Page 60 - Final Sejarah Islam Asia Tenggara Masa Klasik
P. 60

yang biasa dipakai oleh para ulama dan   hegemoni politik terbesar di wilayah                       Tetapi apakah arti dari pantulan-      yang monoteistis dan dinamika serta
            selalu dipakai sultan setiap kali baginda   Nusantara selama abad ke-14.                            pantulan kisah ini jika ditinjau dari   gejolak perjalanan peradaban wilayah
            datang ke mesjid untuk shalat jum’at),                                                              dari sudut sejarah intelektual? Kalau   menjadi dua dinamika kultural yang
            dan memakai jubah kebesarannya, yaitu   Barulah sejak pertengahan abad ke-                          sekiranya lembaran sejarah kepulauan   saling terkait.
            mantel dari sutra dan katun. Sewaktu ia   15 sampai awal abad ke-16 kesultanan                      Indonesia dibalik-balik lagi dan
            mninggalkan mesjid, gajah dan kuda telah   Malaka, yang telah menganut Islam,                       kearifan yang terpantul dari dinamika   Ketiga, sejarah dari alur dinamika
            menanti di pintu gerbang. Adat kebiasaan   tampil sebagai kekuatan besar                            kehadiran Islam boleh dirumuskan maka   pemikiran Islam di wilayah Nusantara
            mereka ialah kalau Sultan naik gajah,   dalam kemaritiman dan aktivitas                             beberapa hal pun bisa dikemukakan.     barulah bermula ketika “dunia Hindu-
            maka para pendampingnya naik kuda       perekonomian internasional. Sejarah                         Pertama, Islam mulai berkembang        Budha” telah mengalami krisis dan di
            atau sebaliknya. Pada waktu itu baginda   Melayu, meskipun ditulis setelah                          di Asia Tenggara ketika agama ini      saat penyebaran serta penetrasi ekonomi
            naik gajah, maka kamipun menunggang     kejatauhan Malaka, dengan jelas                             telah “lulus ujian”—Islam telah pula   dan politik kolonialisme Barat telah
            kuda dan pergi dengan baginda ke majelis   mengisahkan suasana sosial-politik                       sempat berhadapan dengan empat         berada di ambang pintu. Keempat, Islam
            persidangan.”                           bahkan juga kebudayaan tentang masa                         peradaban besar– Persia, “Hellenisme”,   mulai semakin meningkat menjadi
                                                    ketika Malaka telah menampilkan                             Byzantium, India—sebelum wafatnya      urf—pengetahuan yang telah umum
            Begitulah suasana kerajaan Samudra      dirinhya sebagai kekuatan besar.                                                                   diterima—sedangkan kemungkinan
            Pasai ketika berada di bawah                                                                        Nabi Muhammad. Aspek struktural dari   terjadinya variasi lokal telah pula
            pemerintahan al-Malik az-Zahir, Sultan   Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis                         kebudayaan Islam bisa saja dipengaruhi   merupakan bagian dari ketentuan yang
            keempat dari kesultanan Islam yang      (1511) malah seakan-akan membuka                            oleh peradaban-peradaban besar itu,    diakui dalam kanon hukum Islam.
            jelas tercatat dan terekam dengan baik   sumbat dinamika politik dan pemikiran                      tetapi sebagai agama yang menempatkan
            sebagai yang kerajaan Islam tertua di   Islam. Periode awal abad ke-16 sampai                       pertanggungjawaban transendental       Kesemua situasi sosial-historis
            kepulauan Nusantara. Dari catatan Ibn   dengan akhir abad ke-18–dengan abad                         sebagai pusat dari segalanya, maka     ini membawa akibat pada corak
            Batuta, yang berasal dari Tunisia ini   ke-17 sebagai puncak–boleh dikatakan                        bisalah dikatakan bahwa monoteisme     keprihatinan dan renungan keagamaan
            tampaklah bahwa kesultanan Samudra      sebagai masa naik dan mekarnya                              yang total adalah landasan hakiki dan   dan, tentu saja, dinamika sosial-kultural
            Pasai melanjutkan tradisi kesultanan    pusat-pusat kekuasaan Islam di dunia                        abadi dari kehadiran Islam. Kedua, ketika   yang dimunculkan. Renungan teologis
            yang pernah dilaporkan Marco Polo,      Nusantara (termasuk Filipina). Dalam                        ajaran Islam yang monoteistik ini mulai   dan inovasi dalam masalah hukum telah
            pengembara dari Venesia. Tetapi, pada   periode inilah pula sesungguhnya                            menyebar secara geografis maka ketika   lebih dulu mendapatkan batas-batas
            waktu yang bersamaan kerajaan Hindu     proses Islamisasi dari berbagai wilayah                     itulah berbagai permasalahan teologis   yang “baku” yang didukung oleh sistem
            yang terbesar dalam sejarah kepulauan   dan kesatuan etnis-kultural merupakan                       semakin jernih pula bisa “diselesaikan”.   otoritas teologis yang berlaku. Sementara
            Nusantara ini, Majapahit, telah pula    gejala yang agak umum, bukan lagi                           Patokan ortodoksi dibakukan—           itu kepranataan adat dan pemandangan
            menampilkan kehadirannya di ujung       bersifat fragmentaris. Proses ini sampai                    setidaknya begitulah gejala kultural   hidup tradisional telah dapat pula
            Timur pulau Jawa. Perkembangan          sekarang terus berjalan, meskipun                           umum di wilayah Nusantara (kepulauan   dijadikan sebagai saluran dalam proses
            sejarah selanjutnya memperlihatkan      dinamika sejarah dalam masa dua                             Indonesia, Tanah Semenanjung, Brunei   “domestikasi” Islam dan peralihan Islam
            bahwa Majapahitlah, bukannya Samudra    abad yang terakhir inilah yang paling                       dan kepulauan bagian Selatan Filipina).   dari sesuatu yang berasal dari “luar”,
            Pasai yang tampil sebagai pemegang      menentukan.                                                 Di wilayah inilah Islam, sebagai agama   bisa dijadikan secara konseptual sebagai



         48     Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik                                                                                           Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik   49
   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65