Page 61 - Final Sejarah Islam Asia Tenggara Masa Klasik
P. 61

yang biasa dipakai oleh para ulama dan   hegemoni politik terbesar di wilayah   Tetapi apakah arti dari pantulan-  yang monoteistis dan dinamika serta
 selalu dipakai sultan setiap kali baginda   Nusantara selama abad ke-14.  pantulan kisah ini jika ditinjau dari   gejolak perjalanan peradaban wilayah
 datang ke mesjid untuk shalat jum’at),   dari sudut sejarah intelektual? Kalau   menjadi dua dinamika kultural yang
 dan memakai jubah kebesarannya, yaitu   Barulah sejak pertengahan abad ke-  sekiranya lembaran sejarah kepulauan   saling terkait.
 mantel dari sutra dan katun. Sewaktu ia   15 sampai awal abad ke-16 kesultanan   Indonesia dibalik-balik lagi dan
 mninggalkan mesjid, gajah dan kuda telah   Malaka, yang telah menganut Islam,   kearifan yang terpantul dari dinamika   Ketiga, sejarah dari alur dinamika
 menanti di pintu gerbang. Adat kebiasaan   tampil sebagai kekuatan besar   kehadiran Islam boleh dirumuskan maka   pemikiran Islam di wilayah Nusantara
 mereka ialah kalau Sultan naik gajah,   dalam kemaritiman dan aktivitas   beberapa hal pun bisa dikemukakan.   barulah bermula ketika “dunia Hindu-
 maka para pendampingnya naik kuda   perekonomian internasional. Sejarah   Pertama, Islam mulai berkembang   Budha” telah mengalami krisis dan di
 atau sebaliknya. Pada waktu itu baginda   Melayu, meskipun ditulis setelah   di Asia Tenggara ketika agama ini   saat penyebaran serta penetrasi ekonomi
 naik gajah, maka kamipun menunggang   kejatauhan Malaka, dengan jelas   telah “lulus ujian”—Islam telah pula   dan politik kolonialisme Barat telah
 kuda dan pergi dengan baginda ke majelis   mengisahkan suasana sosial-politik   sempat berhadapan dengan empat   berada di ambang pintu. Keempat, Islam
 persidangan.”  bahkan juga kebudayaan tentang masa   peradaban besar– Persia, “Hellenisme”,   mulai semakin meningkat menjadi
 ketika Malaka telah menampilkan   Byzantium, India—sebelum wafatnya   urf—pengetahuan yang telah umum
 Begitulah suasana kerajaan Samudra   dirinhya sebagai kekuatan besar.   diterima—sedangkan kemungkinan
 Pasai ketika berada di bawah   Nabi Muhammad. Aspek struktural dari   terjadinya variasi lokal telah pula
 pemerintahan al-Malik az-Zahir, Sultan   Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis   kebudayaan Islam bisa saja dipengaruhi   merupakan bagian dari ketentuan yang
 keempat dari kesultanan Islam yang   (1511) malah seakan-akan membuka   oleh peradaban-peradaban besar itu,   diakui dalam kanon hukum Islam.
 jelas tercatat dan terekam dengan baik   sumbat dinamika politik dan pemikiran   tetapi sebagai agama yang menempatkan
 sebagai yang kerajaan Islam tertua di   Islam. Periode awal abad ke-16 sampai   pertanggungjawaban transendental   Kesemua situasi sosial-historis
 kepulauan Nusantara. Dari catatan Ibn   dengan akhir abad ke-18–dengan abad   sebagai pusat dari segalanya, maka   ini membawa akibat pada corak
 Batuta, yang berasal dari Tunisia ini   ke-17 sebagai puncak–boleh dikatakan   bisalah dikatakan bahwa monoteisme   keprihatinan dan renungan keagamaan
 tampaklah bahwa kesultanan Samudra   sebagai masa naik dan mekarnya   yang total adalah landasan hakiki dan   dan, tentu saja, dinamika sosial-kultural
 Pasai melanjutkan tradisi kesultanan   pusat-pusat kekuasaan Islam di dunia   abadi dari kehadiran Islam. Kedua, ketika   yang dimunculkan. Renungan teologis
 yang pernah dilaporkan Marco Polo,   Nusantara (termasuk Filipina). Dalam   ajaran Islam yang monoteistik ini mulai   dan inovasi dalam masalah hukum telah
 pengembara dari Venesia. Tetapi, pada   periode inilah pula sesungguhnya   menyebar secara geografis maka ketika   lebih dulu mendapatkan batas-batas
 waktu yang bersamaan kerajaan Hindu   proses Islamisasi dari berbagai wilayah   itulah berbagai permasalahan teologis   yang “baku” yang didukung oleh sistem
 yang terbesar dalam sejarah kepulauan   dan kesatuan etnis-kultural merupakan   semakin jernih pula bisa “diselesaikan”.   otoritas teologis yang berlaku. Sementara
 Nusantara ini, Majapahit, telah pula   gejala yang agak umum, bukan lagi   Patokan ortodoksi dibakukan—  itu kepranataan adat dan pemandangan
 menampilkan kehadirannya di ujung   bersifat fragmentaris. Proses ini sampai   setidaknya begitulah gejala kultural   hidup tradisional telah dapat pula
 Timur pulau Jawa. Perkembangan   sekarang terus berjalan, meskipun   umum di wilayah Nusantara (kepulauan   dijadikan sebagai saluran dalam proses
 sejarah selanjutnya memperlihatkan   dinamika sejarah dalam masa dua   Indonesia, Tanah Semenanjung, Brunei   “domestikasi” Islam dan peralihan Islam
 bahwa Majapahitlah, bukannya Samudra   abad yang terakhir inilah yang paling   dan kepulauan bagian Selatan Filipina).   dari sesuatu yang berasal dari “luar”,
 Pasai yang tampil sebagai pemegang   menentukan.  Di wilayah inilah Islam, sebagai agama   bisa dijadikan secara konseptual sebagai



 48  Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik   Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik   49
   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66