Page 232 - Final Sejarah Islam Asia Tenggara Masa Klasik
P. 232
transformasi menjadi penguasa temporal sedangkan adat oleh para uluebalang— mengadakan reaksi. Dengan didukung untuk mempelajari agama baru itu
atau dunia belaka. Masalahnya menjadi tetapi politik yang dijalankan dengan oleh ibu kandung La Maddaremmeng ke pusat-pusat keagamaan. Salah
30
berbeda kalau pemegang kekuasaan konsisten dan dijaga dengan baik, sendiri, kaum bangsawan Bugis seorang dari mereka adalah Syekh
yang sah telah tersingkir dan tak lagi akhirnya dapat juga menciptakan meminta Gowa untuk campur tangan. Jusuf, seorang ulama, yang dari segala
32
bisa menjalankan fungsinya dengan realitasnya sendiri. Maka, ulama pun Dengan campur tangan militer Gowa, segi dapat dilihat sebagai salah satu
baik, maka ulama pun harus sanggup menjadi counter elite, yang bersaingan La Maddaremmeng, raja revolusioner bintang pemikir Islam yang menerangi
34
mencari pemecahan terhadap masalah dengan para penguasa lokal untuk yang saleh itu, akhirnya kalah (1644) Nusantara di abad XVII. Menurut
33
kekosongan ini. Sebab bagaimanapun mendapatkan kekuasaan. dan diasingkan ke Gowa. Selama tradisi Makassar, setelah menyelesaikan
juga kekosongan kekuasaan adalah Proses pembentukan tradisi politik 17 tahun, hingga munculnya Arung pelajarannya di Tanah Suci (sekitar
35
sesuatu yang bertentangan dengan Islam di Sulawesi Selatan terjadi melalui Palaka, anak La Maddaremmeng, Bone tahun 1678) Syekh Jusuf kembali ke
fitrah masyarakat. Inilah yang terjadi peristiwa yang cukup unik. Di bawah berada di bawah dominasi politik Makassar (Gowa). Tetapi ia kecewa
ketika raja dari pusat kekuasaan negara, rajanya yang ke-12, Bone, kerajaan Bugis Gowa. Petualangan Arung Palaka, mendapatkan di tanah kelahirannya
sebagai akibat langsung dari agresi yang paling besar, harus mengalami dan para sekutunya, dengan Speelman betapa longgarnya praktek keagamaan.
Belanda dalam perang secara salah biasa kekalahan militer dari Gowa-Tolla Gubernur Jenderal Belanda, dalam Segala upayanya untuk memperbaiki
disebut Perang Aceh (1897-1904).Dalam yang telah menganut Islam. Dalam melawan Sultan Hasanuddin dari Gowa, keadaan menemui kegagalan. Karena
suasana perang ini para uluebalang tahun 1610 Bone secara resmi masuk telah mempengaruhi jalannya sejarah kecewa, ia meninggalkan Makassar dan
atau, penguasa lokal, juga gagal untuk Islam. Tiga puluh tahun kemudian, raja Nusantara pada abad ke-17. Tetapi pergi ke Banten. Di sini ia menjadi guru,
mengisi kekosongan kepemimpinan Bone ke-13, La Maddaremmeng (1613- gerakan pembaruan keagamaan yang menantu, dan kawan dekat Sultan Ageng
36
antar wilayah. Situasi inilah yang 1644) tidak hanya melanjutkan proses dicanangkan oleh La Maddaremmeng Tirtayasa dalam melawan V0C. Tetapi
menyebabkan para ulama menampilkan penggabungan hukum Islam ke dalam meninggalkan pengaruh yang dalam ia tertangkap dan dibuang ke Srilangka
diri tidak saja sebagai pemimpin perang, lembaga tradisional Bone, tetapi juga pada masyarakat Bugis. dan kemudian Afrika Selatan. Disinilah
tetapi juga sebagai perumus realitas mencanangkan “gerakan pembaruan Gowa-Tallo, tak ubahnya dengan ia meninggal dunia (1699).
Aceh yang otentik. Dengan intervensi keagamaan”. La Maddaremmeng kerajaan-kerajaan maritim lain, seperti Sementara itu raja Gowa (Sultan
Belanda, khususnya melalui politik memerintahkan kaulanya untuk Malaka atau Aceh, sepenuhnya terlibat Abdul Jalil) selalu bermimpi tentang
“pasifikasi”, yang diperkenalkan Snouck mematuhi ajarah hukum Islam secara dalam dunia kosmopolitan Islam. Syekh Jusuf, yang dianggap sebagai
Hurgronje, ulama ditampilkan sebagai total. Ia juga memerintahkan keluarga Kerajaan-kembar ini tidak hanya menjadi anggota keluarga kerajaan. Karena
counter elite dalam berhadapan dengan bangsawan untuk membebaskan tempat persinggahan para musafir itu pada tahun 1705 raja meminta
uluebalang, yang dijadikan sebagai budak mereka. Dengan tindakan ini La ulama, baik dari Minangkabau, yang VOC agar mengembalikan kerangka
“sekutu”. Meskipun mungkin bertolak Maddaremmeng sesungguhnya telah menurut tradisi adalah tanah asal dari Syekh Jusuf. Konon VOC akhirnya
31
dari landasan pemahaman terhadap memulai suatu “revolusi sosial”, karena para mubaligh yang mengislamkan memenuhi permintaan ini. Syekh Jusuf
masyarakat Aceh dan Islam yang perbudakan adalah tulang punggung mereka, maupun dari tempat- tempat dimakamkan di tanah kelahirannya-
kurang tepat—Islam dipertentangkan ekonomi bangsawan Bugis. “Revolusi” lain di dunia Islam Melayu, tetapi tempat yang ia tinggalkan dengan rasa
dengan adat, Islam diwakili oleh ulama, ini mendorong kaum bangsawan untuk juga mengirimkan anak-anak mereka kecewa sebelum pindah ke Banten. Ia
220 Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik 221