanan ketika beristirahat di Barangkali pula pada abad inilah ini dalam ingatan kolektif.
216 Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik 217