Page 274 - Final Sejarah Islam Asia Tenggara Masa Klasik
P. 274

pusat penyebaran agama Islam. Bahkan,   Mataram menaklukkan Batavia —                               agama”. Ia adalah, panembahan, penguasa   Begitulah “sejarah” (dalam pengertian
                                                                                138
            jika perlu, Malaka pun bisa mencoba     yang jelas Sultan Agung adalah raja                         lokal, yang telah menjadi susuhunan—   empiris) dan “mitos” (sebagai sesuatu
            menandingi kedudukan Pasai sebagai      yang memulai proses institusionalisasi                      gelar yang selama ini dipakaikan bagi   yang dianggap benar) saling memperkuat
            pusat ilmu keagamaan  Tarsila pun       Islam ke dalam tradisi Jawa. Namun                          para wali—dan sultan, penguasa Muslim   claim sang penguasa sebagai seorang
                                 136
            mengatakan bahwa organisasi pusat       tidak hanya karena ini namanya diingat                      dari sebuah kemaharajaan. Dan, laporan   yang “agung” atau “mahkota alam”
            kekuasaan pertama, yang bercorak        Babad Tanah Jawi. Ia pun diceritakan                        Belanda pun menceritakan betapa sang   yang berbeda ialah corak “mitos” Sultan
            supra-desa, diletakkan oleh Sharif      mempunyai dua istana, yang pertama                          sultan memaksa tawanan Belanda untuk   Agung adalah wakil dari pemikiran
            Kabungsuan, seorang maulana, penyebar   di Laut Selatan dan yang kedua di Kota                      masuk Islam. 141                       sufistik yang “kejawen”, maka Iskandar
            Islam. Bukan itu saja ia pun juga seorang   Gede. Istana Laut Selatan—suatu yang                                                           Muda digambarkan oleh seorang ulama
            keturunan Nabi. Demikian juga Sulu.     mitologis—adalah tempat tinggalnya                          Beaulieu, laksamana Prancis, dan saksi   yang menentang pemikiran monistik
            Landasan tradisi kerajaan diletakkan    bersama Nyai Loro Kidul pasangan                            mata orang Eropa lainnya terpaksa      yang “wujudiyah”. Akibat perbedaan
            oleh Raja Baginda, yang datang dari     abadi raja-raja Mataram. Sedangkan                          geieng-geleng kepala melihat kekerasan   ini, terpantul jelas dalam pembentukan
            Minangkabau. Hal ini diperkuat oleh     yang di Kota Gede—sesuatu yang ril—                         yang dilakukan oleh Iskandar Muda      tradisi politik.
            menantunya, Sayyid Abu Bakar, seorang   menurut pengamatan historis pelapor                         (1607-1636) terhadap siapa pun yang  142
            muballigh. Ialah yang menjadi raja Sulu   Belanda, “besar dan terbuka”. Babad ini                   mencoba menentang kekuasaannya         Abad XVII memang merupakan zaman
                                                                              139
            yang pertama. Jadi kesultanan Sulu tak   juga menceritakan bahwa baginda sering                     tetapi bagi Nuruddin ar-Raniri, penulis   dari munculnya raja-raja teladan—
            bisa dipisahkan dari hubungan antara    shalat di Masjidil Haram di Mekkah.                         Bustanus-Salatin, sultan ini tak kurang   berani, adil, dan bijaksana. Mereka pun
            Sulu (sebagai “pemberi” wanita) dengan   Babad Nitik Sultan Agung mengatakan                        daripada seorang pembela agama, dan    selalu pula dikenang dalam ingatan
            dunia Melayu lain (Raja Baginda) dan    bahwa raja besar ini mengalahkan                            yang menegakkan hukum dan moral        kolektif dan tradisi sebagai pembela dan
            pusat Islam (Abu Bakar, yang juga       Minangkabau dan Palembang dengan                            agama. Penaklukan-penaklukan yang      pejuang agama. Meskipun kalah, mereka
            keturunan Nabi). 137                                                                                dilakukannya pun bukan pula karena     tetap dikenang demikian. Begitulah
                                                    memakaikan kekuatan gaib dan                                dorongan kekuasaan, tetapi terjadi atas   sikap terhadap Sultan Hasanuddin dari
            Meskipun mempunyai landasan             mengislamkan kedua keluarga kerajaan                        “iradah Allah” atas nasib manusia      Gowa, seorang “ayam jantan dari timur”
                                                                                                                                             143
                                                       140
            keabsahan kekuasaan yang berbeda-       itu. Memang ini semua adalah hal-                           Iskandar Muda menurut Adat Aceh (dari   (ungkapan Speelman yang kini dipakai
            beda pusat-pusat kekuasaan Islam di     hal yang tidak bisa dilihat dengan                          abad XVIII) adalah peletak dasar dari   sebagai simbol kabupaten Gowa).
            Asia Tenggara mempunyai beberapa        kacamata sejarah, tetapi mitos akan                         hukum yang berlaku di Aceh. Ialah      Demikian pula halnya dengan Sultan
                                                                                                                                         144
            persamaan yang penting. Semua raja-raja   membuyar begitu saja; tanpa adanya                        yang menggabungkan beberapa gampong    Ageng Tirtayasa (1651-1683) yang harus
            besar mereka diingat dan dilukiskan     suatu suasana historisitas mendukung                        (kampung) menjadi sebuah mukim, yang   menghadapi serangan V.O.C., yang telah
            sebagai penakluk dan pemersatu          mitos ini. Maka memang Sultan Agung                         berpusat pada sebuah mesjid. Sesuai    bersekongkol dengan putra mahkota.
            kerajaan, pembela agama, dan pemegang   bukan saja meluaskan kerajaan Mataram,                      dengan hukum fikh Syafei sebuah        Atau Sultan Baab Ullah (1570-1583) dari
            monopoli kekuasaan serta otoritas       dengan mengalahkan pusat-pusat politik                      mesjid barulah dibenarkan berdiri jika   Ternate, yang meskipun sebentar, tetapi
            tertinggi keagamaan. Apapun motffnya    dan perdagangan di pasisir, Ia pun                          telah mempunyai empat puluh orang      dapat membalas penghianatan Portugis
            (sesuatu yang dicurigai oleh Berg,      menjadikan dirinya sebagai Khalifatullah                    jamaah. Jadi, organisasi sosial kerajaan   yang telah membunuh ayahnya, Sultan
            sebagai akibat kekalahan yang penguasa   Sahidin Panatagama, wakil Allah pengatur                   disesuaikan dengan keharusan ibadat.   Khairun (1570).



         262    Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik                                                                                           Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik   263
   269   270   271   272   273   274   275   276   277   278   279