Page 272 - Final Sejarah Islam Asia Tenggara Masa Klasik
P. 272

Kembali kelihatan bahwa negara          kesatuan antara rakyat dan raja. Lebih                      juga harus mempertanggungjawabkan      antara lain juga “menyelesaikan” segala
            atau kerajaan adalah refleksi dari      dari pada itu “daulat”, yang dilandaskan                    perbuatannya kepada rakyatnya,         kemungkinan terjadinya “apa yang
            kepribadian sang raja.                  pada keadilan ini adalah langkah bagi                       ataupun kepada tradisi normatif yang   dipercaya” dengan “apa yang terjadi”.
                                                    mendekatkan raja, sang makhluk,                             telah dipupuk. Pertanggung-jawaban     Tetapi mitos inilah yang menjadi bagian
            Bertolak dari pemikiran sufistik yang   kepada Allah—ia menjadi “wali Allah                         ini adalah pula alat ideologis untuk   dari kesadaran kultural. Mitos pula yang
            sama, tetapi memakai bentuk wacana      sempurna wasil”.                                            menjamin kelangsungan dinasti dan      membentuk dan sekaligus mendapat
            yang diwarnai oleh suasana kultur lokal,                                                            untuk memperbesar kekuasaannya.        pengesahan dalam sistem pengetahuan
            Serat Centhini, karya eksiklopedis abad   Keutuhan kosmis ini adalah tujuan                         Barangkali dalam hal ini Berg  benar   yang berlaku dalam komunitas kognitif.
                                                                                                                                          134
            XVIII Jawa, melukiskan dunia yang ril   normatif yang ingin dicapai. Apakah                         juga, bahwa salah satu fungsi dari
            ini tidak ubahnya dengan permainan      terpantul dalam syair pujaan atau pun                       karya-karya para pujangga ialah untuk   Begitulah, baik Sejarah Melayu, Babad
            wayang yang dimainkan oleh ki dalang.   nasehat, keutuhan kosmis merupakan                          memperbesar kekuatan magis sang raja.  Tanah Jawi atau pun tarsila dari tradisi
            Dan “dalang yang sesungguhnya ia raja   landasan “ideologis” umum dari raja-                                                               Sulu dan Mangindanao menghadapkan
            sendiri. Ialah wakil nabi. Nabi adalah   raja Islam di Asia Tenggara. Bukan saja                    Sistem birokrasi yang belum            diri pada usaha menjawab landasan
            wakil Tuhan yang Maha Kuasa. Nabi       mereka selalu digambarkan dengan                            lancar memang secara praktis           legitimasi berdirinya dinasti yang
            dan raja adalah perwujudan Allah”. 133  idiom-idiom sufistik, tak jarang mereka                     lebih memerlukan alat integratif       berkuasa. Sebab dalam konteks inilah
                                                    juga terlibat dalam suasana sufistik                        yang bercorak lain. Dalam usaha        kehadiran dan kekuasaan sang raja
            Dalam usahanya menerangkan tentang      ini—apapun gaya dan sifat monistik                          pertanggungjawabkan kekuasaan ini      bisa diterima. Maka Senapati, pendiri
            ciri-ciri perbuatan adil, Tajus-Salatin   yang mereka pahami. Tidaklah terlalu                      maka kitab seperti Tajus-Salatin bisa   dinasti Mataram digambarkan sebagai
            mengatakan bahwa hal ini sebenarnya     berlebihan kalau dikatakan bahwa,                           berperan sebagai referensi tentang     pewaris kerajaan yang sah, sebab ia
            subjektif. Apa yang dirasakan baik      terlepas daripada perbedaan yang                            bagaimana yang “ideal” itu semestinya.   bukan saja keturunan Brawijaya (raja
            oleh raja seandainya suatu tindakan     terdapat di dalamnya, sebagian besar                        Tetapi yang ideal itu bagaimanapun juga   Majapahit terakhir) tetapi juga Sunan
            atau hukum dikenakan padanya,           dari karya yang dihasilkan oleh                             berhadapan dengan kenyataan yang ril.   Giri yang pertama (salah seorang Wali
            tentu akan baik juga dirasakan rakyat.   para pujangga kraton atau penulis                          Dialog antara keharusan ideal dengan   Sanga) Jika ini belum cukup Babad Tanah
            Sebaliknya apa yang akan dirasakan      istana hanyalah mungkin dipahami                            kenyataan historis tak bisa dihindarkan.   Jawi pun menyatakan bahwa ia adalah
            jelek bagi dirinya, tentu akan jelek juga   dengan pendekatan sufistik, bukan                       Maka makna normatif pun diberikan      penerima wahyu cakraningrat dan suami
            dirasakan rakyat. Jadi patokan yang     dari kacamata fikh atau hukum.                              terhadap pengalaman sejarah. Pemberian   Nyai Loro Kidul.  Sejarah Melayu, yang
                                                                                                                                                                       135
            sederhana ialah kesamaan perasaan.      Tetapi, sebelum hal ini dilanjutkan,                        makna normatif terhadap sejarah inilah   ditulis untuk keperluan istana Johor,
            Inilah awal dari keadilan dan ini       sebagaimana telah dikatakan di                              yang merupakan unsur dalam proses      pewaris Kesultanan Malaka, melukiskan
            pulalah sesungguhnya dasar utama        atas, raja tidaklah sebuah konsep                           mitologisasi—suatu proses yang kadang-  awal Malaka dari Palembang, tempat
            dari “daulat”. “Daulat”, kalau begitu,   yang abstrak. Raja adalah kenyataan                        kadang menjadikan “sejarah” (sebagai   mendaratnya putra Iskandar Zulkarnain.
            tidaklah sekadar landasan legitimasi    empiris. Kalau begitu maka seorang                          pengetahuan empiris atas peristiwa     Jadi Johor adalah persambungan
            kekuasaan tetapi sesungguhnya adalah    raja harus mempertanggungjawabkan                           yang terjadi di masa lalu) terlempar ke   yang tanpa putus dari matarantai ini.
            pula pantulan dari adanya persamaan     landasan legitimasinya, atau                                belakang. Sejarah telah jadi mitos yang   Dan, lebih lagi Malaka pun telah pula
            perasaan itu. “Daulat” berakar pada     keabsyahannya sebagai penguasa. Ia                          memberikan suasana yang akrab dengan   memainkan peranan penting sebagai



         260    Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik                                                                                           Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik   261
   267   268   269   270   271   272   273   274   275   276   277