Page 313 - Final Sejarah Islam Asia Tenggara Masa Klasik
P. 313

mereka menjadi Muslim yang tanpa   pertentangan kelas (class conflict) untuk   ekonomi dan kekuasaan tentu   Demak, dan Banten terhadap kerajaan
 mereka sadari melalui kepengikutan   memperebutkan aset-aset produksi   mengiringi islamisasi tetapi itu lebih   Jawa-Hindu (1993: 26-27).
 atau mengikuti contoh. Selain itu, juga   (modes of production). Bagi Karl Marx,   merupakan dampak atau media untuk   “Unremitted labours” adalah software
 murni karena pertimbangan politik.   pertentangan kelas adalah inti dari   memperlancar islamisasi. Buku Sejarah
 Pandangan Vlekke yang ia tuangkan   materialisme historis. Marx membagi   Nasional Indonesia Jilid III yang dieditori   dan energi yang bekerja di balik semua
                                                    proses islamisasi yang berlangsung
 dalam bukunya Nusantara: Sejarah   dua jenis konflik kelas: “Class in itself”   Uka Tjandrasasmita cukup proporsional   di dunia Islam sepanjang sejarah.
 Indonesia, menurut Taufik Abdullah,   dan “class for itself.” Yang pertama   dalam menjelaskan masalah yang
 cukup banyak kelemahannya. Buku itu   adalah kelas tanpa kesadaran di mana   sebenarnya klasik tapi penting ini:  Semangat ini misalnya terdeteksi dari
 tak memakai sumber-sumber primer,   sekelompok orang dengan posisi,   para pendakwah di masa-masa awal
 kecil membicarakan peranan Sumatra,   kedudukan dan kepentingan yang   Kedatangan Islam dan cara   di Nusantara yang penuh kesulitan
 mengabaikan peringatan Resink tentang   sama menempati sebuah kelas secara   menyebarkannya kepada golongan   tapi tak mengenal lelah menyebarkan
 regio-sentrisme dan tidak berdasarkan   alamiah. Class in itself tidak melahirkan   bangsawan dan rakyat umumnya, ialah   agamanya seperti dijelaskan Arnold.
 riset yang mendalam (2008: xxvii, xxxii).   gerakan sosial dan mobilisasi politik   dengan cara damai, melalui perdagangan   «Mereka pada mulanya,” kata Arnold,
 Karenanya, anjur Taufik, walaupun   karena tidak ada kesadaran kelompok   dan da’wah oleh mubalig-mubalig atau   ”melaksanakan dakwah tanpa bantuan
 buku Vlekke ini lumayan, tapi tak   di dalamnya. Sedangkan class for   orang-orang alim. Kemudian apabila   dan perlindungan pihak pemerintah
 perlu direkomendasikan untuk dibaca.   itself adalah kelas dengan kesadaran.   situasi politik di kerajaan-kerajaan itu   yang berkuasa, melainkan semata-mata
 Pandangannya tentang dakwah itu   Sekelompok orang dengan posisi,   mengalami kekacauan, dan kelemahan   dengan kemampuan persuasi yang
 mungkin salah satu contoh konkret dari   kedudukan dan kepentingan yang   disebabkan perebutan kekuasaan di   telah seringkali menghadapi tantangan,
 anjuran Taufik Abdullah.  sama, menempati sebuah kelas yang   kalangan keluarga raja-raja, maka   terutama dari pihak bangsa Spanyol.
 sama, memiliki kesadaran bersama,   agama Islam dijadikan alat politik bagi   Tetapi di samping berbagai kesulitan itu
 Pandangan Arnold menjadi sangat   membentuk gerakan bersama untuk   golongan bangsawan atau raja-raja yang   dan dengan hasil yang belum memadai,
 sentral karena telah menegaskan   kepentingan bersama kelas itu   menghendaki kekuasaan itu. Mereka   para mubalig tersebut bertekad
 bahwa sejarah Islam berkembang di   (Haralambos and Holborn, 1995). Tentu   berhubungan dengan pedagang-pedagang   mempergiat usahanya dengan semangat
 atas landasan spiritualitas, semangat   saja, materialisme historis Marx adalah   Muslim yang posisi ekonominya kuat   yang tak kenal lelah, sambil terus
 keagamaan (ghirah) dan keyakinan   abstraksi masyarakat Eropa abad ke-19   karena penguasaan pelayaran di lautan   menyempurnakan cara-cara kerjanya,
 kaum Muslimin sebagai zeitgeist yang   yang tidak relevan dengan masyarakat   dan perdagangan. Apabila telah terwujud   yang mereka pandang masih belum
 membedakannya dengan arus produksi   Muslim yang harus dijelaskan oleh   kerajaan Islam maka barulah mereka   sempurna” (Arnold hal. 317).
 sejarah Barat. Dengan demikian, teori   filsafat sejarah Islam. 17  melancarkan perang terhadap kerajaan
 sejarah Islam—meminjam Karl Popper—  bukan Islam. Hal itu bukan semata-  Penjelasan aspek motivasi yang sifatnya
 telah “memfalsifikasi”  berbagai   Berbeda dengan materialisme historis   mata karena masalah agamanya, tetapi   mental-spiritual ini menjadi relevan
 16
 pandangan sekular seperti materialisme   yang tak mempresentasikan pandangan   karena dorongan politik untuk menguasai   bila dihubungkan dengan kondisi alam
 historisnya Karl Marx bahwa   sejarah Islam, pandangan Arnold lebih   kerajaan-kerajaan di sekitarnya seperti   tradisional Nusantara pada masa-masa
 sejarah umat manusia digerakkan   relevan menjelaskan masifnya proses   misalnya Gowa terhadap kerajaan-  awal datangnya Islam. Melalui media
 oleh kepentingan ekonomi melalui   islamisasi. Kepentingan-kepentingan   kerajaaan lainnya di Sulawesi Selatan,   transportasi yang sederhana, para



 300  Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik   Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik   301
   308   309   310   311   312   313   314   315   316   317   318